Pacar Baru Adit

2.4K 15 10
                                    

Siang ini, adalah waktu pulang sekolah. Ada yang udah pada pulang, tapi sebagian besar masih pada di sekolah, tepatnya di depan kelas. Ada yang duduk santai, nonton film bareng, makan, main hape, bahkan ada juga yang asik mbojo alias mesra-mesraan.

Aca baru aja ngeclose aplikasi wattpad di hapenya, waktu telinganya ngedenger sesuatu yang ganjil dari pojokkan loker.

"... Eh, selamat siang juga, yang." dengan suara bass yang terdengar tidak asing di telinganya

'Hah? Yang? Sejak kapan si Adit yang notabene alim punya pacar?' Batin Aca setengah heran setengah iri juga sih.

'Ya gimana enggak iri coba, kalau orang yang alim aja udah punya pacar, masa yang keren kayak gue masih mengharap-harap cemas oleh datangnya sesosok pangeran tampan nan mempesona yang sayangnya emang nggak dateng-dateng.' Batin Aca mulai ngelantur nggak jelas.

"Belum. Aku belum makan, yang. Yang udah makan?" Kata si Adit sama 'ayangnya'.

"Eh-eh sini deh kalian!" Kata Aca setengah bisik-bisik sama cewek-cewek lainnya yang asik nonton film.

"Ngapa sih, Ca?" Kata Nara setengah dongkol ke Aca, gara-gara nggak jadi nangis pas adegan klimaks di film yang lagi ditontonya.

"Anjay lo, Ca. Gak jadi nangis deh," Si Citra sebagai pemilik laptop yang lagi buat nonton film juga ikutan protes ke Aca.

"Palingan juga dia cuma mau nunjukkin cerita wattpad yang bagus. Kali ini apa Ca, 17+ atau 21+?" Kata Silmi si ayam dengan PD-nya.

"Otak lo jangan mesum terus! Sini deh, ternyata Adit udah punya pacar!" Bisik is Aca.

Seperti biasa, reaksi anak cewek eightdiningrat pun menggelegar dengan hebohnya.

"APAA?!"

"HAH SERIUS CA?!"

"ADIT? PUNYA PACAR?! HE-TO THE-LOWW!"

"ASTAGFIRULLAH GUE KALAH SAMA ADIT! YA ALLAH SEBEGITU NGGAK LAKUNYA KAH GUE SAMPE KALAH SAMA ADIT!"

"BUNUHLAH HAYATI DI RAWA-RAWA BANG, HAYATI UDAH NGGAK KUAT!"

"Sakitnya tuh disini, didalam hatiku~"

Si Aca cuma facepalm sambil ngelus dada, "Diem hoy! Jangan keras-keras, keleus!"

Seketika reaksi-reaksi nista tersebut langsung hilang bak ditelan bumi. Si Aca ngelirik cemas ke Adit.

Aca menghela nafasnya panjang-panjang, "Untungnya si Adit nggak denger."

'Si Adit kalo lagi mabok cinta ngeri juga ya. Sampe tu suara ribut-ribut yang kerasnya kayak suara kingkong lagi kawin nggak denger.' Batinya merinding.

"Kalian juga sih, lebay banget reaksinya. Kalo Adit denger gimana?!"

"Ya maap. Habisnya wajar dong kalo kita shok. Bayangin deh, Adit Ca, Adit! Dia yang alimnya nauzubillah gitu punya pacar. Kalo Fape punya pacar gitu kan udah biasa." Kata Nara dengan ekspresi sumpah-demi-apa-lo nya.

"Bener tuh kata Nara. Eh tapi masa beneran sih Ca Adit punya pacar, lo tau dari mana?" Tanya si Farah kepo.

"Iya, jangan-jangan kamu bohong lagi ya! Ngaku nggak! Dasar hello kitty bisanya cuma ngefitnah mbak Hana biar hubunganya sama mas Bram rusak, iya kan! Ngaku hayo!" Kata Hasna mulai ngelantur nggak jelas--efek nonton sinetron.

"Makanya kalian tu kesini! Dibilangin juga malah ngefitnah-fitnah nggak jelas. Sini deh, bentar aja!"

Akhirnya dengan males dan berat hati Nara, Citra, Hasna, Farah, dan Silmi pun mendekat ke tempat Aca.

"Shut, diem ya! Jangan berisik!" Kata Aca sambil sembunyi di balik loker sama yang lainya.

"... Iya yang, ini Adit bentar lagi mau sholat. Yang juga jangan lupa sholat ya." Dan cewek-cewek yang tadi nggak percaya sama Aca pun mulai percaya kalo Adit emang udah punya pacar.

"Adit lagi apa? Adit kan lagi telpon, kok nanya nya aneh sih, yang?"

"Selain telpon? Adit lagi belajar, biar tambah pinter dan selalu disayang."

Makhluk-makhluk nista yang sekarang jadi penguping di belakang loker pun muntah berjamaah. Setengah nggak percaya juga sih, Adit yang biasanya alim dan jujur, bisa bohong. Dia bilang dia belajar, padahal enggak sama sekali, dia cuma telponan doang sama 'ayang' tercintanya.

"Hehe, Adit tau kok kalo 'yang' memang sayang banget sama Adit. Adit juga sayang banget sama 'yang'." Kata Adit dengan menebar gelembung-gelembung cintanya ke lingkungan sekitar dan membuat para penguntit terserang virus Ebola seketika.

"Sumpah gue nggak kuat lagi denger yang beginian. Rasanya tuh kok sesek sama mual-mual mau muntah gitu ya?" Bisik Farah sambil megangin dadanya.

"Farah jangan muntah sekarang, plis!" Bisik Silmi.

"Situasinya nggak tepat pula." Bisik Nara sambil geleng-geleng kepala.

"Nih-nih gue bawa kresek kalo mau muntah." Bisik Hasna sambil ngeluarin kresek Indom*ret dari saku roknya.

"Sssst jangan berisik woy!" Bisik Citra menginterupsi kehebohan 'kecil' mereka.

"Iya yaudah ya yang, Adit mau sholat dulu. Ah, kok gitu sih? Yang aja yang nutup telponya duluan."

"Yang dulu." Kata Adit malu-malu gitu nggak sadar buat Farah tambah kepengen gumoh di pojokkan sana.

"Pokoknya yang dulu!"

"Yaudah deh, Adit ngalah nih. Dadah yang, Adit sayang banget sama Yang. Adit juga cinta banget sama Yang. Rasanya Adit pengen cepet-cepet bisa liat wajah yang lagi. Muach!" Dan kecupan Adit di telepon tadi membuat para pengupingnya kejang-kejang di tempat.

"Mungkin ini jalan yang terbaik buat Hayati, meregang nyawa bersama sahabat-sahabat tercinta di rawa-rawa ini." Cerocos Farah nggak jelas.

"Iya, maaf ya temen-temen kalo Aca punya salah sama kalian selama ini." Ucap Aca sambil ngelap ingusnya.

"Salah lo banyak, Ca! Males maafinnya." Kata Nara.

"Jahat kalian." Kata Aca tambah deres nangisnya *bohongan -_-.

"... Iya, dadah yang. Adit juga kangen sama Yang. Tapi tenang aja, besok pas lebaran kan kita ketemu lagi. Yang jangan lupa kasih angpao ke Adit ya, hehe." Kata Adit nyengir gaje.

"HAH? ANGPAO?!" Ternyata teriakan yang ini super heboh sampai ngebuat Pak Kepala Sekolah di ruangan sebelah yang lagi minum teh keselek--maksudnya ngebuat Adit yang lagi asik telponan keganggu.

"Yaudah yang dadah. Kalian tu ngapa to berisik banget, ngganggu aja!" Tanya Adit sambil menutup telephonenya sambil setengah marah.

"Kok lo minta angpaonya ke pacar lo sih? Nggak gentle banget tau nggak! Harusnya tu kan cowok yang traktir cewek!" Kata Silmi.

"Hah?" Si Adit cuma bengong aja.

"Dasar katanya alim, katanya calon kepala keluarga yang baik, masa minta uang ke cewek! Gimana besok kalau cari nafkah! Najong banget dah!" Kata Nara ngelantur dengan absurdnya.

"Astagfirullah, Adit-Adit." Citra cuma geleng-geleng kepala.

"Kalian tu ngomong apa sih? Siapa juga yang punya pacar?" Tanya Adit.

"Ya tadi lo kan telpon sambil bilang 'yang'-'yang' gitu. Berarti kan lo memang udah punya pacar, ngaku nggak!" Kata Aca.

"Yang aku maksud 'yang' itu 'yangti'! Alias eyangku, anjay. Makanya jangan sok tau deh! Ganggu aja!" Kata Adit ngebuat yang disana langsung ngelirik Aca dengan pandangan ini-semua-salah-lo.

"Eh, anu, itu, tadi, etto, aduh, eh aku dah dijemput, duluan ya!" Kata Aca langsung nyelosor pergi.

"Njir, Anjay lu ca!"

"Mau ditaruh mana muka gue di depan Adit!"

"Kali ini bunuhlah Hayati sungguhan di rawa-rawa bang!'

Dan siang itupun maki-makian untuk Aca terus bergema di tembok depan kelas eigthdiningrat dengan dramatisnya.

Makasih ya buat Phantomskye atas bantuannya dalam membuat cerita ini. Vommentnya ya guys!

Eightdiningrat Punya CeritaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang