Chapter 5 : Si dingin Hanguang-Jun

7.5K 820 65
                                    

"Mmphh!!"

Jangan ingatkan dirinya jika tadi ia memuji sosok Hanguang-Jun dengan sebutan tampan, ia memang tampan tetapi sangat membosankan. Wei Wuxian hanya menyelinap masuk dengan menaiki tembok tetapi dia ketahuan oleh Hanguang-Jun. Sekarang disini lah dia sedang menghadap Zewu-jun, dan Lan Qiren meminta izin untuk yang lainnya.

"Lan Wangji." ucap Lan Xichen memberitahu untuk melepaskan mantra dilarang bicara.

Wei Wuxian tersenyum lega ketika ia bisa membuka mulutnya, ia menatap tidak suka kepada Lan Wangji.

"Aku hanya ingin meminta kalian mengizinkan sekte kami masuk, karena kecerobohan diriku mereka tidak bisa masuk." ucap Wei Wuxian menatap Lan Xichen berharap dirinya kasihan dengan tatapannya.

"Dia menyusup dan berusaha menyuap." adu Lan Wangji masih setia dengan wajah datarnya menatap lurus.

"Tuan Wei." panggil Lan Xichen sontak Wei Wuxian menoleh ke arah nya.

"Lan Wang—" ucap Lan Xichen terpotong dengan panggilan Lan Wangji.

"Gege." ucap Lan Wangji dengan suara yang amat kecil.

Lan Xichen menolah ke arah Lan Wangji kembali tersenyum, ia menolah ke arah Wei Wuxian.

"Lan Wangji sudah memberitahukan itu kepada kami, dan sekte Yunmeng sudah di izinkan masuk berkat Lan Wangji." jelas Lan Xichen menatap Lan Wangji sekilas untuk melihat reaksi nya.

Wei Wuxian berjalan mendekat ke arah Lan Wangji, ia berdiri tepat di samping Lan Wangji. Wei Wuxian memiringkan kepalanya agar bisa meledek Lan Wangji.

"Benarkah itu Lan Wangji?" tanya Wei Wuxian tersenyum jahil menatap Lan Wangji.

"Sekarang kamu masuk list calon suamiku." ucap Wei Wuxian membuat Lan Wangji meremas pedangnya.

Lan Qiren yang mendengar ucapan Wei Wuxian hanya menggelengkan kepalanya, sedangkan Lan Xichen hanya tersenyum menatap Lan Wangji yang memerah karena ucapan Wei Wuxian.

Wei Wuxian pergi keluar ruangan tersebut, Lan Qiren menatap Lan Xichen bingung. Keduanya saling bertukar pandang sedangkan Lan Wangji hanya diam mematung.

"Apakah dia tau dimana tempat sekte Yunmeng berada?" tanya Lan Qiren menatap lurus ke arah pintu dimana Wei Wuxian keluar tadi.

Lan Xichen menggeleng tanda bahwa Wei Wuxian tidak mengetahui dimana mereka berada, beberapa menit kemudian surai rambut terlihat di balik pintu.

"Hahaha."

Wei Wuxian tertawa hambar memasuki ruangan yang sebelumnya ia berada, menggaruki kepala yang tidak gatal.

Lan Qiren tersenyum menatap Wei Wuxian, ia memerintahkan Lan Wangji untuk mengantarkan Wei Wuxian menuju kamarnya.

Tanpa menunggu lama-lama ia berjalan meninggalkan Wei Wuxian yang masih melamun di tempatnya, Wei Wuxian mengerjapkan matanya ketika Lan Qiren berdehem.

"Hm."

"Baiklah aku permisi dulu Zewu-jun." keluar ruangan tanpa berpamitan kepada Lan Qiren.

Entah kenapa dirinya tidak terlalu menyukai kakek tua itu, mungkin dirinya akan bermasalah di masa depan dengannya.

•••

Kedua hanya diam tidak ada yang ingin memulai pembicaraan, sebenarnya tadi Wei Wuxian sudah bertanya tetapi hanya di anggap angin lalu. Wei Wuxian menghela nafas ia menatap jengkel sosok di depannya, Lan Wangji sangat irit berbicara, irit ekspresi. Tidak heran dirinya kaya dalam hal seperti itu aja irit.

"Lan Wangji."

"..."

"Perkataanku tadi lupakan saja." ucap Wei Wuxian seketika Lan Wangji berhenti.

Wei Wuxian menabrak punggung Lan Wangji, ia memegang dahinya.

"Punggungmu sangat keras seperti batu." ucap Wei Wuxian mengusap-usap dahinya.

Lan Wangji menatap dingin ke arahnya, tepat di kedua maniknya. Kedua mata mereka saling bertabrakan, Wei Wuxian yang ditatap tajam seperti itu memilih memutuskan kontak mata mereka.

Lan Wangji berjalan semakin mendekat ke arahnya, Wei Wuxian menatap kedua tangannya yang sudah terkepal seperti siap untuk memukul. Wei Wuxian tertawa hambar sambil berjalan mundur hingga dirinya terpojok.

Lan Wangji berada tepat di depan Wei Wuxian, ia menatap ke arah belakang Wei Wuxian.

"Sudah sampai."

Wei Wuxian mengerjapkan kedua matanya, ia melihat ke arah belakang di dalam ia melihat Jiejie nya. Lan Wangji pergi begitu saja tanpa mengucap sepatah kata pun.

"Aku pikir dirinya marah karena ucapanku barusan.

Wei Wuxian menatap punggung Lan Wangji yang semakin menjauh, ia memilih masuk ke dalam dari pada memikir Lan Wangji.

tbc

Pesona Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang