BINAR 4 - KALILA

115 10 3
                                    

        Aku menarik nafas dalam-dalam. Sudah lama aku tidak berjalan sejauh itu. Memang jarak antara sekolah dan rumahku tidak terlalu jauh. Kira-kira hanya sekitar dua puluh menit bila menggunakan kendaraan bermotor. Abimanyu sepertinya sudah memperhitungkan waktu dengan baik, sehingga walaupun kami berjalan dengan santai, kami tidak terlambat sampai ke sekolah.

            “Lila, kok elo ngos-ngosan gitu sih? Abis lari marathon?” tanya Nida, teman semejaku.

            “Biasa, kerjaannya Abimanyu. Tadi gue berangkatnya jalan dari rumah.”

            “Lah, kok bisa?” Nida tertawa terbahak-bahak.

            Aku memutar mataku, “ya gitu deh. Nggak usah dibahas lagi.” Ujarku sembari mengambil tisu ditasku.

            “Lol, nih minum.” Abimanyu memberikan sebotol air mineral dingin padaku.

            Aku pun menerimanya, dan cepat-cepat meminumnya untuk meredakan dahagaku.

            “Makasih Bi.” Aku tersenyum, ingatan Abimanyu menggenggam tanganku sekali lagi terbayang dipikiranku.

            “Jangan sampe pingsan entar. Berat ngegendongnya.” Ucap Abimanyu seraya berjalan meninggalkanku yang diwarnai dengan cekikikan dari teman semejaku.

            Aku memelototi Nida yang malahan semakin meningkatkan volume suara tertawanya. Aku melipat tanganku, memutar otak mencari cara membalas Abimanyu.

            “Ngeliat elo berdua itu bener-bener hiburan Lil. Saling suka tapi sama-sama gengsinya. Makan tuh gengsi kalo nanti dia dicomot cewek lain.”

            “Dicomot, emangnya dia makanan??!” gerutuku.

-**-

            Bel pulang sekolah sudah berbunyi. Aku berjalan mendekati Abimanyu yang sedang membereskan tasnya. Aku menarik nafas dalam-dalam. Aku merasa keringat mulai membasahi tanganku. Bukan, bukan karena aku merasa mulai menyukai dan sebagainya yang sering digembor-gemborkan oleh Nida.

            Sebenarnya aku ingin mengatakan padanya bahwa aku akan pulang dengan seseorang. Seseorang yang kebetulan sudah aku kagumi sejak kelas 1. Seseorang yang sedang mendekatiku sejak beberapa minggu ini.

            “Bi,” panggilku pelan.

            Ia menoleh, “yuk pulang Lol.”

            Aku meremas-remas ujung tasku. “Err, siang ini Rey ngajakin aku pulang bareng. Aku pulang bareng sama Rey ya Bi.” Ujarku memohon.

            Ia menatapku lekat-lekat dan memajukan wajahnya. Ditatap sedekat itu dengan mata setajam elang milik Abimanyu membuatku kehilangan nafas.

            “Nggak bisa.” Putusnya. Abimanyu berjalan cepat meninggalkanku dibelakang.

            “Yah, Bi, kamu kan tahu aku udah suka sama dia dari lama. Ini kesempatan, Bi.” Cetusku.

            Abimanyu tiba-tiba menghentikan langkahnya dan hampir saja membuatku hampir menabraknya.

            “Kalila,”

            Aku mendengar seseorang memanggil namaku, aku melongokkan kepalaku dari samping Abimanyu. Aku bahagia seketika, ternyata Rey yang memanggilku. Aku baru saja akan berjalan kearahnya, ketika Abimanyu menahan tanganku.

            “Kenapa Rey?” tanyanya.

            “Gue mau nganterin Kalila pulang Bi, tadi gue udah janjian sama dia.”

            “Maaf Rey, nggak bisa. Gue yang jemput Kalila dirumahnya dan gue juga yang harus nganterin dia sampe rumahnya dengan selamat.”

            “Bi,,,” rengekku.

            Abimanyu melirikku tajam, tanpa berkata apapun, dan itu saja sudah cukup untuk membungkamku.

            “Gue pulang duluan, Rey.” Abimanyu masih saja menggandeng tanganku, menarikku untuk mengikutinya.

            “Terus sekarang kita pulangnya gimana? Jalan lagi??! Mana panas, siang-siang gini.” Gerutuku.

            “Kamu mau jalan lagi?” tanyanya sembari menaikkan alisnya.

            Aku mengerucutkan bibirku. Abimanyu terkekeh dan mengacak-acak rambutku.

            “Kita naik angkot ya, Lil.”

            “Yah, Bi, di jam kayak gini, penuhnya kayak apa?”

            “Anggep aja pengalaman baru.”

            Aku menghela nafas. “Yaudah, tapi aku beliin bakso dulu.”

-**-

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 22, 2014 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BINAR YANG PADAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang