Private Teacher?

2.4K 105 4
                                    

Halloa semua, salam sehat!!
Semoga readers sehat ya

Please stay at home and enjoy reading😄


****
Ferdiand tidak main main dengan apa yang dia katakan, Ferdiand memberhentikan guru lesnya, dan mengganggu Kinara saat belajar untuk menjadi guru privatnya. Saat ini, Kinara sedang belajar dikamarnya, dan waktu sudah menunjukkan pukul 9 malam, Ferdiand masih berusaha untuk membujuk Kinara, sekarang dirinya sedang berbaring ditempat tidur Kinara, sedangkan Kinara belajar di meja belajarnya, sesekali melempari bantal membuat Kinara tidak sengaja mencoret bukunya, awalnya Kinara menahan diri untuk tidak menanggapinya, namun kelakuan Ferdiand semakin menjadi, kali ini dengan sengaja Ferdiand mengganggu konsentrasinya dengan duduk diatas meja belajarnya, sehingga membuat Kinara kesulitan untuk belajar. Kinara kesal dan melampiaskannya dengan menggebrak mejanya, tidak begitu keras namun cukup untuk melampiaskan amarahnya.
“Ferdiand, kamu itu… ( menarik nafas panjang kemudian menghembuskan nafas secara perlahan) Ok, kamu maunya apa?” Tanya Kinara sambil menatap mata Ferdiand. Melihat hal itu Ferdiand menyeringai puas. Ferdinand membungkukkan tubuhnya menjajarkan wajahnya dengan wajah Kinara, membuat Kinara langsung waspada dari serangan dadakan yang sering dilancarkan Ferdiand.
“Ja,,di guru privat GU-E!!” Kata Ferdiand penuh dengan penekanan.
“ Emnn,,,Ok!tapi ada syaratnya?!” Ucap Kinara bersikap angkuh dengan menyilangkan kedua tangannya didadanya. Ferdiand mengernyitkan sebelah alisnya, penasaran dengan keangkuhan yang coba ditunjukkan Pelayan kecilnya.
“Baiklah, katakan!” tantan Ferdiand
“Kamu harus ikutin semua aturan aku, gak boleh ngebantah aku, dan gak boleh mendebat semua yang aku katakan!” Jelah Kinara dengan perasaan yang menggebu gebu.
“Hanya itu?” Tanya balik Ferdiand dengan nada mengejek.
“ Iya,hanya itu” Ucap Kinara lugu
“Ok kalau begitu kita mulai” Kata Ferdiand sambil mengambil buku milik Kinara.
“Ihh,, enggak sekarang, tapi besok, sekarang aku udah ngantuk, sana kamu balik ke kamar kamu!” Usir Kinara sambil mendorong tubuh Ferdiand keluar dari kamarnya. Kinara mengunci pintu kamarnya, membalikkan tubuhnya dan kini dia sadar, kamarnya yang biasanya rapi sudah seperti kapal pecah dengan buku yang berserakan dikasurnya, dan beberapa bantal serta selimut sudah tersebar dilantai. Kinara menghela nafas panjangnya, mulai berjalan merapikan kamarnya, kemudian dia membaringkan tubuhnya dan tidur terlelap.
***
Keesokkan harinya, seperti biasa mereka berangkat kesekolah bersama, melakukan aktifitas seperti biasanya. Saat jam istirahat, semua siswa pergi ke kantin, untuk mengisi perut mereka yang kosong, namun ada yang memilih untuk bermain bersama. Hari ini, Kinara ingin meminjam buku diperpustakaan, melanjutkan belajarnya yang belum selesai. Kinara memilih tempat dipojokkan dekat jendela, setelah mencari buku buku yang ia butuhkan untuk belajarnya, Kinara siap untuk belajar. Kinara belajar dengan sangat fokus, hingga seorang datang dan duduk didepannya, namun tak membuat fokus Kinara beralih, Ferdiand yang sudah beberapa kali memanggil nama Kinara tetapi masih belum meresponnya menjadi kesal dan memutuskan untuk melakukan sesuatu padanya. Kini tangannya terulur kewajah Kinara meraih dagu Kinara menariknya agar pandangan Kinara beralih memandangnya.
“Ferdiand? Kamu dari kapan disini? “ Tanya Kinara terkejut.
“Emang ya, kayaknya nih telinga harus dibawa ke dokter” Geram Ferdiand sambil menjewer telinga Kinara.
“Iih, apaan sih?”Gerutu Kinara.
“Oh ya, kamu ngapain disini? Mau ikut belajar?” Tanya Kinara.
“Enggaklah, gue mau tidur, ngantuk” Jawab Ferdiand menelungkupkan kepalanya diatas meja. Kinara hanya menggeleng gelengkan kepalanya melihat tingkah Ferdiand, tangannya terulur mengelus kepala Ferdiand, kemudian melanjutkan belajarnya.
“Ferdiand, Fer, ayo bangun, udah bel masuk nih” Ucap Kinara sambil menepuk nepuk bahu Ferdiand yang sedang tertidur.
“Eunghh” Desah Ferdiand menepis tangan Kinara. Kinara yang semakin takut terlambat memutuskan untuk meninggalkan Ferdiand, ya siapa yang akan menegur anak orang kaya dan berpengaruh ini, tapi jika dirinya yang terlambat bisa gawat. Kinara mengembalikan buku yang dipinjamnya dan dengan langkah terburu buru segera menuju kelasnya.
Jam pulang sekolah.
Kinara berjalan tergopoh gopoh dengan membawa dua tas, satu miliknya dan satu lagi milik Ferdiand. Setelah adegan diperpustakaan, Ferdiand merasa kesal dan berniat memberikan hukuman padanya. Kinara tak bisa mengikuti langkah Ferdiand yang panjang, membuat dirinya beberapa kali hampir terjatuh. Sesampainya dirumah, Ferdiand memulai hukumannya denga menyuruh nyuruh Kinara melakukan banyak hal. Sebenarnya Kinara tak merasa kaget karena sejak dulu Ferdiand sudah sering melakukan itu, namun sudah beberapa bulan terakhir ini, Ferdiand tidak terlalu mengintimidasinya, dan hal ini membuat Kinara sedikit kesal. Hingga sore hari, Kinara baru merebahkan tubuhnya ditempat tidurnya, suara seorang masuk kedalam kamarnya, melemparkan tas disamping kepalanya membuat Kinara yang memejamkan matanya terkejut. Kinara terbangun sambil mengucek kedua matanya yang terasa menempel.
“Banguunn!” Teriak Ferdiand yang sudah duduk dikursi belajar Kinara sambil melipat kedua tangan didadanya.
“Ferdiand,,, kamu ngapain disini? Aku capek mau tidur” Jawab Kinara lirih.
“Loe lupa, kalau loe itu udah jadi guru privat gue? Udah cepet sana cuci muka, habis itu kita belajar!” Perintah Ferdiand, yang dibalas cemberut oleh Kinara. Kinara berjalan menuju kamar mandi untuk cuci muka, tidak lupa kedapur membawa 2 gelas minum dan semakuk buah yang sudah dikupas untuk cemilan mereka ketika belajar. Didalam kamar Kinara kembali meghela nafas saat melihat Ferdiand yang duduk ditempat tidurnya sambil bermain game di handphonenya.
“Ayo sini katanya mau belajar” Ajak Kinara sambil menarik satu kursi lagi membawanya ke tempat belajarnya. Kinara kembali menoleh saat tak mendengar jawaban dari Ferdiand. Kinara mengambil handphone Ferdiand, sekejap Ferdiand ingin memarahi Kinara, namun tidak jadi karena Kinara sudah berjalan menuju meja belajarnya , menyimpan handphone milik Ferdiand dilacinya. Kinara menyiapkan buku dan mulai belajar. Ferdiand kini sudah duduk disamping Kinara, memperhatikan apa yang dilakukan Kinara, dan mengerjakan soal yang sudah disiapkan Kinara untuknya. Kinara harus bersabar, karena Ferdiand tidak serius dan selalu bermain main dengan apa yang diterangkannya. Menahan diri karena Ferdiand mulai menganggu Kinara saat menulis dengan mencoret bukunya, membuat Kinara kesal dan beberapa kali mengeram kesal.
2 jam sudah berlalu, mereka sudah larut dalam belajar mereka, Ferdiand mengerjakan soal dengan sangat fokus, merenggangkan ototnya dan menoleh kesamping dan melihat Kinara yang sudah tertidur dengan kepalanya dimeja. Ferdian mendekatkan wajahnya memandang wajah Kinara sedekat mungkin secara otomatis bibir Ferdiand tersenyum. Melihat jam yang sudah menunjukkan waktu sudah sangat larut, Ferdiand memutuskan untuk menggendong Kinara dan membawanya berbaring ditempat tidurnya, menyelimuti tubuhnya, kemudian keluar menuju kamarnya.
***
Sekolah
Kinara benar benar mempersiapkan diri untuk ujian ini, Kinara ingin melanjutkan kuliah di Universitas yang ia inginkan, dan berusaha untuk mendapatkan beasiswa agar tidak membebani Mentari. Kapanpun waktunya kosong dia berusaha untuk belajar bahkan mengabaikan waktu istirahatanya untuk belajar dikelas. Kelasnya kosong saat jam istirahat membuatnya tenang untuk sekedar membaca beberapa lembar buku. Namun semua itu tak bertahan lama, karena Ferdiand sudah duduk didepan Kinara, dan diikuti beberapa temannya yang membuat kelas menjadi sedikit bising. Kinara mencoba untuk tidak terpengaruh dengan memakai earphone ditelinganya. Kinara tersentak saat merasakan kakinya terjepit, ya Ferdiand yang merasa Kinara sangat fokus dan mengabaikannya membalikkan badannya,dan dilihatnya Kinara membaca buku sambil mendengarkan lagu membuatnya ingin mengganggunya, dan dengan sengaja menjepit kedua kaki Kinara dengan kakinya. Tubuh yang tinggi membuat kaki Ferdiand begitu panjang hingga meskipun kakinya tertekuk saat duduk namun bisa memenuhi ruang dibawah meja, membuat kaki Kinara menjadi sangat mudah untuk dijepit. Ferdiand yang melihat Kinara tersentak semakin tersenyum kemudian memadang lekat Kinara, membuat Kinara tidak nyaman dengan pandangan yang terlalu intens itu.
“ Gak usah serius begitu, loe gak bakal kuliah ditempat mahal juga” Sindir Ferdiand pedas. Kinara cemberut mendengar sindirian itu lalu mengabaikan Ferdiand dengan kembali membaca bukunya, namun sekali lagi Kinara harus terganggu karena kali ini kaki Ferdiand sudah menumpang dipinggiran kursinya, mengunci tubuh Kinara. Kinara memperhatikan sekeliling memastikan tidak ada murid lain yang melihatnya.
“Ferdiand,,,tolong kakinya” ucap Kinara dengan nada yang diusahakan selembut dan sepelan mungkin.
“ Kenapa?” Tanya Ferdiand dengan sengaja kini kakinya ia tindihkan dipaha Kinara.
“Sepatumu kotor ih!” Ucap Kinara sambil menepis kaki Ferdiand hingga kakinya menapak dilantai.
“Nanti loe pulang sendiri, gue mau pergi, pulang telat” kata Ferdiand.
“ Kamu mau kemana?” Tanya Kinara penasaran.
“Gak usah kepoo loe!” Jawab Ferdiand sambil menyentil kening Kinara, setelah itu mengajak teman temannya untuk kembali keluar kelas. Kinara menghela nafas melihat tingkah Ferdiand, namun disisi lain dia merasa lega, karena hari ini dia tidak harus menjadi guru privat Ferdiand, dan karena Ferdiand pulang telat jadi dia bisa tidur lebih awal tanpa ada yang mengganggunya. Memikirkan hal itu senyum dibibir Kinara semakin lebar.
***

Angry BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang