Yang Tak Mungkin
.
.
.
.
"Kita hanyalah kemungkinan-kemungkinan yang tak mungkin"-batin mal
Hari yang cerah disambut dengan langit biru yang indah. Kini Natria telah siap untuk sekolah, tapi bagaimana dengan hatinya? Apakah telah siap kembali menjadi pengamat dari kejauhan?
Pagi ini, ia langkahkan kaki dengan penuh keberanian berharap tidak akan bertemu dengan Rezmal. Tapi, takdir berkata lain, ia harus bertemu dengan Rezmal di lorong sekolah.... Semakin dekat dengan Rezmal, semakin membuat Natria menjadi gugup.
" Jantung ku mohon stabil"-batin Natria
Beberapa langkah mendekati Rezmal, ia sangat gugup dan canggung. Tak mengerti apa yang harus dilakukan.
"Pagi kak"-Natria
"Pagi"-mal
Jawaban singkat tapi bermakna di pagi hari. Iya, seperti itu lah Rezmal
Orang yang sangat cuek tapi berwibawa. Beberapa langkah setelah melewati Rezmal, ada panggilan suara yang membuat nya terhenti sejenak dan mencerna. Yang benar saja itu suara Kak Rezmal, bagaimana mungkin?
" Kamu"-Rezmal
"Iya, saya kak? "-Natria
" Iyalah kamu "-Rezmal
" Ada apa ya kak?" - Natria
" Tali sepatu diperbaiki nanti kamu jatuh"-Rezmal
"Oh iya kak terimakasih"-Natria
Senyum! Senyum nya di pagi hari sangat manis. Walau hanya senyum sudah cukup bahagia bagi ku.
Blushh....
Aku merasa pipi ku merona dan menghangat. Betapa malu dan bodoh nya diri ini. Beruntung nya aku di pagi hari ini. Tapi apakah ini pertanda takdir ingin menyatukan? Sangat tidak mungkin. Aku hanyalah pengagumnya yang tak memiliki kelebihan apapun. Bagaimana orang secuek dan sedingin Kak Rezmal bisa begitu peduli seperti tadi?
"TIDAK NATRIA! JANGAN BERMIMPI. Itu hanya kebetulan saja, kamu pasti bermimpi Natria. Pasti ia begitu ke semuanya. Bangun dan sadar Natria, kamu tak sebanding dengan kakak kelas."-batin Natria
Hidupku penuh dengan cerita yang tak berwarna, tapi berkat dia hidup ku kembali berwarna. Tapi kenapa? Kenapa harus sekarang aku jatuh cinta kepadanya? Kenapa tidak dari 3 tahun yang lalu? Kenapa sekarang?
Apakah Tuhan akan memberikan jawabannya? Tuhan, aku tak bosan untuk mendoakan agar dia menjadi kemungkinan bagi ku.
Hari terus berlanjut, kini telah sampai pertengahan hari yang menandakan waktu makan siang. Kelas kini menjadi sunyi dan kosong. Aku memilih untuk diam di kelas sambil membaca sebuah novel mengenai secret admirer. Tapi, adalagi yang mengusik hati dan dunia ini kembali. Iya, siapa lagi kalau bukan Rezmal?
Ia melewati kelas ku dan tersenyum ketika ku melihat nya dari dalam kelas. Bagaimana mungkin bisa? Apakah ini sebuah mimpi ?
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Love
RomansaDear A, Aku tak tau apakah aku harus terus merahasiakan atau harus memberitahu. Perasaan yang ada ku simpan hanya untuk menjaga pertemanan. Aku tak tau apa yang akan kau lakukan ketika nanti kau tau tentang ini, perasaan yang tumbuh di sebuah p...