Shocking kiss

4.4K 181 11
                                    

Holla readers tercinta ...
rindukah???
Menantikankah??
Dan sekarang kedua sejoli yang tanpa status ini kembali hadir...
Semoga menghibur yess..
jangan lupa ya klik tombol bintangnya..atau beri semangat lewat kritik dan saran dalam komentar ya...

***

“Digigit nyamuk!” Teriaknya membuat Ferdiand menahan tawanya.
“Gila, ganas juga nyamuknya, gigitnya sampe begitu, nyamuknya jantan tu pasti!” ejek Ferdiand membuat Kinara yang berjalan didepannya berhenti dan membalikkan badannya menghadap Ferdiand.
“Kamu….!” Geram Kinara tidak melanjutkan perkataanya, ia sadar bahwa ferdiand sedang meggodanya, dan Kinara sedang malas berbicara dengannya.
****
Selama perjalanan menuju sekolah Ferdiand tak henti hentinya menggoda Kinara, membuat mood Kinara semakin berantakan namun bisa apa dia?Jika melawan itu hanya akan membuat Ferdiand semakin senang untuk menggodanya, ya ditahanlah satu satunya cara. Kinara hanya diam hingga mereka sampai disekolah. Kinara turun dari mobil yang ditumpanginya dengan Ferdiand lebih dulu, melangkahkan kakinya secepat yang ia bisa, namun langkahnya terhenti saat bertemu dengan Lintang yang baru saja keluar dari kelasnya, Lintang berjalan menghampiri Kinara, seketika membuat Kinara terdiam membisu, matanya terus memandang Lintang matanya seolah tak mau kehilangan pemandangan sedikitpun.
“Oh,Hai, baru datang?” sapa Lintang dengan tutur kata yang lembut ditelinga Kinara.
“Oh…” Hai Bro” ucapan Kinara terhenti saat sebuah suara memotong kalimatnya, sebuah tangan merangkul pundak Kinara, ya tanpa perlu melihatnya Kinara sangat tahu orang yang akan dengan seenaknya merangkulnya, si bos pemarah alias Ferdiand.
“Hai Fer, baru sampai juga?” Tanya Lintang ramah.
“Iyalah, kita kan tinggal SERUMAH, iya kan Na?!” Jawab Ferdiand dengan penuh penekanan. Kinara yang merasa tertekan dengan ucapan Ferdiand dan tatapan intens dari Lintang hanya bisa menegak ludahnya, kemudian memutuskan untuk menghempaskan tangan Ferdiand yang tengah merangkul pundaknya kemudian berjalan meninggalkan kedua laki laki itu. Kinara melemparkan tasnya diatas meja, kemudian menelungkupkan kepalanya diatas meja, Fellicia yang melihat itu kemudian berjalan mendekati Kinara menepuk pundaknya namun  Kinara hanya mengeram kesal.
“kamu kenapa Na, pagi pagi udah bete aja?!” tanya Fellicia.
“Tauk ah” Ucap Kinara sambil mengangkat kepala Kinara, dengan santai Kinara mengikat rambutnya yang tergerai. Namun aktifitasnya terhenti ketika mendengar Fellicia memanggil namanya dengan keras.
“Kinara?!” Teriak Fellicia sambil menepuk sebelah bahunya.
“Apasih Fel?”tanya Kinara sebal.
“Ini leher kamu kenapa?” Tanya Fellicia ragu ragu.
Deg, jantung Kinara serasa ingin melompat teringat kembali tentang kissmark dari Ferdiand. Kinara melepas kembali ikatan rambutnya menatap intens Fellicia, melihat ekspresi Fellicia yang berubah semakin membuat Kinara khawatir apakah Fellicia mengetahui bekas dileher Kinara. Kinara langsung membekap mulut Fellicia ketika hendak berteriak. Kinara menarik Fellicia keluar dari kelas membawanya ke toilet yang berada tak jauh dari kelasnya. Kinara menutup pintu toilet setelah memastikan tidak ada orang di dalam toilet. Fellicia hanya berdiri sambil bersedekap matanya memicing sebelah seolah meminta penjelasan. Kinara menghela nafasnya.
“Ehemm,”Kinara masih terdiam tidak tau harus memulai dari mana, Fellicia yang kesal karena Kinara tak kunjung bersuara memutuskan untuk memulai pembicaraannya.
“Jadi,..apa itu ulah si tuan muda?” Tanya Fellicia serius. Kinara mengangguk membenarkan jawaban Fellicia.
“Heh,, udah kuduga, heran deh dia itu mesum banget kalau sama kamu, perasaan sama cewek cantik dan popular disekolah aja gak gitu banget. Oh atau dia uda beneran suka kamu” Ucap Fellicia, membuat Kinara melotok kemudian menoyor kepala Fellicia.
“Egak mungkinlah dia suka sama aku, dia itu cuma anggap aku mainannya yang cuma bisa dia mainin gak lebih, inget aku itu cuma pelayannya. Udah ah bentar lagi bel balik kelas deh” ucap Kinara sambil meninggalkan toilet. Kinara melihat Ferdiand sudah duduk dengan kaki diatas meja sedang teman temanya yang duduk mengelilinginya entah apa yang mereka bicarakan dan itu terlihat sangat seru. Ferdiand hanya menatap tajam kearah Kinara yang berjalan menuju mejanya yang tidak lain disamping Ferdiand mengacuhkan teman teman Ferdiand yang mencoba untuk mengganggunya, memutuskan untuk membuka buku dan larut dalam dunianya sendiri. Ditengah pelajaran seseorang mengetuk pintu kelas, seorang laki laki berkacamata meminta ijin kepada pak Tio yang sedang mengajar dikelas untuk memanggil beberapa murid termasuk Kinara, membuat Ferdiand memandang tajam kearah Kinara. Pasalnya Kinara tidak memberitahu keikutsertaan Kinara dalam sebuah organisasi mading disekolah. Kinara yang tahu bahwa Ferdiand menahan amarahnya, namun Kinara enggan melihat kearah Ferdiand dan lansgung membereskan bukunya untuk segera berlari keluar dari kelas bergabung dengan teman teman seorganisasinya.
Jam sekolah telah usai, namun Kinara masih sibuk melakukan diskusi, Ferdiand menunggu Kinara didepan pintu gerbang sekolah dengan beberapa temannya yang juga ikut berkumpul sembari bercanda dan sesekali menggoda adik kelas yang mereka anggap cantik.
Satu jam berlalu Kinara berjalan bersama seorang teman sekelasnya yang juga ikut dalam diskusi mading bersamanya menuju gerbang mereka berencana untuk pulang naik angkutan umum bersama. Langkahnya terhenti saat melihat mobil milik Ferdiand bertengger gagah didepan sekolah dengan sekumpulan teman teman Ferdiand yang selalu rusuh menurutnya. Ferdiand yang sadar akan keberadaan Kinara hanya memberikan tatapan dan syarat kecil yang mungkin hanya Kinara yang memahaminya. Kinara menghela nafasnya, kemudian berpamitan dengan temannya untuk menghampiri Ferdiand.
“Kenapa masih disini?” Tanya Kinara saat sudah berdiri disamping Ferdiand. Belum sempat Ferdiand menjawab pertanyaan Kinara, seseorang datang dan menginterupsi pembicaraan mereka berdua.
“Kinara!” Panggil Lintang, membuat Kinara dan Ferdiand menoleh kearahya.
“Eh, kak Lintang kenapa?” Tanya Kinara lembut, Ferdiand yang mendengar perubahan sikap Kinara menjadi semakin kesal.
“Nih, tadi jatuh..” ucap Lintang sambil menyerahkah buku kecil Kinara. Kinara yang mendengar penjelasan Lintang langsung membuka tasnya dan memeriksanya, namun tidak ada.
“oh benar ini punyaku, makasih ya kak” ucap Kinara dengan senyum yang lebar. Tidak ingin mendengar basa basi kedua insan itu, Ferdiand langsung menarik lengan Kinara menyuruhnya masuk kedalam mobilnya. Dalam mobil Ferdiand hanya diam namun Kinara tau kalau Ferdiand sedang menahan amarahnya, ya Kinara sangat tahu kalau Ferdiand tidak senang ada seorang yang dekat dengan Kinara apalagi dia seorang laki laki yang cukup tampan, dengan seorang laki laki yang culunpun Ferdiand sering mengerjainya hanya karena duduk dekat Kinara, apalagi ini seorang laki laki, kakak kelas, tampan dan dia salah satu orang yang dikagumi Kinarapula. Kinara merasa heran karena kini mereka berbelok kejalan yang berlawanan, rasa hati ingin bertanya saat mobil yang mereka kendarai masuk kepintu tol. Kinara hendak bertanya saat tiba tiba Ferdiand melajukan mobilnya dengan kecepatan yang sangat tinggi membuat Kinara ketakutan hingga memejamkan mata, sebelah tangannya memegang sabuk pengaman dan sebelah lagi meraba bagian atas jendela untuk mencari pegangan tangan. Kinara merasakan mobilnya tak kunjung melambat, membuatnya berteriak mencoba mengalihkan perhatian Ferdiand.
“Ferdiand!!aku takut, aku mohon pelankan mobilnya!” Teriak Kinara menahan airmatanya, namun bukannya melambat, Ferdiand seolah enggan mendengarkan apa yang dikatakan Kinara dan semakin menambahkan kecepatan mobilnya. Mereka melewati sebuah jalan yang sepi, tiba tiba sari arah berlawanan beberapa motor sport berhenti didepan mereka membuat Ferdiand harus mengerem mendadak. Seorang laki laki yang berheti tepat didepan mobil Ferdiand membuka helmnya terlihat seorang laki laki yang cukup tampan. Kinara sadar akan sesuatu, ya seragam yang dikenakan laki laki itu adalah sekolah yang Kinara tahu adalah sekolah yang menjadi salah satu musuh dari sekolahnya lebih tepatnya Ferdiandlah yang menjadi musuhnya. Kinara menoleh kesamping dan semakin terkejut saat melihat Ferdiand turun dari mobil berjalan mendekati laki laki bermotor itu. Kinara panik kemudian dia mendapatkan ide untuk menelpon Danu meminta Danu untuk datang takut kalau Ferdiand akan terancam apalagi Ferdiand sendirian harus menghadapi sekitar 6 orang. Kinara bertambah panik dan kesal saat Danu tak kunjung mengangkat panggilannya. Kinara melihat kedepan dan terkejut saat melihat Ferdiand sedang berkelahi. Beberapa orang sudah jatuh tersungkur dan kini Ferdiand terlihat sedang akan berduel dengan seorang yang Kinara tahu adalah ketua dari kelompok tersebut. Beberapa kali Kinara terpekik saat melihat Ferdiand mendapatkan pukulan diwajahnya yang kemudian dibalas sehingga lawannya juga menderita luka yang sama. Tak berapa lama Danu dan beberapa teman Ferdiand datang namun belum sempat mereka menyerang kelompok itu sudah menaiki motor mereka dan pergi meninggalkan Ferdiand. Danu dan teman temannya menghampiri Ferdiand yang disusul Kinara.
“Boss gak papa kan?”Tanya Danu sambil membantu Ferdiand berdiri, Ferdiand melihat Kinara mendekat dan ide jail muncul dikepalanya untuk mengerjainya. Danu yang paham akan kode yang diberikan Ferdiand akhirnya mengikuti permainan Ferdiand.
“Ferdiand!Kamu gak papa?”Tanya Kinara dengan wajah panic
“Ssshhh”Desah Ferdiand berpura pura menahan sakit
“Kayaknya lengan Ferdiand retak deh” Ucap Danu serius, sedangkan teman teman mereka hanya menahan tawa ketika melihat ekspresi Kinara.
“Apa?Ferdiand beneran gitu?” Tanya Kinara sembari mendekati Ferdiand mencoba memastikan kebenaran yang terjadi.
“Hmmm” Jawab Ferdiand
“Emmnn ,,,kalau begitu kita kerumah sakit yuk!” Ajak Kinara dengan nada paniknya.
“Emnn,,gak usah panggil dokter rafi aja kerumah. Beno setir mobil!” Kata Ferdiand sambil berjalan masuk menuju kursi belakang dengan Kinara yang membantu memapah Ferdiand masuk kedalam mobil.
“Aduh!” Ferdiand mencoba menarik perhatian Kinara yang masih fokus memandang kedepan.
“Eh, ada apa? Mana yang sakit?”ucap Kinara langsung mencari bagian tubuh Ferdiand yang sakit, namun tangannya tak sengaja memegang bagian perut bawah Ferdiand, awalnya Kinara tidak sadar sampai Ferdiand memengang tangan Kinara menghentikan segala pergerakan dari tangan Kinara. Kinara terkejut dengan apa yang dilakukan Ferdiand, pandangan mereka bertemu membuat Kinara menahan nafas ketika pandangan Ferdiand semakin tanjam dan intens. Perlahan dan pasti Ferdiand mulai mendekatkan wajahnya sebelah tangan Ferdiand yang bebas menarik tengkuk Kinara erat, bibir mereka bertemu membuat Kinara semakin tak bisa mengendalikan dirinya. Ferdiand semakin bernafsu mencium Kinara menjadi candu yang membuat Ferdiand selalu kehilangan akal, hingga suara Beno menginterupsi mereka.
“Aduhh bos, tolong dong kondisikan tuh bibir, disini masih ada orang lain selain kalian, haduh,,tahan sebentar dong, nanti kalau uda sampe rumah sono puas puasin deh ciumannya sampe lebih juga boleh, tapi jangan sekarang!” Keluh Beno yang membuat wajah Kinara semakin memerah karena malu.
“Diem deh berisik tau gak?!” Bentak Ferdiand membuat Beno langsung menutup mulutnya. Ferdiand sekilas melirik kearah Kinara, kedua pipinya merona dan membuat bibir Ferdiand tertarik keatas.
***

Angry BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang