"Oh My God!"Kataku, horor.
Coretan coretan spidol berupa hujatan, yang kurasa itu permanen, juga sampah makanan yang berhamburan. Pandangan yang benar-benar tidak mengenakan.
Aku mengarahkan pandanganku pada anak-anak dikelasku yang melihatku dengan pandangan-- entahlah aku benci melihatnya.
"Siapa?" Tanya Kyulkyung dingin. Dan aku ikut menatap mereka semua datar.
"Kutanya sekali lagi. Siapa?" Kali ini aku ikut bertanya, berusaha menahan suaraku. Ah- aku benar-benar tidak suka keadaan dimana memaksaku untuk berteriak dan mengulang pertanyaan yang sama.
Aku memejamkan mataku. Mencoba menghirup nafas dalam dan menghembuskannya perlahan. Aku harus tenang. Tidak boleh emosi. Karena jika tidak--
"Kalian bisu?"
Kini Kyulkyung menatap mereka semua dingin."K-kami tidak tahu. Tadi saat kami masuk sudah seperti itu."sahut salah satu siswi.
"Kyulkyung, kurasa ini semua ulah Nayoung dan teman-temannya."
"Sebaiknya kau jangan dekat-dekat dengan Somi.. dia sudah di incar oleh Nayoung. Jangan sampai kau juga kena imbasnya."
Aku mendengus malas mendengarnya. Bahkan Kyulkyung memutar bola matanya tak peduli. "Asumsi bodoh darimana itu, aku tidak takut dengan Nayoung"
Tangan Kyulkyung sudah terangkat untuk membersikan mejaku, namun aku menahannya."tidak perlu." Kataku.
Kemudian aku mengambil tempat sampah yang berada di pojok kelas. Dengan tenang, tanganku merapihkan kembali mejaku.
Aku mengeluarkan sapu tangan dan mulai mengelap mejaku, berharap spidol-spidol itu hilang. Tapi, sepertinya dugaanku benar. Ini permanen.
'BRAAKK'
Seluruh atensi dikelasku, teralihkan pada seorang pemuda yang baru saja masuk kekelasku dan membanting pintu dengan keras.
"Ini tas kamu?"
Aku mendongak, menatap pemuda yang kini mengulurkan tas ransel, berwarna coklat di depanku.
Aku menyerngit, Tas - Aaah.. aku baru sadar kalau tasku memang tidak ada.
"Iya" kataku, dan langsung mengambilnya.
"Kok bisa sama kamu?" Tanya Kyulkyung menatapnya curiga.
"Ada yang menggantungnya di ring basket." Katanya acuh.
"Siapa yang ngelakuin ini?" Tanyanya padaku, ia melirik sekilas mejaku yang penuh dengan coretan.
"Bukan urusan kamu." Ketus Kyulkyung
"Ck. Ya ampun Kyul, galak banget sih." keluhnya, membuat Kyulkyung memutar bola matanya malas. Sementara aku, memeriksa isi tasku melihat apa ada barangku yang hilang.
"Kok kamu bisa tahu ini tas Somi? Jangan-"
"Nggak usah nuduh yang engga-engga. Tadi aku sempat dengar beberapa anak yang bilang, kalau tas itu punya anak baru. Dan setahuku beberapa hari lalu ada anak baru di kelas ini. Jadi aku langsung kesini." Jelasnya.
Aku mengangguk mengerti mendengarnya. "Ah, Terima kasih ya.." Kataku.
Pemuda hanya mengangguk, "Tuh, kayak temanmu dong bilang makasih. Dasar galak!" Ucapnya yang sempat menyentil jidat Kyulkyung sebelum pergi dari kelasku.
"YAK! Awas kau, Kurus!!" Teriak Kyulkyung kesal. Aku hanya menggelengkan kepalaku tak habis fikir ternyata Kyulkyung itu tidak sedingin yang ku kira.

KAMU SEDANG MEMBACA
Princess
FanfictionSomi Ametta Matthew Salah satu putri keluarga Matthew. Anak kelima dari enam bersaudara. Karena trauma dan penyakit yang dialaminya, ia hidup bagaikan Tuan Putri, Namun menurutnya ia hidup seperti dalam 'sangkar emas' yang mengurungnya selama ini...