Chapter 41

8.9K 281 24
                                    

🎶Westlife - Unbreakable

•••

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ketika keluar, ia berpas-pasan dengan dua orang gadis yang baru saja hendak masuk. Kedua alis Devlin menyatu, menemukan Brittany dan Evelyn.

Tatapannya bertemu dengan keduanya. Devlin sedikit menyingkir untuk memberi ruang untuk mereka masuk. Meski Evelyn sempat mendelik penasaran padanya, Devlin mengabaikannya dan melanjutkan perjalanannya.

"Sepertinya Pearl memiliki rencana kenapa Victoria masih diizinkan bergabung dengan kelompok kita.."

Samar-samar Devlin mendengar suara Evelyn. Ia berhenti sejenak, namun tidak membalikkan tubuhnya.

"Ya. Pearl memang punya rencana. Dia hanya memanfaatkan Victoria dan Doris untuk dijadikan pesuruh dan kambing hitamnya. Kau tahu 'kan, kelas A dan B selalu bersaing. Kalau saja Aunty Kate tidak menjadi kepala sekolah, maka guru-guru pasti selalu menatap kelas B sebagai kelas yang paling buruk."

"Pearl sangat cerdik, dia bisa membalikkan fakta dan menyerang kelas A."

"Tentu saja. Kelas B akan dicap sebagai kelas paling terbaik di mata guru lainnya."

"Lalu bagaimana dengan Victoria dan Doris? Apa Pearl masih tetap menampung mereka walau kemenangan kita berhasil di raih?"

Kini Devlin memutar tubuhnya, menatap kedua gadis yang masih setia berdiri didekat pintu masuk klub, sedang berbincang tanpa melihat kesekitar mereka.

"Eve, kau tahu seperti apa watak Pearl. Ketika ia sudah mendapatkan kemenangan, tentu saja Pearl akan mencampakkan Victoria dan Doris. Ah, jangan lupakan pembantu kelas F, Senta."

Tiba-tiba Devlin merasakan punggungnya nyeri. Ia sedikit menunduk, memijit pangkal pelipisnya yang mendadak berdenyut. Ia melanjutkan langkahnya menuju parkiran, membuatnya tidak bisa lagi mendengar percakapan Brittany dan Evelyn.

Nafasnya terengah-engah. Devlin duduk di kursi kemudi, menempelkan keningnya pada setir. Keringat membanjiri seluruh tubuhnya. Ia meringis tertahan ketika nyeri dipunggungnya semakin menjadi-jadi.

Perutnya bergejolak. Devlin buru-buru keluar mobil dan memuntahkan isi perutnya kemudian kembali masuk kedalam mobil. Wajahnya lesu dan bibirnya pucat.

"Apa yang terjadi pada diriku?" gumamnya pelan. Ia menyandarkan punggungnya dan menatap lurus kedepan.

Devlin menduga-duga gejala yang dialaminya. Segera ia mengeluarkan ponselnya lalu mengetikkan sesuatu. Setelah mendapati apa yang dicarinya, ekspresinya seketika berubah.

The Baby Boss With Hot Bodyguard #BOOK1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang