ㅡ;🌻Sekolah

245 23 11
                                    

Gue ngehela napas lega saat liat Qika lari titan sambil bawa proposal di tangannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gue ngehela napas lega saat liat Qika lari titan sambil bawa proposal di tangannya.

Hari ini, kita mahasiswa akan mulai mengajar menjadi guru di salah satu SMA dekat desa.

Faktanya, Jaemin bersekolah di sana.

Qika memang janji akan ngeprint tadi malam, namun karena saat dilihat warnetnya tutup, jadilah kita print pagi ini.

Mana jauh lagi warnetnya.

Mahasiswa perwakilan yang ke sekolah itu ada gue, Qika, Namjoon, Hoseok, dan Jimin.

Gue sama Jimin kemana-mana terus berdua ya. Enek sendiri gue.

Tapi, Namjoon nggak bisa ikut karena dipilih jadi perwakilan ke kecamatan. Jadi, cuma Hoseok, gue, Qika, dan Jimin yang pergi ke sekolah. Sedangkan mahasiswa yang lain berkumpul dengan pak Sungjae di balai desa. Sekaligus mencoba menjalankan program Fathia dan Yoongi yang akan membangkitkan desa yang sebenarnya hampir mati ini.

Sekolah ini bisa ditempuh sepeda atau jalan kaki. Namun, karena sepeda terbatas dan jalan yang sulit, jadilah kita jalan kaki. Sekalian kurus, kata Qika.

Sekolah Jaemin berlokasi di belakang desa dan harus melewati jembatan bambu agar bisa melewatinya. Bu Joy menyarankan kita pake sandal, kalau bisa nggak pakai apapun.

"Lahiya kalo ada tai ayam gimana?"

Taehyung bangsat bikin parno orang:)

Segera, Qika menarik lengan gue untuk mengejar Jimin dan Hoseok yang jalan duluan.

Jembatan bambu ini lebih menyeramkan dari yang Hoseok bayangkan. Setiap langkah pasti Hoseok selalu gemeteran. Padahal pak Sungjae berpesan nggak boleh takut saat melewati jembatan bambu.

Gue bisa ngejek Hoseok lagi, finally.

:)

Hari ini hari Selasa, jelas hari masuk sekolah. Banyak remaja dengan seragam SMA berlalu-lalang menatap kita sambil bisik-bisik.

Hoseok yang nggak tahan diomongin, kemudian melempar senyum mataharinya kepada mereka, membuat mereka kikuk dan membalas senyum Hoseok.

Sokap banget si ginjal tapak kuda, batin gue menatap Hoseok malas.

"Mbak Nayla!" Panggil salah seorang murid. Namanya Chenle, dia sohib Jaemin. Dia blasteran Indonesia-Cina. Terlihat juga Jaemin mengikuti Chenle dibelakang bersama Jeno, Haechan, Jisung, Renjun, dan Mark.

Dan kata Fathia, Chenle itu anak orang kaya di kota ini.

Iya, sampai ke kota-kota.

Rumahnya yang paling besar sendiri. Interiornya pun tidak main-main. Luasnya juga sangat luas, punya kolam ikan sama kolam renang sendiri.

Dengan sopan, Chenle menyalami gue, Jimin, Qika, dan Hoseok.

"Lu tau?" Bisik Jeno pelan, tapi kedengeran.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 30, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

KKN: Gagal Move On ㅡ pjmTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang