Regan dan Ezra bukanlah nama asing di telinga warga sekolah. Keduanya sering terlihat bersama dalam segala tipu daya mereka. Dan sepertinya hari ini menjadi momen bersejarah bagi seorang pemuda berkacamata. Niatnya membantu sesama malah berakhir petaka. Dia terjebak di antara dua manusia berparas rupawan, namun dengan otak pas-pasan plus kelakuan menjengkelkan.
Inilah sialnya menjadi manusia pintar yang baik; dipintari orang lain dan kau tidak bisa melawannya.
“Manap... gue gak paham!!!” Ucap Ezra sambil menjambak rambutnya. Keningnya sudah berkerut dalam sejak soal pertama yang Manap jelaskan.
Jenius berkacamata itu hanya mendengus dan menggelengkan kepalanya frustrasi, untuk marah pun berat rasanya.
“Lo itu bego banget sih, yang begini aja gak ngerti.” Cibir Regan tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk menghujat sahabatnya itu.
“Gue gak ngomong sama lo, Nyong!”
“Lah, yang mau ngomong sama lo siapa, Nyet?”
“Banyak! Mulai dari cewek tercantik, artis, model, presenter gosip, emak-emak kompleks, bidadari, sampai orang bego anaknya Bapak Prayoga yang terhormat.” Tutur Ezra bangga sambil membusungkan dadanya. Regan hanya mengedikkan bahunya tidak peduli. Perhatiannya beralih pada Manap yang kini tampilannya berubah layaknya Ibu-ibu banyak hutang. Regan penasaran, memangnya sehebat apa pesonanya sampai bisa mengubah tampilan anak orang?
“Nap, gue harus menjalani misi lain sekarang. Sepertinya gue harus serahin tugas mulia Pak Yanuar sama lo. Hanya lo yang dapat gue andalkan sebagai penyelamat. Kalau gue gak selamat, jangan harap nasib lo lebih baik dari gue!” Ancam Regan penuh penekanan. Lalu berjalan santai meninggalkan dua cowok yang menatapnya tanpa kedip.
“Regan sialan..” Gumam Ezra mewakili lalu segera berlari menyusul Regan menyisakan Manap dengan wajah suramnya.
Apa boleh buat, kepintaran memang selalu tunduk pada kekerasan.
Baru berjalan beberapa langkah ke Utara dari kelasnya, pemandangan tak mengenakanlah yang justru menyambut netra Regan.
Tempat sepi.
Identik dengan seram, suram, sunyi, setan, dan... pacaran.
Kata terakhir tidak berawalan huruf s, dan tidak seharusnya juga ada di benak Regan. Karena pantang bagi seorang cowok yang sedang patah hati melihat mantannya berduaan dengan lelaki sedangkan dia masih sendiri.
Dari pada kembali sakit hati, Regan memilih memutar badan dan mencari jalur lain yang aman dilewati, tanpa seram, tanpa suram, tanpa sunyi, tanpa setan, dan
tanpa MANTAN!
Tunggu next part.. Jangan lupa tinggalkan jejak
Love❤️
–oOo–
KAMU SEDANG MEMBACA
Just Friend?
Teen Fiction'Jika memang harus ada orang yang merangkak minta balikan, orang itu sudah pasti--' "Regaaaan!!" Pemuda yang dipanggil itu terlonjak dari kursinya. Secepat kilat lamunannya berganti dengan gambaran petir menggelegar pertanda sebuah kutukan. --- Sela...