Two

61 7 4
                                    

Semua mata tertuju pada mereka, dia yang menatap Si Cupu seperti ingin melahapnya segera, Si Cupu yang sedang menunduk sambil mengaduk-ngaduk baksonya.

Dia, siapa lagi kalau bukan, Sam.

"Woi cupu, lo denger gue nggak, dasar budeg bangun lo gue mau duduk, ini tempat gue jadi lu nggak berhak disini, buruan cabut sana,"teriak Sam yang masih menggerebek meja.

"Heh, lo pikir tempat ini punya nenek moyang lo apa, ini tuh kantin sekolah, tempat umum, ya sih walaupun ini sekolah punya bokap lo, tapi lo nggak bisa seenaknya dong ngusir gue sama Jihan dari sini, lo paham nggak?"teriak Hazel.

"Zel, lo ngapain sih bela Si Cupu nih, nggak guna tau nggak, masak lo lebih bela dia dari pada gue sepupu lo, aneh lu Zel,"ucap Sam.

"Lo tuh yang aneh Sam, ketua osis masak kelakuan bad bangat, jadinya gue yang malu karena punya sepupu yang bad kayak elo, dan inget jangan pernah lo panggil Jihan dengan sebutan itu,"gertak Hazel pada Sam sambil menunjukkan kepalan tangannya di depan muka Sam.

"Eh Zel, lo tuh sebaiknya nggak usah temenan sama ni anak napa, nggak cocok tau nggak, secara lo kan beda banget sama dia, lo nggak malu apa?"ujar Ciko,  temennya Sam dan Zirgo.

"Terserah gue dong, gue mau temenan sama siapa, bukan urusan lo, yuk Ji kita pergi aja lagian udah mau bel,"ucap Hazel sambil menarik pelan tangan Jihan keluar dari kantin.

"Dasar cewek cupu,"ucap Sam sambil duduk yang diikuti oleh teman-temanya, Zirgo dan Ciko.

• • • • • • •

kriiiiiiinnggggg.....

Bunyi yang seakan terlepas dari kesengsaraan bagi siswa dan siswi di SMA Bayangkara.

Yaps, bel tanda usainya pelajaran hari ini.
Jihan dan Hazel langsung mengemasi barang-barang mereka dan langsung pergi menuju gerbang sekolah. Terlihat di gerbang sekolah sopir Hazel sudah menunggunya.

"Zel, kamu udah di jemput tuh,"ucap Jihan yang sambil menunjuk dengan dagunya.

"Oh iya, gue cabut duluan ya, eitsss Ji, ntar malam gue ke rumah elo ya, gua mau belajar kimia yang tadi,  ya boleh ya, bantu gue dong, lagian selama kita temenan gue nggak pernah tuh diajak ke rumah lo, sampai-sampai gue penasaran bangat sama rumah lo,"mohon Hazel dengan puppy eyes nya.

Tampak Jihan sedang berfikir. Apakah Hazel orang yang tepat untuk tau semuanya tentang Jihan?

Gak, Jihan belum siap memberi tahu Hazel tentang dirinya, yang Hazel tau, Jihan ialah anak yang ekonominya hanya pas-pas an. Namun, nyatanya tidak, Jihan adalah anak dari pengusaha terkenal. Jihan ragu untuk memberi tahu Hazel soal ini.
Jihan rasa ini bukan waktu yang tepat untuk Hazel tau semuanya. Jihan harus mencari alasan yang tepat untuk menolak keinginan sahabatnya ini. Ya benar, Hazel adalah sahabtnya, tapi Jihan merasa belum tepat saja.

"Hmm gimana ya, soal-,"ucap Jihan terhenti ketika handphone Jihan berdering tanda sebuah panggilan masuk.

"Hallo nda,"angkat Jihan.

"Kamu dimana?"tanya bundanya Jihan.

"Masih di sekolah, nda,"jawab Jihan yang sambil menaikkan kaca matanya yang sempat turun.

"Cepat pulang, semua orang udah datang,"kata Bunda.

Kening Jihan mengerut mendengarkan ucapan bundanya tersebut.

"Maksud bunda?"tanya Jihan.

"Sayang, pokoknya kamu pulang aja ya, ini penting,"ucap Sang Bunda.

Jihan menyadari bahwa ini pasti acara untuk pengangkatan dirinya sebagai maneger utama.

"Ohhh oke, nda,"

"Ya, bunda tunggu di rumah ya,"

"Iya, nda,"Jihan menutup sambungan telfonnya, dan beralih menatap Hazel.

"Aku nggak bisa, Zel. Soalnya ada acara di rumah.  Maaf ya lain kali aja ya,"ujar Jihan yang sedikit memelan.

Tampak Hazel sedikit berfikir.
"Yaudah deh, kalau lo nggak bisa, lain kali aja kalau gitu, tapi lo harus janji bakal bawa gue ke rumah elo dan ngajarin gue materi kimia yang menjadi musuh terbesar gue itu,"ucap Hazel dengan nada yang sedikit menuntut pada Jihan.

"Iya, kalau ada waktu ya, yaudah sana kamu udah ditungguiin tuh,"jawab Jihan yang sambil berjalan menunggu angkot di luar gerbang sekolahnya.

"Oke, gue duluan ya,"ucap Hazel yang melambaikan tangannya pada Jihan, dan langsung memasuki mobilnya.

"Iya, hati-hati,"teriak Jihan pada Hazel. Hazel langsung memberi jempol pada Jihan sebagai tanda "sip".

Disisi lain, entah mengapa Jihan merasa ada yang aneh dan cepat-cepat ingin pulang.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Tambah gaje aja nih cerita,😁

thank's for reading
don't forget to vote, comment, and follow
tengkyuuuu
i love you all,so much😘😘😘😘

DifficultTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang