Benar-Benar Berpisah

1.1K 77 4
                                    


Hallo readers.... Maafkan yang terlalu lama up ya . Kerjaan lagi banyak tapi tenang AngryBoy masih lanjut kok... But untuk season ini udah end ya...

Lagi mikir season 2 ya mau aku jadiin satu atau pisah ya, karena kemungkin akan panjang tapi entahlah ya sepanjang apa,??

Ok ok... Ini aku mau kasih 2 part ya spesial ending sama opening part season 2...semoga tidak mengecewakan..🙏🙏

Happy reading😁

****

Semenjak kejadian dikafe, Kinara selalu berusaha untuk menghindari Ferdiand ketika dirumah, namun meski sudah berusaha keras semua itu terlihat sia-sia, kerena Ferdiand yang tak henti henti memerintah Kinara, hingga membuat Kinara selalu didekatnya. Ferdiand selesai makan malam,dan Kinara langsung membersihkan piring dan gelas bekas makan Ferdiand.
“Habis ini ke kamarku, ganti seprai dan selimut kamarku!” Perintah Ferdiand ,menghentikan kegiatan Kinara yang sedang mengumpulkan piring, sebelah alisnya mengernyit mendengar perintah Ferdiand.
“ Bukannya baru tadi pagi aku ganti seprainya?” tanya Kinara heran.
“ Iya, tapi kotor lagi,udah sana cepet beresin, habis itu ke kamar” Jelas Ferdiand sambil meninggalkan Kinara.
“Huff! Dasar mr. bossy!” Gerutu Kinara. Mentari yang melihat itu hanya tersenyum, kemudian berjalan menghampiri Kinara.
“Sudah biar kakak yang beresin, kamu pergi ke kamar den Ferdiand aja, takutnya dia udah mau tidur” Saran Mentari.
“Mau tidur apaan, diakan kalau tidur kan subuh” gerutu Kinara, sambil berjalan menaiki tangga menuju kamar Ferdiand, sedangkan Mentari hanya bisa menggelengkan kepala melihat tingkah kedua remaja itu, terkadang Mentari juga khawatir dengan kedekatan diantara keduanya, interaksi keduanya begitu intens dan Mentari sangat takut jika keduanya memiliki hubungan yang lebih dari ini.
Tok tok,,
“Masuk” ucap Ferdiand sambil terus bermain gamenya tanpa memperdulikan siapa yang sudah mengetuk pintu kamarnya, karena Ferdiand tentu sudah tau siapa yang berani masuk kamarnya malam malam. Kinara tidak mengatakan apa-apa langsung berjalan menuju tempat tidur dan mulai menarik seprai menggantinya dengan seprai yang baru. 10 menit Kinara selesai merapikan tempat tidur, dan akan meninggalkan kamar Ferdiand, namun langkahnya terhenti dan menoleh kembali kearah Ferdiand yang masih asik bermain game, melihat gorden yang masih terbuka, Kinara kemudian berjalan menuju jendela untuk menutup gorden.
“ Jangan tidur terlalu malam, seprei dan selimut sudah aku ganti” Ucap Kinara kemudian berjalan meninggalkan Ferdiand.
Bunyi pintu tertutup, Ferdiand menghentikan permainannya, ingatannya kembali dimana mamanya menelponnya dan memberitahukannya tentang kuliahnya diluar negeri.
Ferdiand berjalan menuju balkon kamarnya, menghisap rokok dan memandang langit malam, memikirkan banyak hal. Hingga jarum jam menunjukkan pukul 2 pagi dan Ferdiand masih terjaga. Ferdiand keluar kamarnya, menuju dapur untuk mengambil minuman, langkahnya terhenti saat melihat pintu kamar Kinara. Mungkin masuk ke kamar Kinara saat melam sudah menjadi kebiasaannya saat pikiranya sedang kacau. Ferdiand sangat tahu Kinara tidak pernah mengunci pintu kamarnya, dilihatnya wajah damai Kinara yang tidur, Ferdiand berjalan mendekati ranjang Kinara ikut merebahkan tubuhnya disamping Kinara. Kinara yang merasa ada gerakan diranjangnya juga ikut membalikkan tubuhnya hingga kini mereka berdua tidur berhadapan. Wajah mereka saling berdekatan, entah apa yang merasuki Ferdiand, tangannya terulur menarik pinggang Kinara menariknya agar tubuhnya menjadi lebih dekat dan menepis jarak keduanya. Kinara yang merasakan sentuhan itu tanpa sadar ikut mencari kenyamanan dan menyerukan kepalanya didada bidang Ferdiand. Ferdiand kembali menatap langit, jarum jam terus berjalan, Ferdiand memiringkan tubuhnya matanya memandang wajah lelap Kinara, tangannya mulai terulur untuk membelai wajah Kinara, mulai dari mata, hidung, bibir dan semakin turun kelehernya, matanya kini fokus dengan tulang selangka yang putih dan menggoda, perlahan Ferdiand mendekatkan wajahnya menuju leher Kinara, menghirup aroma Kinara kemudian mengarahkan bibir Ferdiand ke tulang selangka Kinara, mengecup ringan dan semakin kasar, perlahan Ferdiand mulai menghisap dan memberikan kissmark disana.
“Eunghh” eram Kinara merasa sakit dilehernya. Kinara mencoba untuk mengubah posisi tidurnya menjadi terlentang. Ferdiand yang tahu Kinara sudah kembali tidur kembali bermain dileher Kinara, hingga waktu Mulai menunjukkan pukul 3 pagi. Ferdiand meninggalkan kamar Kinara tak lupa mencium kening Kinara dan membenarkan selimut Kinara. Ferdiand sudah bersiap siap dengan kopernya, sekitar jam 3.30 Ferdiand pergi menuju bandara, ya pagi ini Ferdiand berangkat keluar Negeri, dan benar benar berpisah dengan pembantu kesayangannya.
***
Alaram pagi berbunyi, membangunkan seorang gadis yang mulai sadar dari lelapnya. Kinara bangun dan merenggangkan otot tubuhnya yang terasa kaku. Kemudian menuju kamar mandi untuk mencuci muka dan gosok gigi. Setelah itu Kinara menuju dapur untuk mengambil minuman, Kinara terkejut saat melihat Mentari yang mencuci piring namun kali ini dengan suasana yang berbeda. Perlahan Kinara mendekati Mentari memeluknya dari belakang.
“ Kakak kenapa?” Tanya Kinara mengagetkan Mentari yang tengah melamun.
“Astaga Na! kamu ini bikin kaget aja,” kata Mentari membuat Kinara terkikik geli.
“Kak Mentari kenapa? “ Tanya Kinara sambil mengambil minuman di lemari es.
“Na,, kamu kok biasa aja sih?” Balas Mentari yang heran melihat Kinara yang biasa aja.
“Maksudnya?” Jawab Kinara tidak mengerti.
“Den Ferdiand sudah berangkat tadi pagi, kamu tahu kan?” Ucap Mentari. Kinara terdiam mendengar ucapan Mentari, mencoba menenangkan diri dan bersikap biasa.
“Oh, dia sudah berangkat? Hmm syukurlah, nyonya pasti senang akhirnya Anaknya mau melanjutkan kuliah disana” Jelas Kinara dengan nada yang diusahakan untuk biasa saja.
“Lalu kamu sendiri gimana? Udah mutusin mau lanjut kemana?” Tanya Mentari.
“ Emnn,, Udah, Kinara udah tahu mau ngapain setelah lulus ini, jadi kak Mentari tenang aja,, apapun keputusanku, aku udah mikirin dengan matang, ok!” Kata Kinara sambil memberikan pelukan untuk Mentari. Kinara kemudian pergi meninggalkan Mentari kekamarnya. Kinara berdiri bersandar dipintu, entah kenapa hatinya terasa sesak mendengar Ferdiand yang pergi.
“hh,pergi tanpa pamit, Kinara, kamu itu cuma pembantu, apa yang kamu harapkan?! Tapi kenapa, pamit aja enggak, dasar cowok egois seenaknya aja! Hufft Ok Kinara kamu harus bisa, sekarang kamu harus fokus kedepan, banyak hal penting yang mesti dipikirin!” Gumam Kinara menyemangati diri sendiri. Kinara mengangkat handphonenya ketika mendengar notice, membaca pesan dari Adam, kemudian disusul notice lain dari,,Ferdiand. Kinara tidak membuka pesan itu dan hanya mengabaikannya. Kinara kemudian masuk ke kamar mandi untuk bersiap- siap bertemu dengan Adam. Saat mau berdandan Kinara terkejut melihat sebuah bekas keunguan di sekitar tulang selangkanya. Kinara terus memperhatikan dan mancoba untuk mengusapnya. Sekejap Kinara teringat sesuatu, ya semalam Kinara bermimpi sesuatu menggigit lehernya, dan bekas ini, Kinara tentu sangat paham. Mau marah tapi percuma orang yang melakukan itu sudah pergi. Kinara hanya bisa menghela nafas dan kembali mengusap bekas itu pikirannya menjadi kosong. Namun Kinara sadar bahwa semua telah berubah, dan Kinara harus fokus untuk masa depannya.

***
-END-

Angry BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang