Semenjak cerita apart berhantu dan insiden kemarin, Dongpyo jadi takut sendirian di apart. Mau ke kamar mandi di malam hari aja parno banget.
Dongpyo akhirnya memutuskan ngungsi tidur di kamar Seungwoo. Selain ada teman tidur, juga karena kamar mandi di dalam kamar tidur jadi gak perlu takut gelap-gelapan ke luar. Kamar Dongpyo dan Kamar Yohan enggak ada kamar mandi di dalam, jadi mereka kalau mau ke kamar mandi harus pakai kamar di luar. Enggak enak kan?
Malam itu Seungwoo masih terjaga di depan laptop, sedang mengerjakan urusan kantor. Lampu kamar semua masih nyala. Dari kamar Seungwoo, kamar Dongpyo dan kamar Yohan.
Pas lampu kamar Dongpyo mati, pemilik ruangan keluar lalu menutup pintu. Dongpyo yang melihat Seungwoo masih fokus kerja kemudian menghampiri kakaknya itu sambil bawa guling dari kamarnya. Ia merebahkan diri di sofa ruangan.
"Kak enggak tidur?"
"Nanti. Tidur duluan gih, besok kamu masih harus sekolah."
"Temenin dong bang. Adek masih takut," ucap Dongpyo masih sambil memeluk guling.
Seungwoo mendengus pelan mendengarnya. "Udah gede masa masih ditemenin tidur? Tidur sama Yohan sana."
"Ah gak mau. Bang Yohan tidur berisik pake segala nyanyi dulu," tolak Dongpyo. Dia udah paham banget gimana ritual Yohan kalau mau tidur, harus dengarin lagu atau nyanyi dulu makanya Dongpyo enggak betah. Boro-boro bikin tidur yang ada malah ikutan nyanyi.
Dongpyo merengek, tangannya menggoyangkan pundak Seungwoo yang bikin cowok itu sedikit terganggu. "Ayo lah bang temenin."
"Iya iya iya."
Seungwoo menggelengkan kepalanya. Mau gak mau dia nurutin permintaan Dongpyo. Dibereskannya laptop beserta kabel charger, ia beranjak dari duduknya lalu pindah ke kamar Seungwoo yang diikuti Dongpyo.
Dongpyo merebahkan diri di atas kasur sedangkan Seungwoo duduk di depan meja kerja yang ada di kamarnya itu.
"Dah sana merem. Abang mau lanjut kerja."
"Bang jangan dimatiin lampunya."
"Iya."
Dongpyo memejamkan matanya, enggak lama dia tertidur pulas dengan ninggalin Seungwoo yang masih berkutat pada pekerjaannya.
Pas lagi fokus ngetik laporan, ada yang ngetuk pintu gak tau asalnya darimana. Seungwoo ngira pintu depan apart yang diketuk. Seungwoo yang penasaran ninggalin pekerjaannya dan keluar kamar.
"Han," panggil Seungwoo yang berada diambang pintu. Tapi gak ada sahutan dari Yohan. Ngelihat di intercome juga gak ada orang di depan.
Seungwoo memutuskan balik ke kamar, mau lanjut kerja. Baru aja ngegerakin kursor, ada lagi yang ngetuk pintu dan itu kencang banget. Kaget lah Seungwoo.
"Yohan!" panggil Seungwoo lagi, kali ini lebih keras. Ancang-ancang mau marah.
Dan gak ada sahutan dari Yohan, lagi.
Seungwoo berinisiatif ke kamar Yohan yang ada di sebelah kamarnya. Pas keluar kamar, Yohan juga keluar dari kamarnya sambil ngelihatin dia.
"Apaan bang?" tanya Yohan.
"Apaan sih ini mau ngerjain gue ya."
Yohan enggak ngerti maksud perkataan Seungwoo, alisnya udah bertautan tanda bingung. "Ha? Ngerjain lo gimana bang. Noh gue lagi ngerjain makalah, buset jurnalnya banyak banget mana bahasa inggris semua. Lieur pala gue," jawab Yohan sekalian curhat.
"Terus siapa itu yang ngetuk pintu depan?" tanya Seungwoo gak mau kalah.
"Siapa sih yang ngetuk jam segini? Kurang kerjaan amat. Tamu paling atau lo salah denger kali bang."
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello Neighbour : Apartement 182
FanfictieApartemen bernomor 182 terkenal dengan keangkerannya apalagi sudah lama sekali pemiliknya tidak menempati apartemen tersebut. Tapi bagaimana jika apartemen itu sekarang dihuni oleh penghuni baru yang merupakan kakak beradik? © 2019 chuupid