One

83 9 6
                                    

Happy reading💕💕

Matahari yang cerah, masuk ke sela-sela tirai jendela yang begitu mewah, menerpa wajah cantik dan mungil yang sedang terlelap dalam tidurnya, menikmati bunga tidur dengan senyum terpatri diwajah manisnya, gadis yang terlelap dengan wajah damainya saat ini sedang berada dikamar yang bernuansa merah muda, tepat pada saat itu, seorang wanita paruh baya membuka tirai yang begitu megah, dan akhirnya si gadis cantik dan mungil itu mulai mengerjap-ngerjapkan matanya.

"Jihan, bangun nak, sekarang udah jam setengah 7,"ujar wanita paruh baya tadi dengan memakai celemek dibadannya dan sambil melipat tangan di depan dadanya melihat sang putri satu-satunya mulai kembali sadar dari mimpinya.

"Ngkhhhh,,,"gumam Jihan dan segera duduk dari tidurnya, dan betapa terkejutnya Jihan melihat sesosok wanita paruh baya yang sedang berdiri sambil melipat tanganya di depan dada.

"Bunda,,,??belum berangkat kerja bun, kenapa bunda belum siap-siap?"ujar Jihan sambil mengernyitkan dahi nya melihat aneh kepada bundanya kenapa jam segini beliau masih belum rapi dengan pakaian kantornya.

"Hmm sayang,,bunda mau ngurusin kamu, bunda sadar, selama ini bunda bukanlah bunda yang terbaik buat kamu, bunda nggak bisa terus-terusan cari uang padahal ada yang lebih penting yang harus bunda lakukan, yaitu menjaga dan mengurus kamu, sayang,"kata bunda.

"Maksud bunda, bunda mau berhenti kerja?,"tanya Jihan dengan wajah yang sedikit antusias, berharap keinginan nya selama ini terkabulkan, yaitu mendapat kasih sayang penuh dari orang tuanya.

"Iya sayang,"ucap sang bunda.

Seketika wajah Jihan yang awalnya bingung berubah menjadi senang karena keputusan bunda untuk berhenti bekerja, "makasih bunda,"ucap Jihan langsung bangun dari tidurunya dan langsung memeluk sang ibunda tercinta.

"Maafin bunda ya sayang,"ujar bunda Isyanas pada anak satu-satunya yang sedang dipelukkannya dan sambil mengelus-elus rambut Jihan dengan sayang.

"Iya bunda,Jihan sayang sama bunda,"jawab Jihan.

"Bunda juga sayang sama kamu nak,"ucap bunda nya Jihan.

"Bun-,"belum sempat Jihan menyelesaikan ucapannya, tiba-tiba dia teringat sekarang sudah pukul berapa, dan kalian tau, Jihan telat!.
Jihan langsung melerai pelukkannya dengan bunda, kemudian berlari menuju kamar mandinya.
"Jihan telat bun,"ucap Jihan dengan nada yang sedikit khawatir terhadap nasibnya nanti, bunda hanya menggeleng-gelengkan kepalanya kemudian keluar dari kamar Jihan.

Setelah beberapa menit, Jihan telah siap dengan seragam sekolahnya, dan menuruni tangga rumahnya yang begitu mewah, Jihan memakai kaca mata yang membuatnya terlihat sedikit berbeda dari yang aslinya, dengan pakaian yang longgar dan berpenampilan seperti gadis kutu buku pada umumnya, dia melakukan ini karena alasan.

"Bunda, Jihan berangkat dulu ya,"ucap Jihan dengan tergesa dan langsung pergi menuju pintu utama.

"Eh, nggak sarapan dulu nak?,"ujar bunda.

"Enggak deh bun, Jihan udah telat banget nih, Jihan sarapannya disekolah aja bun,"ucap Jihan langsung pergi keluar dan seperti biasa menunggu angkot menuju sekolahnya.

Sekitar 20 menit, Jihan sampai di gerbang sekolahnya, SMA Bayangkara. Gerbang yang menjulang tinggi sudah tertutup, Jihan menatap gerbang dengan wajah yang sedikit tegang, akhirnya seorang satpam datang dan membukakan gerbang untuk Jihan.

"Kamu terlambat, silahkan lapor dulu ke guru yang sedang bertugas sekarang,"ujar satpam dengan wajah datarnya, Jihan pun menurut dan ia pun masuk dengan wajah tegang, sebelumnya dia tidak pernah terlambat, namun dikarenakan ia menonton film favoritnya tadi malam, Jihan pun begadang hingga pukul 2 pagi.

"Permisi bu, mau minta surat izin bu,"ucap Jihan.
"Ya? kamu kelas berapa? kenapa terlambat?sudah jam berapa sekarang? hmmm?,"ujar Bu Reni dengan sangarnya menatap tajam Jihan yang sedang merunduk.
"Ma-af bu-u, sa-ya kesia-ngan bu-,"jawab Jihan yang langsung dipotong oleh Bu Reni, "Yasudah kali ini saya maafkan, karena kamu pertama kali terlambat, ya sudah kamu silahkan pergi ke kelas, sebelum pikiran saya berubah," ucap Sang Ibu yang langsung masuk ke kantor meninggalkan Jihan yang terpana melihat kebaikan guru killer yang satu ini.

Ketika di kelas, Jihan menatap fokus guru yang sedang menerangkan pelajaran kimia didepan kelasnya, Jihan menyukai pelajaran tersebut, untuk itu dia memperhatikannya dengan baik dan seksama.

"Ssshhttt Ji lo tau nggak?,"ujar Hazel, teman sebangkunya, dan sekaligus sahabatnya.

"Hmm,,?,"ucap Jihan dengan malas.

"Tadi gue liat murid baru,"jawab Hazel dengan sedikit berbisik.

"Lah terus?,"ucap Jihan lagi yang tidak tau arah pembicaraan Hazel kali ini.

"Iihhh lo tuh gimana sih, polos amat jadi orang,"ujar Hazel yang sedikit berteriak. Sehingga guru yang mengajar terganggu.

"Hei Hazel, ada apa?,"ucap Sang Guru.

"Eh, nggak ada kok pak, hehehe,,"cengingir Hazel, sambil menyenggol lengan Jihan.

"Iih apaan sih, Zel,"keluh Jihan.

"Lo bantuin gue napa?,"ucap Hazel yang bisa didengar oleh guru.

"Kamu Hazel, kenapa mengganggu Jihan, yasudah lebih baik kamu keluar kelas sekarang,"ujar guru kimia tersebut dengan sangarnya.

"Eh pak, maaf pak, jangan suruh saya keluar ya pak,"keluh Hazel dengan memakai puppy eyes nya.

"Ya sudah, sekali lagi kamu berulah, kamu harus keluar dari kelas ini, mengerti?,"jawab Sang Bapak.

"Iya pak,"ucap Hazel.

Dan Pak Guru melanjutkan pembelajarannya, hingga bel istirahat pun berbunyi. Seluruh siswa berhamburan keluar kelas, untuk mengisi perut mereka yang sejak tadi demo agar diberi makan.

"Ji, tadi gue belum selesai ngomong,"ucap Hazel dengan sedikit berteriak.

"Ya udah ngomong aja, Zel,"jawab Jihan dengan malas. "Asalkan kamu mesen makanan dulu, nih perut dah lapar banget,"sambung Jihan yang sambil mengelus-elus perutnya yang datar itu.

"Hehehe iya, hampir lupa gue,"cengingir Hazel yang langsung pergi memesan makanan.

10 menit kemudian...

"Jadi apa?,"ucap Jihan sambil mengaduk-aduk bakso nya.

"Jadi gini, tadi gue ngeliat ada murid baru di sekolah kita,"seru Hazel yang sedikit semangat.

"Terus?,"kata Jihan yang sambil memakan baksonya.

"Ter-,"ucap Hazel terhenti ketika seorang cowok menggerebek meja Jihan dan Hazel. Jihan kaget bukan main, dia lagi, dia lagi, mau dia apa sih.

"Woi cupu, ini tempat duduk gue, lebih baik lo minggat sebelum gue hancurin kantin nih,"ucap nya.




maaf kalau sedikit gaje ya teman-teman, maklum baru belajar😅

jangan lupa vote and comment ya guys,,,,
dukungan kalian sangat berarti untukku.....

lopeyuuuusomachhhhhhh 😍

DifficultTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang