06

1.7K 143 47
                                    

(Cerita ini akan mengandung hal misterius, ngilu, kegelian, dan... ada konten dewasanya) aku update kok :) tapi maaf ya kalau ga tiap hari nantinya heheee...

 ada konten dewasanya) aku update kok :) tapi maaf ya kalau ga tiap hari nantinya heheee

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.

"Kau tahu, kan kalau balon ini bisa sampai pecah, oppa akan marah padamu."

Anak kecil dengan gaya rambut ikat dua ini mengangguk polos menggenggam erat balon berwarna kuning milik kakak laki-lakinya.

"Tapi, oppa akan kemana?"

"Pergi sebentar. Oppa akan kembali membawa ice cream. Kau mau kan?"

Anak kecil ini kembali mengangguk kali ini lebih antusias. "Mau!" serunya girang.

Kakak laki-laki anak kecil ini yang sekiranya berumur 13 tahun tersenyum kecil mengusap kepala adiknya sayang. "Tunggu sebentar ya, jangan kemana-mana. Oke?"

Anak kecil ini hanya mengangguk saja. Membiarkan kakak laki-lakinya mulai menjauh darinya di kerumuan banyak orang. Ia duduk sendirian dengan balon kuning yang masih ia pegang seeratnya. Anak kecil berusia 11 tahun ini mengedarkan pandangannya, memperhatikan banyaknya keluarga dengan anak mereka sedang bermain sambil bercanda tawa di festival ini. Ia menjadi iri karena orangtuanya tidak bisa ikut, hanya ia dan kakaknya yang datang kesini.

Hampir satu jam lebih anak kecil ini menunggu kedatangan kakaknya. Tapi selama itu pula, kakaknya belum juga kembali. Hal ini menjadi membuatnya menjadi takut. Hari mulai semakin gelap dan perlahan menjadi rintikan hujan. Anak kecil ini mendongak memandangi awan gelap. Semua pengunjung festival ini berlari keluar sebelum hujan deras akan datang.

"Hei, nak? Pulanglah sudah hampir malam." Seorang pekerja di festival itu menegur anak kecil ini.

"Tapi kakakku belum kembali. Dia bilang, dia akan datang lagi."

"Mungkin kakakmu sudah pulang duluan. Pulanglah nak, hujan akan semakin deras. Cepatlah."

Anak kecil ini kemudian sedikit berlari meninggalkan tempat festival ini. Masih menggenggam erat balon kuning itu, hingga tak sampai beberapa menit balon dalam genggamannya pecah akibat rintikan hujan yang semakin deras. Anak kecil ini menjadi takut jika kakaknya marah. Tapi, kemudian pikirannya teralih pada rumahnya yang terlihat gelap. Dengan pakaian yang basah kuyup dan sangat dingin ia mulai masuk ke dalam rumahnya.

"Ibu? Ayah? Oppa?" panggilnya. Tak ada yang menyahut.

Tungkai kecil ini semakin memasuki rumahnya dalam. Hingga terpaksa tubuh mungil ini berhenti seketika. Ia terdiam melihat beberapa pria tua menusuk-nusuk tubuh orangtuanya yang sudah tak berdaya di lantai. Tubuh anak kecil ini bergetar seketika, ia menunduk melihat darah mengalir di sekitar kakinya.

Beberapa pria itu menoleh padanya sambil tertawa keras seraya kembali menusuk-nusuk tubuh orangtua anak kecil ini tanpa memikirkan perasaan anak kecil ini yang mulai menangis.

My Psychopath Girl (21+) ❌Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang