Cip's Notes:
Jangan lupa vomment ne^_^
Happy reading
Yeji pov
Soobin segera berjalan keluar kelas. Ku ikuti pria tampan ini. Soobin.. Kau tahu? Aku tidak peduli dengan semua cibiran yang di berikan teman-temanmu untukku. Karena, yang aku pikirkan hanyalah cara untuk membuatmu merasakan sebuah perasaan, dimana kau akan merasakan indahnya jatuh cinta, dan indahnya hidup dengan berbagai macam ekspresi.
Soobin bolos pelajaran untuk hari ini. Aku pun bolos. Apakah aku akan di nilai tak tahu malu dan tidak sadar diri? Tidak apa-apa. Selama pria ini tak menolak untuk aku ikuti, akan terus ku ikuti dia. Jika bahaya mendekatinya, maka aku yang akan menjadi tamengnya. Jika aku di nilai telah menjadi gila hanya karena Seseorang yang hidup seperti patung bernyawa. Ya! Dengan lantang akan kujawab bahwa aku telah menjadi gila karenanya.
Kau tahu kata yang selalu di ucapkan untuk orang yang akan melakukan apapun untuk seseorang yang di cintainya kan? Seseorang yang di sebut dengan...
Budak cinta.
Ya, aku telah menjadi budak cintanya. Akan kuturuti apapun yang diminta Soobin. Namun aku tidak bisa menuruti satu permintaan yang di ucapkannya, untuk berhenti mencintainya...
Maaf Soobin. Aku tidak akan berhenti sebelum kau benar-benar sudah bisa merasakan semua ekspresi yang dirasakan seluruh manusia di dunia ini. Untuk merasakan bahagia.
Pria ini terus berjalan di sepanjang koridor kelas. Entah kemana Soobin akan pergi. Namun, terus ku ikuti sampai ia berjalan ke arah gerbang sekolah. Yatuhan, kemana dia akan pergi?
Ia berjalan melewati Security yang sedang tertidur dengan nyenyaknya di pos mininalis di dekat gerbang itu.
Soobin terus melangkah dan berhenti di halte bus, diikuti aku yang berdiri di sampingnya.
"Kau mau kemana?" Tanyaku pada akhirnya.
"Pulang ke tempat yang kusebut neraka." Jawab Soobin datar. Barusan, dia bilang neraka? Apa sebenarnya dia bisa merasakan walau hanya satu ekspresi?
"Apa maksudmu?" Tanyaku, yang memang tak mengerti. "Tidak. Hanya pulang ke rumah saja." Apa? Apa maksudnya, neraka yang di ucapkannya tadi adalah rumahnya sendiri? Rasa penasaran telah menghantuiku saat ini. Sampai aku pun bertanya dengan pertanyaan yang tak pernah ku tanyakan padanya sampai saat ini.
"Bisa aku ikut?" Tanyaku yang membuat ia menoleh padaku. "Jika kau ingin di bunuh oleh appa ku. Bisa saja sebenarnya." Jawab pria ini. Aku meneguk ludahku kasar. Yatuhan, mengapa aku merasa seperti sedang berhadapan dengan anak seorang psikopat? Ah tidak! Aku tidak boleh merasa takut hanya Appanya! Tapi, jika aku mati sekarang, bagaimana aku bisa buat dia merasakan hidup yang berharga?
Hmmm, berpikir Yeji. Ah! Aku tahu!
"Kalau begitu aku tidak jadi ikut." Alibiku. Sedangkan Soobin hanya mengangkat bahu tak peduli.Bus pun datang dan segera dinaiki oleh kami berdua.
Yeji pov the end
--//--//--
Sesampainya di halte dekat rumah Soobin. Pria itu turun meninggalkan Yeji lebih dulu. Namun tanpa Soobin sadari, Yeji juga turun dan mengikutinya secara diam-diam. Agar tak ketahuan, gadis cantik itu menjaga jarak, dan bersembunyi di balik semak-semak. Sampai saat Yeji melihat Soobin melangkah masuk ke rumahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Without expression
FanfictionHwang Yeji. Dia adalah gadis yang sangat ceria. Dia cantik, dan juga populer di sekolahnya. Dia selalu dikejar banyak lelaki karena visualnya yang tidak main-main. Sampai ia jatuh cinta pada pria tampan bernama Choi Soobin yang selalu dijauhi oleh s...