Tidak ada yang lebih rumit di dunia ini selain wanita dengan segala drama cinta yang dibuatnya. Mungkin hal itulah yang Regan yakini selama tujuh belas tahun hidup sebagai pria.
Dan hari ini, akan ia deklarasikan kebenciannya pada makhluk lemah nan manja itu! Pada dia yang pernah mengatakan; mencintaimu, merindukanmu, dan ingin selalu bersamamu, namun dengan tega malah mengingkari perkataan manisnya.
Tidak bisa dipungkiri, dua tahun lebih berpacaran dengannya membuat Regan sedikit sulit untuk melupakan paras cantik gadisnya, suara indahnya, senyum manisnya, sikap manjanya, semuanya. Dia memang sosok gadis yang menyenangkan. Sebagian dari otaknya pun terus-terusan menggodanya untuk menggumamkan permohonan maaf pada gadis itu. Jujur saja, Regan sempat tergoda untuk melakukannya sebelum akal sehatnya yang menjunjung tinggi harga diri ikut bermain.
‘Jika memang harus ada orang yang merangkak minta balikan, orang itu sudah pasti––'
“Regaaan!!”
Pemuda yang dipanggil itu terlonjak dari kursinya. Secepat kilat lamunannya berganti dengan gambaran petir menggelegar pertanda sebuah kutukan.
Sungguh, jika ucapan adalah doa, Regan berharap semoga saja ucapannya tidak sejalan dengan jeritan melengking itu.
Regan berusaha menormalkan ekspresi sambil mengelus jantungnya dengan sayang, kemudian menolehkan pandangannya ke depan hanya untuk mendapati sosok Angry Mom sedang berkacak pinggang.
“Ya Lord... Penampakan sekarang memang gak kenal waktu. Masih siang juga udah muncul aja.” Perkataannya sukses membuat Angry Mom naik pitam. Wajahnya yang semerah hellboy semakin merah saja pertanda emosinya sudah di ubun-ubun, lalu disusul dengan jeritan kedua kalinya yang terdengar membahana seantero kelas,
“KELUAR DARI KELAS SAYAAA!!”
Yahh.. Angry Mom
memang tidak pernah menyukai kehadiran Regan di kelasnya, Regan pun juga begitu. Jadi, mereka satu selera untuk persoalan 'berada dalam satu kelas yang sama'.Setelah terdepak dari kelas sendiri, Regan memutuskan untuk menemui sahabat susah-senangnya. Namanya kantin, dia yang paling berjasa dalam memberikan asupan gizi untuk Regan di sekolah.
Belum sempat mendatangi sang sahabat, seorang cewek lebih dulu membuat Regan mengubah haluan. Bukan bermaksud menguntit, Regan hanya penasaran saja.
Regan mengikuti langkah kaki cewek itu yang ternyata menuju ke ruang OSIS. Di sana sudah ada seorang cowok yang tengah bersandar di depan pintu ruangan, kentara sekali sedang menunggu cewek ini. Lalu keduanya mulai berinteraksi, mengobrol sana-sini, ketawa-ketiwi, cekakak-cekikik, pokonya hepi.
Yang tidak mereka sadari adalah kehadiran Regan di sana.
Melihat kebersamaan mereka membuat secuil hatinya mencelos. Terasa sangat sakit padahal-- ayolah, ia seorang pria! Tidak seharusnya ia merasakan hal banci seperti... sakit hati?
‘Tidak, tidak! Aku tidak selemah ini hanya karena melihat mantan yang sedang bahagia tanpaku.’ Ucap Regan dalam hatinya berulang kali layaknya mantra pengusir bala sambil menggelengkan kepala.
‘Ini pasti karena mekanisme hatiku saja. Ya, benar! Semua yang kurasakan kini hanya karena mekanisme hatiku saja yang sedang bermasalah. Hanya itu......?'
Tunggu next part..
–oOo–
KAMU SEDANG MEMBACA
Just Friend?
Teen Fiction'Jika memang harus ada orang yang merangkak minta balikan, orang itu sudah pasti--' "Regaaaan!!" Pemuda yang dipanggil itu terlonjak dari kursinya. Secepat kilat lamunannya berganti dengan gambaran petir menggelegar pertanda sebuah kutukan. --- Sela...