Akhirnya adegan toyor- menoyor antara mas kelapa muda sama Eza berakhir karena adanya sosok satpam, iya berkat gue manggil satpam buat berhentiin mereka berdua. Padahal gue masih suka adegan pertengakaran mereka, gue suka aja jadi tim hore saat adegan baku hantam. Bego emang. Tapi untuk kali ini gue harus menyampingkan ego gue untuk melihat aksi toyor- toyoran mereka, karena gue nggak mau ngerusak acara pameran orang. Kasihan orang nya sudah menyiapkan acaranya dari sekian lama malah dirusak sama mereka berdua karena salah paham.
Priiiiitttttt..
Suara peluit milik satpam menginterupsi mereka untuk berhenti, ngomong- ngomong pak satpamnya nggak bisa selow dikit niup nya mana kenceng banget suaranya, kuping gue jadi budek sebelah nih.
"Kalian jangan ribut disini, atau nggak kalian keluar aja dari sini."
Wohoo ini satpam galak juga ya kayak guru tatib di sma dulu, pantes aja dia jadi satpam cocok sih.
"Ini pak dia mau nipu saya." adu Eza pada pak satpam sambil nunjuk- nunjuk ke arah mas kelapa muda.
"Nggak pak ini salah paham, masa dia tiba-tiba noyor muka saya." mas kelapa muda juga tidak mau kalah, ia berusaha membela dirinya.
Priiiiitttttt..
Tuh kan kalau gini mah kuping gue jadi budek dua- duanya. Ini satpam suka banget bunyiin peluitnya dikira mau lomba lempar lembing apa hah?
"Lebih baik kalian selesaikan masalahnya diluar secara damai dan kekeluargaan."
Akhirnya kita bertiga keluar. Gue menceritakan semuanya dari awal lebih tepatnya memaksa Eza untuk mendengar penjelasan dari gue. Bahwa gue pernah ketemu mas kelapa muda kapan hari, dan Eza juga pernah gue ceritain tentang cowok itu sebelumnya pas makan bubur ayam. Eza kemudian minta maaf karena sudah salah paham, dia sih nggak mau dengerin gue. Gue belum kelar ngomong dia udah main toyor- toyor an aja.
"Jadi lo bener seorang fotografer nih bukan abang- abang kelapa muda yang mau nipu gue kan?"
"Ngapain juga sih gue bohong, nih kalau nggak percaya." mas kelapa muda kemudian menyerahkan kartu nama dan kartu tanda mahasiswa nya.
Ohh.. Dia ternyata kuliah di Jogja, ISI jurusan fotografi, hemm keren juga.
"Itu kartu nama gue, kalau lo mau lo bisa gabung sama gue buat bikin konten bareng, karena gue akhir-akhir ini banyak tawaran job, jadi gue mau ngajak lo kerja sama."
"Sudah terima aja Za, jangan nolak rezeki." usul gue pada Eza yang sedang binggung antara memilih untuk ikut atau nggak.
"Gue lihat selera fotografi lo sama kayak gue, lebih simpel dan klasik. Gue juga bikin konten youtube, kalo mau gabung silahkan aja, terserah lo sih enaknya gimana."
Eza terlihat menimbang- nimbang keputusan untuk ikut kerja sama atau nggak, sampai akhirnya
"Lo masih nggak percaya juga kalau gue fotografer? Yah meskipun belum semahir orang- orang sih, tapi gue sedang ber-."
"Oke. Deal, gue sepakat kerja sama bareng lo."
"Mantap lah haha." dia senyum Ya Tuhan, senyum nya nular banget gue jadi ikutan.
"Ngomong- ngomong sorry ya buat tadi." lirih Eza dan dibalas tatapan sinis mas kelapa muda.
"Pipi gue sakit nih." adu mas kelapa muda sambil memegangi pipi nya, duh jadi kasihan nih gue.
Ngomong- ngomong kita bertiga sedang duduk- duduk di angkringan, banyak banget menu yang kita pesen tadi. Ada berbagai macam sate- satean dan gorengan. Sama jangan lupakan ikon nya Jogja, kopi Joss. Iya, kopi hitam yang pas nyeduh itu langsung dimasukin arang. Kalau kalian main ke Jogja kalian wajib cobain kopi Joss, dijamin deh enak banget, sensasinya itu loh yang bikin gue tertarik buat nyobain.
"Gue belum tahu nama lo, kan acara perkenalan tadi sempat tertunda gegara salah paham."
Gue sama Eza kompak ngakak mendengar ucapan mas kelapa muda. Awalnya Eza berniat untuk memperkenalkan kita tadi, dikarenakan ada kesalah pahaman jadi sampai sekarang masih menjadi misteri siapa nama asli dari mas kelapa muda.
"Gue Janu, Janu Jayantaka kalau lo?" mas kelapa mu- emm maksud gue Janu mengulurkan tanganya dan langsung gue jabat balik tangannya lalu tersenyum megah ala Sabilla.
"Oh gue Sabilla. Sabilla Poetri Chandara."
Gue lega banget bisa tahu nama dia, biar pas manggil nggak pakai sebutan mas kelapa muda.Di angkringan malam ini kita bertiga cerita banyak tentang kuliah, Jogja tapi yang paling dominan sih pembicaraan mereka berdua seputar dunia fotografi dan tetek bengeknya yang gue nggak paham.
"Bil pulang yuk sudah malam, besok pagi- pagi kita balik. Gue nggak mau lo besok bangunnya telat." eza tiba- tiba berdiri dari tempat duduknya.
"Iya iya ngomel mulu lo mirip ndoro ratu." gue beranjak dari tempat duduk mengikuti Eza dan segera membereskan barang- barang gue yang ada di atas meja.
"Lah buru- buru banget nih?" tanya Janu karena melihat kita yang buru- buru balik.
"Biasa lah bro, besok masih ada urusan kuliah. Gue balik dulu ya Nu."
"Oh gitu, yaudah hati- hati Za." mereka berdua ber-tos ria ala cowok seperti biasa.
"Emm Nu, gue- balik dulu ya. Thank's buat hari ini."
Duh aslinya gue pengen lama-lama di Jogja tapi gimana ya, gue masih punya tanggung jawab yang belum gue selesaikan.
"Iya, hati- hati. Jangan tidur malam- malam, eh maksud gue-- biar besok nggak telat bangun." dia menggaruk lehernya lalu tersenyum kikuk, udah gue bilangin senyuman dia tuh nular.
"Iya makasih udah ingetin gue."
"Bil buru lama amat sih."
"Iya Za sebentar, bawel amat heran gue."
"Dah Nu gue balik dulu." gue melambaikan tangan ke arah Janu lalu dibalas anggukan sama dia.
Kayaknya lama- lama di dekatnya Janu nggak baik buat kesehatan jantung gue, jika pertemuan pertama adalah suatu kebetulan dan pertemuan kedua adalah takdir maka pertemuan ketiga dan seterusnya adalah kesempatan yang diberikan semesta, dan gue nggak akan menyiakan itu, karena kesempatan nggak datang dua kali, mungkin bisa tapi pasti ada yang berbeda.
-cuap cuap author-
How was ur day gaiss?
Minggu" ini diriku lagi disibukkan sama kuliah, harus bolak- balik kampus- rumah yang jaraknya jauh bgt. Karena lagi hectic ngurusin krs an.
-dariku yang beberapa hari ini perasaan dipermainkan krs an-
KAMU SEDANG MEMBACA
When You Love Someone
CasualeWhen you love someone, just be brave to say that you want her to be with you. When you hold your love, don't ever let it go or you will lose your chance. -endah-