Bab 1

57.7K 2.4K 233
                                    

Tayang perdana hari ini.
Karena antusias kalian yang wow banget!!!!!

Happy reading 😘

🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁

Cerai adalah kata yang paling menyakitkan bagi Adinata. Begitu cintanya ia pada sang istri. Membuat luka di hatinya tak bisa terobati. Adinata adalah seorang pembisnis yang sukses di usia yang menginjak 30 tahun.

Kehidupannya baru akan memasuki kebahagiaan yang sesungguhnya karena lahir sang putri yang lucu. Noushafarina Caesar. Namun, sial. Ketika perusahaannya sedang naik daun, kesibukannya membuat sang istri Inggrid, harus melepas Adinata.

Ia tak sanggup jika harus terus menerus di tinggal pergi oleh Adinata. Di mana ia sangat membutuhkan kasih sayang seorang suami setelah melahirkan.

Inggrid begitu kecewa dan marah pada Adinata yang seolah tak peduli padanya. Kurang lebih dua bulan setelah melahirkan. Inggrid menggugat cerai Adinata. Tepat saat Adinata menaiki fase tertinggi dalam jabatannya.

Kesuksesan memang harus di bayar mahal.

Dan Adinata menyesal....

🍂🍂🍂

Noushafarina terbangun. Adinata yang baru saja akan memejamkan mata langsung kembali melotot lebar. Dengan cepat ia beranjak dari kamarnya dan membuka pintu kamar sang anak.

Putri kecil berusia 9 bulan tengah menangis seorang diri di ranjangnya yang mungil. Di mana ranjang itu di kelilingi pagar pembatas agar tidak jatuh. Selimut yang menutupi tubuh kecilnya telah tersingkir dari tubuhnya. Kedua kakinya yang mungil nampak menendang-nendang dengan lucunya.

Adinata mengusap kepala Nou dan mengangkatnya. Rengekannya tak berhenti dan saat dalam gendongan itulah Adinata tersadar. Jika, tubuh Nou, panas. Ia demam tinggi. Adinata panik.

Dengan cepat ia menyambar selimut dan lari, Ia ambil kunci mobil dan membawanya ke rumah sakit.

🍂🍂🍂

Adinata tengah menghubungi sang ayah. Galen. Tak lama Galen pun sampai di rumah sakit dan menemani Adinata. Adinata nampak murung melihat sang anak yang masih begitu kecil harus berada di rumah sakit.

"Nou, sakit apa?" Tanya Galen.
"Demam tinggi. Katanya sih sudah lama. Dan kata dokter, jika aku terlambat membawa Nou. Nou bisa kejang, Yah." Air mata mengalir di pipi Adinata. Galen tak tega melihat anaknya sedih seperti ini. Ia sendiri tak bisa menjaga cucunya karena ia hanyalah seorang pria tua.

Ibu Adinata telah meninggal sebelum sempat melihat cucunya lahir. Di rumah tak ada seorang pun yang mampu merawat bayi. Dan Adinata tak pernah mau jika sang putri di asuh oleh orang lain.

Galen melihat Adinata tengah mengusap punggung tangan Nou, yang kecil dan terlihat pucat. Adinata bersiap membawa Nou pulang. Dengan obat-obatan yang sudah ia tebus.

Adinata berjalan gontai keluar rumah sakit di temani Galen.
"Ayah akan menginap, menemanimu." Adinata menoleh. "Terima kasih, Ayah."

Mereka pun masuk ke dalam mobil milik Adinata. Karena Galen memang tidak membawa mobil. Ia menaiki taksi tadi.

🍂🍂🍂

Galen mendapat telepon darurat dari kantor. Dan ia harus segera ke kantor secepatnya. Ia bingung karena sang anak sedang sakit. Di tambah tak ada yang menjaganya. Galen ada, tapi, mana mungkin Adinata meminta sang ayah untuk menjaganya.

Akhirnya Adinata memilih membawa serta anak dan ayahnya ke kantor. Ia tak ada pilihan lain. Setidaknya di kantor ia dapat mengawasinya.

Walau sebenarnya tak baik karena Nou tengah sakit. Namun, Adinata benar-benar tak ada pilihan lain.

Duda Anak 1 (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang