Four

37 4 1
                                    

Tak terpikirkan oleh Jihan bagaimana ini bisa terjadi, kenapa harus secepat ini.
Lalu apa yang akan terjadi selanjutnya jika perjodohan ini benar-benar dilakukan, bagaimana pula dengan sekolahnya nanti?

Jam sudah menunjukkan pukul 01.00 WIB.

Setelah pertemuan tadi, Jihan langsung pergi ke kamar tanpa mengucapkan apapun. Baik itu sebuah pertanyaan atau sebuah penolakkan dari perjodohan konyol itu.

~flashback~

"Heheheheh, santai aja kali chol, kamu ini seperti berurusan dengan orang lain saja, kalau misalnya anakmu tidak bisa sekarang ya sudah, kita tunda dulu sebentar, lagian aku memaklumi saja, anak muda ya memang begitu, sibuknya melebihi dari sibuknya presiden," canda ayahnya Jihan tersebut, dan semua orang ikut tertawa kecuali Jihan.

"Baiklah, Fan. Kalau begitu kami pamit pulang dulu ya, semoga perjodohan ini berjalan sesuai harapan," ucap sang bapak yang akan menjadi 'bapak mertua' bagi Jihan.

Oh, takdir. Begitu kejamnya 'bagi' Jihan.

"Yasudah, hati-hati ya, Chol. Salam untuk 'calon menantuku' ya," seru Ayah Jihan sembari berdiri menjabat tangan Nichole yang sudah dahulu berdiri dari sofa empuk keluarga Noisy tersebut.

Setelah sang tamu beranjak dari kediaman Noisy, Jihan langsung beranjak pergi ke kamarnya tanpa meninggalkan sepatah katapun kepada orang tuanya dan pergi dengan tatapan mengecewakan.

Melihat putrinya seperti itu, Isyanas segera melangkah untuk mengikuti putrinya yang masuk ke kamar dengan tatapan kecewa, namun segera Nofan menahannya. Menatap Isyanas dengan tatapan 'biarkan Jihan sendiri dulu' dan membawa istrinya untuk kembali duduk ke sofa sembari menenangkan sang istri.

~flashback end~

Ia pun melirik ponsel yang ada di nakas. Untuk sekarang, Jihan memilih untuk menyegarkan pikirannya dengan membuka media sosialnya, disana masih ada pesan yang belum ia baca.

Pesan dari Hazel.

Jihan pun membuka pesan dari Hazel yang belum sempat terbaca olehnya tadi.
Kemudian ia mengernyitkan dahinya setelah melihat pesan dari Hazel tersebut.

Awalnya sih Jihan sempat bingung, tapi masa bodo baginya, Jihan merasa kalau Hazel salah ketik atau salah kirim pesan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Awalnya sih Jihan sempat bingung, tapi masa bodo baginya, Jihan merasa kalau Hazel salah ketik atau salah kirim pesan.

Karena hari sudah menunjukkan pukul 01.30 WIB, Jihan segera beranjak dari dunia nyata yang begitu 'kejam' baginya, menghilangkan dulu apa yang terjadi pada hari ini, detik selanjutnya, ia pun terlelap menjemput sang mimpi.

****

Pagi datang, matahari pun sudah berani menampakan cahaya paginya yang membuat siapa saja akan semangat dalam melakukan aktivitas mereka, sibuk berkeliaran di muka bumi, seakan-akan adanya rasa iba untuk melewatkan hari ini.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 10, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DifficultTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang