Cinderella Chap 3

174 15 4
                                    

Derap langkah ribuan kuda terdengar menuju gerbang istana, membentuk barisan panjang dengan meminggul kotak coklat penuh akan Surat undangan, berjoki seorang pengawal berseragam yang dengan gagah menggenggam pelana.

"Bagikan seluruh undangan itu kepada semua gadis di kerajaan ini, ingat jangan sampai terlewat." Pesan sang kepala prajurit kerajaan tegas memperhatikan satu persatu bawahannya yang memandang penuh keseriusan dengan tangan kanan menepuk dada keras akan tanda kesiapan menjalankan mandat yang telah diberikan dengan penuh tanggungjawab.

"Siap!! Perintah di laksanakan!!"
Jawab para prajurit serempak lalu mulai berlari dalam pacuan menyebarkan sejuta undangan kepenjuru negeri.

raut gembira penuh ketidak percayaan terpancar di wajah para gadis yang telah menerima undangan. Tentu tidak percaya karena dalam gulungan kertas itu tertulis bahwa dalam pesta itu sang pewaris juga akan memilih calon ratu untuk mendampingi dalam memerintah negeri, kebingungan menghiasi setiap wajah para gadis untuk menentukan pakaian yang pantas agar dapat membuat pewaris tertarik.

°°°

Toko toko baju dan pernak pernik perhiasan  yang berjajar rapi di alun alun, sepasang air mancur yang terletak ditengah tengah tenggelam dalam lautan orang orang yang berdesakan dengan tujuan yang sama.

Di beberapa tempat dekat air mancur tampak sekumpulan gadis  gadis muda yang membagi diri  menjadi beberapa kelompok kecil, bersama beberapa kantong belanja yang mereka letakan begitu saja dibawah kaki jenjang yang tertutupi gaun panjang dengan berbagai macam model fashion, berenda, polos, berpita, dan berbagai macam bentuk lainya.

Bergosip panas dan membicarakan berbagai  macam topik yang berhubungan  dengan acara besar yang akan mereka hadiri nanti. Ditengah sesaknya  pembeli dan penjual yang tersenyum senang memikirkan keuntungan besar yang mereka dapat dari fenomena langka ini.

"Kau tahu, katanya Pangeran pertama akan memilih seorang gadis untuk menjadi istrinya,"

"Benarkah? Kalau benar begitu aku akan berdandan dengan cantik hari ini." Seorang gadis berseru semangat, meremat erat kipas yang ada di genggamannya.

"Pangeran pertama itu pangeran Halilintar kan? Ah sudah lama aku mengangguminyaa.  " Sahut seorang gadis dengan mata berbinar saat membayangkan dirinya bersama Pangeran Halilintar yang terkenal akan sikap dingin. sedingin salju di dataran Himalaya.

" AAAAAA AAAA PANGERAN PILIHLAH HAMBA SEBAGAI PENDAMPINGMU!!!" Teriak histeris seorang  gadis tiba tiba. Mengejutkan setiap orang yang lewat dan menghadiahinya dengan berbagai macam tatapan, sementara gadis yang lainnya hanya tertawa menanggapi lalu ikut berteriak bersamaan, menambah kesan ramai ditengah alun alun  kota yang sedang padat padatnya. Ditambah lagi beberapa dari mereka ada yang menari nari seolah sedang berdangsa, ada pula yang hanya tersenyum dengan mata berbinar.

" Konyol, dalam mimpi pun kalian tak akan dapat, karena pangeran pasti akan memilihku " gumam Suzy memutar kedua bola angkuh. Dari balik kaca sebuah bangunan, dikelilingi beberapa orang yang sibuk  akan kegiatannya masing masing. Memakaikan masker, merapikan dan mengecat kuku, mencuci rambut, ada pula yang memijat bahu dan kedua kakinya, membuatnya beberapa kali harus jatuh kedalam mimpi saking nyamannya.

"Aku yakin pangeran akan memilihku, karena aku yang paling cantik disini" Amy berujar percaya diri.

" Sudahlah, putri ibu memang cantik cantik!, Pasti akan dipilih pangeran santai saja"  sang ibu menengahi dengan mata terpejam, menikmati rasa dingin pada matanya yang tertutupi timun potongan bundar.

Hening, tak ada lagi yang berkomentar, saling tenggelam dalam pikiran pribadi, merilekskan tubuh yang sudah tegang dari pagi berkeliling akhirnya membuahkan kan hasil memuaskan.

Boboiboy FanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang