Hobi Hangyul itu ada dua, gym dan otomotif. Namanya juga cowok, pasti erat hubungannya sama otomotif. Salah satu otomotif yang Hangyul suka adalah vespa.
Cowok satu ini punya vespa dari jaman SMA. Hasil jerih payah dari nabung selama 3 tahun. Bayangin, dia rela nabung uang jajan sama uang thr demi vespa berwarna merah mengkilat yang bikin dia naksir berat. Sebelumnya Hangyul mana pernah rela nabung kayak gitu.
Vespa yang diberi nama 'Cantik' ini kemana-mana selalu sama Hangyul. Kalau udah lihat vespa berwarna merah mengkilap dengan stiker angkot tulisan 'Tuhan bersama hamba-Nya yang santuy' yang tertempel di bagian depan motor, udah dipastikan itu Hangyul.
Anak satu kampus dan penghuni satu gedung apartemen beserta para security udah hafal banget sama Hangyul.
Hangyul demen yang namanya modifikasi motornya biar cakep. Dia sempet knalpot vespa-nya dibikin suara bising biar kayak vespa racing gitu. Menurut dia suaranya halus, syahduh bener lah didengarnya. Tapi enggak menurut yang lain. Bahkan Eunbi pernah bilang langsung ke Hangyul.
"Gyul itu motormu berisik ya. Klontang klontang bunyinya."
Nadanya sih santai tapi kata-katanya itu lho 'klontang klontang'. Dikata si Cantik jualan kaleng kali. Yaudah dari situ Hangyul modif lagi, ganti ke suara asalnya yang smooth habis.
Hari ini Hangyul ada kuliah pagi sampai siang. Agak mager sebetulnya kelas pagi. Bukan apa-apa cuma males bangun pagi.
Pagi-pagi sehabis nganterin Dohyon ke halte seberang gedung apartement, cowok itu mampir sebentar ke minimarket. Biasa, beli minuman.
Pas lagi lihat-lihat, ada yang nepuk bahunya sama manggil namanya. Otomatis dia menoleh dan mendapati Yena yang saat itu udah dandan rapi dengan rambut dicepol. Sepertinya mau ke kampus.
"Gyul." panggil cewek itu.
"Woi, Yen. Mau ngampus?" tanya Hangyul basa basi.
"Iya nih. Eh kebetulan ketemu, lo pulang kampus jam berapa hari ini? Gue mau ngajak lo bikin surprise buat abang."
"Bang Seungyeon? Ada acara apaan emang?"
"Lho lo gak tau? Bang Uyon ulang tahun hari ini. Gue sama adek-adek pada mau bikin surprise entar malam tapi masalahnya gak ada yang bisa beli kue. Makanya gue mau minta tolong sama lo, bisa atau enggak." jelas Yena. Mereka berdua ngobrol sambil jalan milih-milih barang yang mau dibeli.
"Sabi sabi. Gua pulang sore palingan. Urusan gampang beli kue doangan. Ya asal ada duit buat belinya lah." canda Hangyul. Cowok ini udah nyengir ngegodain Yena.
"Dih! Gak modal banget sih lo, Gyul. Pake duit lo dulu kek. Jadi manusia jangan medit." sungut Yena.
"Urusan bisnis ini, Yen."
"Gue aduin Bang Uyon ya lo. Awas aja." Hangyul ketawa lihat reaksi Yena. Bibirnya udah maju monyong, persis bibir bebek. Mana tangannya nunjuk-nunjuk Hangyul.
"Yaudah ini jadi gimana, Gyul?" tanya Yena jalan ke kasir sambil melipat tangannya.
"Lah kok lo nanya gua? Yang bikin hajatan kan lo." balas Hangyul. Dia meletakkan sebotol gutdei dan sebungkus roti di meja kasir. Langsung aja mbak kasirnya menghitung belanjaan Hangyul.
"Ihhh... Berarti lo bisa ya ini. Lo jemput Hyewon deh kalo gitu habis pulang kuliah. Gue titipin duit ke itu anak. Nanti lo samperin aja ya dia di gedung FPsi."
"Ke gedung FPsi? Aduh males gua, Yen. Dia aja yang nyamperin ke gedung teknik." keluh Hangyul.
Yena geleng-geleng kepala, ini cowok susah banget sih diajak kerjasama. Banyak maunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello Neighbour : Apartement 182
FanfictionApartemen bernomor 182 terkenal dengan keangkerannya apalagi sudah lama sekali pemiliknya tidak menempati apartemen tersebut. Tapi bagaimana jika apartemen itu sekarang dihuni oleh penghuni baru yang merupakan kakak beradik? © 2019 chuupid