"Sihyun ini tolong gantiin saya. Saya mau keluar sebentar," suruh Seungyoun pada salah satu karyawannya.
Seungyoun dari pagi sibuk bantu-bantu di cafe. Enggak tau kenapa hari ini pelanggan cafe datang tanpa henti. Bersyukur cafe rame banget yang artinya duit makin ngalir, di sisi lain karyawannya enggak banyak. Dari keseluruhan pegawai dia cuma ada 6 orang dan itu kerja shift. Mau enggak mau ya Seungyeon turun tangan langsung bantu di kasir.
Sekarang Seungyoun bingung mau ngapain. Tadi dia pengen keluar nyari makan. Agak laper sih. Tapi mager banget bos!
"Telfon Hangyul apa. Kali aja tuh anak lagi gabut."
Seungyoun mencoba nelfonin Hangyul. Naas, enggak diangkat sama sekali. Seungyoun pikir itu anak lagi kelas. Biasanya kalau Seungyoun nelfon dia pas kelas, Hangyul bakalan ngechat. Tapi ini gak ada chat masuk. Sok sibuk bener bocah.
"Youn!" Seungyoun yang lagi sibuk menghubungi Hangyul di depan cafe langsung menoleh. Dilihatnya Seungwoo dan Dongpyo yang lagi jalan ke arah dia. Seungyoun balas sapaan Seungwoo dengan mengangkat tangannya dan tersenyum.
"Mau kemana nih bang?" tanya Seungyoun basa-basi.
"Mau nyari makan. Lo ngapain?"
"Habis mantau cafe. Mau makan? sekalian bareng gua aja kalo gitu. Gua lagi pengen makan di warteg emak. Asli di sonk dijamin enak."
Iya sih tadi Seungyoun mager parah tapi daripada gabut sendirian mending ikut Seungwoo dan Dongpyo makan.
Yena dapat kabar dari Sihyun kalau abangnya lagi keluar, langsung aja pergi ke cafe bersama rombongan. Tentunya naik mobil Yena soalnya ini yang ngikut ada 5 orang: Hangyul, Hyewon, Yuri, Dohyon sama dirinya sendiri. Tadinya Yena udah ajak teman-teman abangnya kayak Bang Byungchan, Mas Kookheon sama Bang Jinhyuk, biar rame. Tapi gatau mereka bisa datang atau enggak.
Berbekal kue yang masih di dalam kardus, balon-balon yang udah ditiup dan topi ulang tahun seadanya mereka pede-pede aja surprise-nya bakalan lancar.
Sesampainya di cafe, lantai 1 sama lantai 3 udah penuh orang. Mereka pakai lantai 2 di ruangan ber-ac yang biasanya harus reserved dulu kalau ada yang mau pakai tempat itu. Untungnya hari ini enggak ada yang booking itu ruangan jadi bisa leluasa mereka pakai.
Ini mereka tidak tau pasti Seungyoun bakalan balik jam berapa. Kemungkinan keluar setengah jam doang. Enggak mungkin makan lama jadi gercep beresin ruangan. Ruangan udah dihias dengan balon-balon yang mereka bawa. Ya cuma ditaruh di lantai, enggak pakai ribet-ribet nempel sana sini.
Waktu Yuri buka kotak kue dan ngeluarin kuenya, jelas bahwa sisi kiri kue udah hancur. Enggak parah sih, cuma udah gak enak dipandang dan krimnya belepotan nempel kardusnya.
"Kayak habis kena tragedi kapal titanic ini sih," komentar Yuri.
"Wanginya enak jadi laper." Beda halnya sama Yuri, Dohyon malah kelaparan pas wangi kue masuk ke hidungnya. Tangannya iseng mencolek krim yang nempel di kardus lalu dicicipi.
"Eh eh eh siap siap! Bang Seungyoun otw ke sini," teriak Yena sambil lari-lari kecil. Mereka langsung siap-siap dengan panik dan buru-buru. Deg-degan.
Sekitar 10 menit kemudian Seungyoun datang bersama Seungwoo dan Dongpyo. Seungyoun yang ngajak dua kakak beradik itu ke cafe karena Seungyoun mau nraktir mereka sekalian nunjukin bisnis dia.
Sihyeon mengarahkan Seungyoun ke ruangan lantai 2, katanya ada yang mau ketemu sama Pak Bos. Sihyeon enggak ngasih tau siapa, Seungyoun jadi penasaran.
Pas baru sampai di anak tangga paling atas, Seungyoun kaget ada suara balon meledak. "Ada apaan coba," ucap Seungyoun.
Dibukanya pintu kaca ruangan tersebut. Dari luar emang kelihatan ada balon-balon, dipikir Seungyoun ada pelanggan yang nge-booking buat acara party. Eh taunya...
"SURPRISE!" teriak kelima orang yang ada di ruangan itu. Seungyoun speechless lalu ketawa ngakak. Mereka semua yang di situ ikut senyam senyum.
"Apaan ini anjir," kata Seungyoun sambil liat kue yang dibawa Yuri. Makin ketawa soalnya kue itu jelek banget bentuknya.
"Tiup lilin dulu lah. Jangan kebanyakan bacot dulu," suruh Yena yang greget karena mau makan kuenya. Siapa sih yang enggak ngiler liat kue walaupun kuenya udah hancur gitu.
"Iya iya," ucap Seungyoun sebelum ia make a wish lalu meniup lilin-lilin kecil yang ada di kue.
"Jelek banget nih kue kayak gak niat lo pada bikin surprise."
"Tuh salahin Bang Hangyul yang ngejatohin," sahut Dohyon.
Hangyul mendengus sambil mendelik ke arah Dohyon. "Sekate kate aja lu ngomong tong. Gua juga ikutan jatoh tau."
"Lo kenapa emang Gyul?" tanya Seungyoun yang emang gak tau apa-apa. Yena pun cerita kejadian Hangyul dan Hyewon yang ditabrak mobil sembari memotong kue. Hangyul jadi naik lagi emosinya.
"Parah sih vespa gua lecet," ujarnya pas keinget motor vespanya, Si Cantik. Seungyoun ngetawain sambil mampus-mampusin Hangyul. Kapan lagi ya kan bisa ngeledekin Hangyul.
"Tapi makasih ya udah repot-repot bikin beginian buat gua."
"Santuy bang. Ini ide si bebek sama Yuri noh," ucap Hangyul sambil mengarahkan dagunya pada Yena dan Yuri. Yena udah mukul Hangyul yang bikin cowok itu mengaduh. Seungyoun yang gemas meluk kedua adik ceweknya.
"Aduh adek adek abang. Makin cinta."
"Duit jajan nambah ya," sahut Yuri.
"Keenakan lu pada."
Seungyoun jadi keinget Seungwoo dan Dongpyo yang dia tinggalin di lantai bawah. Cowok itu pamit mau ke bawah ngajak dua orang itu ikut gabung ke atas dan juga sekalian mau pesen minuman buat mereka.
Enggak lama Seungyoun datang bareng Seungwoo dan Dongpyo yang ngintilin dari belakang. Mereka disambut dengan ramah lalu dikasih kue oleh Yena. "Makan makan, enggak sungkan. Nambah tinggal ambil."
Mereka yang ada diruangan itu asik ngobrol sambil makan. Hyewon yang paling lahap makan, bahkan dia juga pesen red velvet pancake sama milkshake.
"Dongpyo sekolah dimana?" tanya Yena.
"Satu sekolah sama Eunsang, Junho. Satu sekolah juga sama Kak Yuri kok," jawabnya.
"Oh deket dong berarti. Kapan-kapan aku anterin ya."
"Halah biasa mageran aja lo kak," ejek Yuri. Yena udah masang muka sebel. Bibirnya udah monyong mirip bebek.
"Itu bibir biasa aja dong." Kali ini Seungyoun yang ngejek Yena. Mau ngamuk aja Yena rasanya diledekin kayak gini di depan orang lain. Yena melahap kuenya sambil cemberut.
"Kak, bukannya apart Kak Dongpyo itu berhantu ya?" celetuk Dohyon yang membuat semua mata tertuju pada anak itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello Neighbour : Apartement 182
FanfictionApartemen bernomor 182 terkenal dengan keangkerannya apalagi sudah lama sekali pemiliknya tidak menempati apartemen tersebut. Tapi bagaimana jika apartemen itu sekarang dihuni oleh penghuni baru yang merupakan kakak beradik? © 2019 chuupid