Chapter 2 : Wei Wuxian II

10.3K 1K 114
                                    

Jiang Fengmian menatap isteri nya lalu tersenyum, "Lihat siapa tadi yang menenangkanku." Madam Yu mencubit pundak suaminya.

"Ish, berhenti meledekku."

previous page


² ; wei wuxian ii


Jiang Yanli berserta adik adik nya hanya terdiam melihat kemesraan pasutri tersebut, "Ibu, kamu masih ada disini."

Kemesraan mereka pun terhenti, Madam Yu pura pura batuk. Sedangkan Jiang Fengmian hanya tertawa melihat isteri nya yang sangat berbeda.

"Kalian kembali ke kamar masing - masing."

Jiang Yanli menuntun Wei Wuxian berjalan ke kamarnya, baru saja beberapa langkah.

"Ayah, boleh tidak aku tidur bersama Wei Wuxian."

Wei Wuxian yang mendengar namanya disebut membalikkan badan begitupula Jiang Yanli, Madam Yu menatap suaminya. Mereka berdua saling menatap.

"Jiang Cheng, tidur sendiri iya."

"Ibu dan Ayah, pelit!"

Jiang Cheng berlari keluar dari aula, Wei Wuxian menatap punggung Jiang Cheng yang sudah menghilang. Ia menatap Jiang Yanli. "Jiejie kenapa A-Xian tidak boleh tidur bersama?"

Jiang Yanli yang ditanya seperti bingung,  "Harus jadi suami istri seperti Ayah dan Ibu baru boleh tidur bersama."

Wei Wuxian hanya terdiam memikirkan perkataan Jiang Yanli, karena keasikan melamun dirinya tidak sadar sudah berada di depan kamar.

"Jiejie bikin susu untuk A-Xian dulu."

Wei Wuxian mengangguk menatap Jiang Yanli, ia menatap kamar sebelah. Wei Wuxian mengetuk pintu tetapi tidak ada suara. Wei Wuxian kecil berlari menuju hutan, tempat dimana Jiang Cheng sering sendiri.

...

Wei Wuxian menatap ke atas pohon, disana ia melihat Jiang Cheng sedangkan menyembunyikan wajahnya dengan kedua tangannya.

"Chengcheng turun dulu A-Xian mau bicara."

"Sana pergi!"

Wei Wuxian terkejut ketika Jiang Cheng berteriak kepalanya, ia menunduk tubuh nya bergetar. Jiang Cheng yang melihat itu langsung turun dari pohon.

"A-Xian, maaf."

Wei Wuxian menatap ke arah Jiang Cheng lalu tersenyum, "Chengcheng, A-Xian bohongin."

Jiang Cheng yang ditipu ingin marah lagi, tetapi dengan cepat Wei Wuxian memegang kedua tangannya.

"Ayo, Chengcheng nikah sama A-Xian."

Wei Wuxian masih dengan senyumnya, Jiang Cheng menatap Wei Wuxian bingung.

"Kata Jiejie, kalau mau tidur bareng harus menikah."

"Janji."

"Umm, janji!"

"Jadi kalian disini anak anak nakal."

Jiang Fengmian datang bersama Jiang Yanli, menatap adik adik nya dengan panik. Ia berjalan menghampiri mereka.

"Kalian jangan pergi lagi bilang dulu sama Jiejie." Keduanya menunduk sambil mengangguk kepala.

Wei Wuxian digendong oleh Ayahnya, sedangkan Jiang Yanli dan Jiang Cheng keduanya digandeng.

"Kalian kenapa ke dalam hutan."

"A-Xian hanya menghampiri Chengcheng."

"A-Cheng kenapa ke hutan?"

Jiang Cheng menunduk tidak berani menjawab pertanyaan ayahnya, "Jiang Cheng kesal tidak diizinin tidur bersama A-Xian."

Surai Jiang Cheng dielus Jiang Fengmian, "Kau akan paham ketika besar nanti."

"Tadi A-Xian janji bakalan nikah sama Chengcheng, biar bisa tidur bareng."

"..."

Semua tertawa mendengar ucapan Wei Wuxian, sedangkan Jiang Fengmian hanya terdiam.

...


Tidak terasa Wei Wuxian sudah besar, ia tumbuh menjadi bunga yang cantik. Beberapa kali juga Jin Guangshan datang untuk melihat Wei Wuxian tumbuh, tetapi Wei Wuxian selalu tidak ada karena dirinya berdua sedang berlatih ditemani oleh Jiang Yanli. Karena kedua orang tua mereka tidak mengizinkan mereka hanya berdua harus ditemani Jiang Yanli.

Walaupun terlahir sebagai Omega, ia tidak ingin meninggalkan latihan. Wei Wuxian harus bisa melindungi dirinya sendiri, ketika tidak ada seseorang yang dikenal didekatnya.

"Kalian ayo kemari, berhenti dulu latihannya aku membawa makan siang."

Keduanya menghampiri Jiang Yanli, mendudukkan diri disamping Jiang Yanli.

Keduanya makan sangat lahap, Jiang Yanli menatap Wei Wuxian yang makan sangat berantakkan ia membersihkan sudut bibir Wei Wuxian.

Jiang Yanli khawatir dengan adik omeganya itu, ketika beranjak dewasa dia tidak belajar yang harus diambil omega. Ia belajar ilmu bela diri dan ilmu kultivasi lainnya. Walaupun sesekali dirinya belajar memasak. Tetapi Wei Wuxian selalu memasak semua makanan pedas, apapun makanannya Wei Wuxian akan membuatnya pedas.

"Aku sudah selesai!"

Jiang Yanli dan juga Wei Wuxian terkejut ketika Jiang Cheng berbicara sedikit keras, dan juga menaruh mangkuk dengan kasar.

"Ada apa dengan A-Cheng?"

Wei Wuxian menggendikkan bahunya melanjutkan makan siangnya, beruntungnya Wei Wuxian doyan makan tapi berat badan tidak pernah naik.

"Tidak tahu, mungkin dia kenyang."

Jiang Yanli menatap punggung Jiang Cheng yang menghilang di kedalaman hutan, "Cemburu?"

"Tadi Jiejie bilang apa?"

-


ayoo, kasih tahu apa yang kurang dari book ini. ternyata chapter ini sudah aku pindahin dari telegram, aku pikir belum ku pindahin. maaf slow up. aku lagi berusaha guys.

Pesona Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang