Musim Dingin

14 2 0
                                    

Assalamualaikum,
Maaf baru lanjut lagi hehe
Bahkan aku sampai lupa dengan cerita ini,
Huhhhhh PR ku untuk melanjutkan nya banyak sekali
Semoga saja kali ini aku semangat menulis dan banyak inspirasi hehe

Oke, happy Reading Guys 😘

Akhirnya kami bergegas menuju api unggun yang tadi Gilbert katakan

"Alya, apakah kamu sudah merasa baikan? Jika tidak, kita kerumahmu saja, kamu istirahat dan aku akan membuatkanmu api unggun" ucapku khawatir sembari memandu jalan Alya
Karena ia terlihat sangat lemah

"Aku tak apa Ly, sebentar lagi aku akan segar kembali seperti biasa kok,
Oh ya, pakaianmu sangat menghangatkanku, terimakasih ya Ly"
Ucap Alya yang sepertinya sudah semakin membaik dari cara nya berbicara yang sudah tak terbatas

"Baiklah jika seperti itu, iya Alya, sama sama" ucapku tersenyum senang

Tak terlalu lama kami berjalan, akhirnya kami mendapati api unggun yang telah dikelilingi oleh masyarakat,
Ya, api unggun tersebut sedikit jauh dari pemukiman karena sangat besarnya api unggun tersebut

"Hai kalian! kemarilah" ucap seseorang yang menyadari kedatangan kami
"Baik" ucap Alya tersenyum

Saat kami tengah menghangatkan tubuh disini, kami berdua memilih untuk berbincang, karena orang yang lain juga berbicara dengan teman sebelahnya

"Alya, berapa lama kita disini? Bukankah api unggun juga akan mati? Lalu setelah menghangatkan tubuh, apa yang akan kita lakukan?" Tanyaku benar-benar penasaran

"Lily, pertanyaan mu sangat banyak,
Bagaimana aku menjawabnya" ucap Alya dengan ekspresi yang tak dapat dimengerti

"Em, jika seperti itu bagaimana kalau kamu menceritakan tradisi disini selama musim dingin" ucapku semangat

"Baiklah, jadi selama musim dingin, kita akan melakukan tradisi menghangatkan tubuh seperti ini hanya seminggu sekali, sebenarnya tak ada tradisi lagi, setelah kita menghangatkan tubuh, kita bebas melakukan apa saja" jelas Alya

Mendengar ucapan Alya aku hanya bisa meng'oh'kan saja

"Kita pergi sekarang?" Ajak Alya sembari menarikku berdiri
"Pergi? Pergi kemana?" Tanyaku bingung
"Oh Lily, bukankah kau yang mengajakku untuk menikmati masa masamu disini selama musim dingin?" Ucap Alya heran
"Memangnya boleh pergi sekarang? Aku pikir kita pergi saat api unggun telah padam" tanyaku bingung
"Bukankah api unggun ini sangat besar?" Tanya Alya
"Ya, sangat besar" jawabku
"Jika kita menunggu hingga padam, berapa lama kita duduk disini? Kau boleh pergi jika kau merasa tubuhmu telah hangat" jelas Alya
"Oh seperti itu, baiklah kita pergi sekarang" ajakku sembari berdiri hendak jalan bersama Alya

Sepanjang hari ini, kami berkeliling di tengah hutan,
Benar benar tak pernah aku melihat pemandangan seindah ini,
Bahkan aku lebih nyaman disini daripada di istana yang monoton
Tetapi, aku juga merindukan ayah dan bunda,
Hem, andai saja ayah dan bunda mau kesini, pasti mereka akan mengubah kebijakan mereka kepada penduduk disini

"Ly,"
"Lilyyyyyyy......" Teriak Alya disebelah ku
"Eh, iya, kenapa Alya? Kenapa kamu teriak? Aku bahkan mendengar suaramu" ucapku
"Lily, apakah kamu mendengar apa saja yang aku katakan tadi?" tanya Alya
"Yang kamu katakan? Apa yang kamu katakan?" Tanyaku bingung
"Astaga Lily, aku bahkan sudah mengatakan banyak hal, aku menceritakan banyak hal, ternyata kamu hanya melamun, kamu melamun kenapa?" Tanya Alya
"Hem, aku hanya memikirkan bagaimana dan kapan ayah dan bundaku bisa jalan jalan kesini, mereka sepertinya tak pernah melihat pemandangan seperti ini" ucapku sedih
"Oh, jika seperti itu, kau bisa kan mengajak ayah bundamu kesini?" Jawab Alya
"Itu sangat tidak mudah alya," ucapku meneteskan air mata
"Hem yasudah lah, kamu nikmati saja dulu disini, saat pulang nanti kamu dapat menceritakan semua hal yang telah kamu lalui disini" ucap Alya menenangkan ku
"Hem, iya Alya, terimakasih" jawabku tersenyum
"Baiklah, kalau begitu, bagaimana kalau kita melanjutkan perjalanan?" Ajak Alya
"Ayo" jawabku semangat

Selama perjalanan kami hanya membicarakan semua hal, bahkan Alya sangat semangat untuk menceritakan apa saja yang ia ketahui kepadaku
Aku sangat senang, pada akhirnya aku dipertemukan dengannya, dia sudah seperti saudara ku yang telah dikirimkan tuhan kepadaku

"Hati hati Ly, kamu harus loncat, kelihatannya ini adalah anak sungai yang saljunya tak begitu keras, jika kamu menginjaknya, kakimu akan masuk dan itu sangat dingin sekali" ucap Alya dan bergegas meloncati anak sungai yang lumayan lebar
Bahkan aku ragu ragu, apakah aku bisa meloncati ya
"Ayo Ly, kamu pasti bisa" ucap Alya menyemangati ku
"Hem, baiklah" jawabku ragu

Tanpa perlu pikir panjang,
Aku meloncati anak sungai itu, alhasil..
Brakk...
Aku tak bisa loncat seperti Alya,

"Al..ya, bantu a..a.ku, i..i..ini sss..sangat dingin untuk..ku" ucapku menggigil
"Hah? Ayo Ly, tarik tanganku" ucap Alya sembari mengulurkan tangannya

Tak butuh waktu lama, aku telah naik dan aku merasa sangat dingin saat ini,

"Alya, bisakah kamu membantuku? Aku sangat kedinginan saat ini" ucapku lemas

Bagaimana tidak? Tubuhku bahkan terendam hingga pinggang
"Aku butuh api untuk menghangatkanku, ayah, bunda, aku kedinginan" ucapku dalam hati dan tak terasa pipiku telah basah

"Lily, kamu menangis?" Ucap Alya panik
"Aku sangat kedinginan Alya, aku butuh api untuk menghangatkanku, kakiku bahkan tak dapat aku gerakkan, kakiku kaku" ucapku masih menangis
"Baiklah, kita tak membawa korek"ucap Alya sembari mengosokkan telapak tangannya dengan telapak tangan
nya yang lain lalu menempelkan pada kakiku dan seluruh tubuhku,
Aku pun mengikuti apa yang dilakukan Alya terus-menerus hingga akhirnya aku merasa hangat saat ini

"Terimakasih alya,"ucapku sembari memeluk Alya,
"Iya sama sama Lily" ucap Alya senang
"Kapan kita pulang?" Tanyaku
"Kita pulang sekarang saja, matahari mulai terik"ucap Alya mengajakku
"Baiklah"

Beberapa hari, Minggu dan bulan
Selama musim dingin  kami selalu berjalan jalan menyusuri hutan hutan yang ada disini,
Hingga hari terakhir musim dingin
Kami memutuskan untuk berjalan jalan lebih jauh dan lebih lama lagi,

Mungkin sekian hehe
Maaf pendek, aku tak mampu berimajinasi lama lama haha
Don't forget to Vote and Comment
Baca juga cerita pertama ku,
'Al-Baqarah penyebab rindu'
Terimakasih
جزاكم الله خيرا
والسلام عليكم

Imajinasi Lily (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang