[ CHAPTER_8 ]

1 0 0
                                    


Sudah 5 tahun lamanya kulalui hari-hariku tanpa sahabatku. Oh, tidak aku masih punya dua sahabat yang setia padaku. Min jung dan Baek hyun. Aku rasa mereka teman terbaikku saat Bo mi pindah, aku dan Bo mi sudah berteman sejak SMA kelas 1. Masa-masa SMA memang indah untuk di kenang, tapi tidak indah jika aku harus mengingat seseorang. Ya, Hyun seong. Tidak, aku sudah tidak mendengar kabar apa pun tentangnya. Semenjak kami berpisah di halte itu. Aku duduk sendirian lagi, tapi kurasa itu lebih baik dari pada aku harus bergelut dengan para permen karet, yang setiap harinya pasti sudah menempel dengan sempurna di rok seragamku. Tapi entah kenapa karena tingkahnya itu aku malah menyukainya. Saat ia pergi aku malah merindukannya. Sepertinya aku memang benar-benar bodoh. Aku tidak pernah merasakan seperti ini sebelumnya. Jantungku berdetak lebih cepat ketika aku melihat wajahnya. Ya, walalu pun ia selalu menjengkelkanku.

Aku telah lulus dari salah satu Universitas terbaik di Korea Selatan. Aku bangga! Aku bisa diterima di Universitas karena beasiswa, bukan karena memaksa mereka untuk menerimaku yang di iming-imingi dengan uang. Aku menjadi anak mandiri setelah aku tinggal hanya bersama kakakku. Tapi aku meninggalkan kakakku. Ibuku meninggal saat melahirkanku. Ayahku, entah ayah kemana. Kakakku menjadi anak yang sering mabuk dan datang ke klub-klub malam. Untungnya Tuhan berpihak padaku, aku menjadi anak yang pintar saat aku mulai tinggal sendiri. Sejak aku kelas 2 SMA. Sejak saat itu pula hanya Bo mi yang menemani hariku. Tapi tidak lagi saat Bo mi pindah ke Amerika bersama keluarganya, untungnya aku masih memiliki Baek hyun dan Min jung yang setia menjadi sahabatku. Karena itu, aku membenci keluargaku sendiri dan memutuskan untuk hidup sendiri.

Memang berat menjalani hidup sendiri, tapi ya apa boleh buat? Toh buktinya aku bisa membiayai kuliahku sendiri hingga lulus.

Drrrttt...Drrrttt...

Min jung : Apa besok kau sibuk? jika tidak, ayo pergi bersama! Air mataku menetes seketika saat membaca pesan itu. Temanku. Park Min jung, walau pun dia cengeng, selalu merepotkanku, tapi aku sangat senang mengenalnya.Bo mi akan memiliki keluarga malam ini, aku akan datang ke pesta pernikahannya.

" Sepertinya musim dingin kali ini akan benar-benar dingin." Jelasku sembari menghias wajahku,sederhana. Tapi cukup bagiku.

Malam ini aku di undang ke pernikahan Bo mi sahabatku. Tak terasa waktu berjalan sangat cepat. Aku rasa, baru kemarin kami berpisah, tapi sekarang ia akan menikah.Tak kusangka, pesta pernikahannya begitu mewah. Mataku terbelalak tak percaya. Tenyata dia mengundang seluruh teman-teman yang ada di SMA.

" Baek hyun-a!." Sapaku pada seseorang yang tak asing bagiku.

" ah, Yong in. sudah lama kita tidak berjumpa. Bagaimana kabarmu? Kau terlihat berbeda dari yang dulu." Kami berjabat tangan dan berbincang banyak. Semenjak kami makan siang bersama, Baek hyun dan aku jadi teman baik.

Baek hyun menceritakan pengalamannya saat dia kuliah. yak! Baek hyun memanglah anak yang pintar, dia sangat berbakat dalam dunia bisnis. Tapi ia sekarang bukanlah hanya menjadi pebisnis hebat. Baek hyun menjadi Jendral Angkatan Laut di Korea Selatan. Sungguh prestasi yang membanggakan, dan patut di acungi jempol.

DUARRR~ Kembang api yang diluncurkan sangat indah. Aku saja sampai terpana melihatnya.

" Ohh, maaf." Aku menginjak seseorang di belakangku saat aku mundur. Siapa dia? Sepertinya wajahnya tak asing bagiku.

" Yong in?." Caranya menatapku dan caranya memanggilku masih sama.TING!! Begitu kira-kira bunyinya. Aku tahu!

" Ah! JUNG SEONSAENGNIM!!!." Langsung kupeluk. Entah kenapa aku merasa senang sekali melihat wajahnya.

" Yong in ssi! Kau terlihat cantik sekarang."

" Ahh, apa aku tidak cantik saat SMA? Anak siapa ini?." Kulihat perut Jung Seonsaengnim membesar sekarang. Wajahnya tidak banyak berubah, aku pikir dia memang awet muda.

My Heart Is BeatingWhere stories live. Discover now