3. Chapter 3

1K 163 63
                                    

Jika para lady menganggap seorang Leonardo Ain Ainsley sebagai pria yang waras, maka Wilona akan menjadi satu-satunya lady debutan yang mematahkan asumsi itu.

Ini buruk!

Lebih tepatnya menggelikan.

Bagaimana bisa ia duduk tenang dan menikmati sarapannya ketika salah seorang yang tidak waras diantara mereka terus menatap dan tersenyum aneh padanya seolah Wilona telah melakukan aksi-aksi konyol yang membuat sepasang netra obsidian nan tajam itu tak berkedip menatap kearahnya.

Oh astaga! Wilona pikir ia telah banyak menyumpah serapah hari ini, semua itu karena kehadiran sang lord berandal yang menjijik-kan!

Alih-alih menikmati hidangan lezat di atas meja ini dengan khidmat, lelaki tidak tahu diri itu terus memandang kearahnya dengan tatapan ganjil yang sulit diartikan. Entahlah, jenis tatapan predator macam apa itu, yang jelas, ia merasa earl of Shrewsbury yang sial nya setampan dan segagah Arjuna dalam mitologi India kuno itu tampak begitu menarik perhatiannya dengan sejumlah aksi menyebalkan yang ia perbuat.

Sang Ayah, duke of Wellington yang sadar akan kecanggungan antara putrinya dengan lelaki itu lantas tak bisa menapik ketertarikan sang earl terhadap anak gadisnya yang lugu.

Sang duke mulai mengajukan sebuah pertanyaan yang juga membuat David terkejut, "Kudengar dari desas-desus di seluruh penjuru kota London, kau terkenal sebagai seorang yang pandai memikat hati wanita lord Leonardo Ain Ainsley, bukan begitu? " tanya sang duke sedikit menurunkan letak kacamata berantainya.

Mendengar Duke of Wellington yang saat ini tengah menyapanya secara personal membuat jantung sang earl seolah berhenti, tentu saja ia sangat terkejut sekaligus gugup. Ia tidak pandai bersilat lidah di hadapan salah seorang duke terkemuka yang begitu dihormati dan disegani di Inggris Raya ini.

David seketika menyenggol lengan kawannya itu dan berbisik lirih, "Apakah kau baru saja menggoda adikku dengan tatapan kurang ajarmu itu? Ataukah kau tengah menabuh genderang perang terhadap diriku? Yang mana yang benar, dua-duanya pun aku tidak suka, aku tidak ingin Wilona berakhir di tangan orang sepertimu, jangan main-main dengan adikku Leonardo Ain Ainsley, atau kau akan mati, "

Oh astaga! Lidah Leonardo terasa keluh dengan pikirannya yang mulai bercabang antara harus memikirkan alasan yang logis, atau berterus terang dan membuatnya terlihat buruk.

Leo berdehem sesaat, kemudian sedikit menegakkan tubuhnya,

Dengan sopan ia berkata, "Maafkan kelancanganku your grace, namun sepertinya, aku harus mengoreksi kabar miring tersebut. Aku hanyalah bangsawan biasa yang selalu menjaga diriku dari berbagai skandal. Semua rumor yang diberitakan oleh lady penggosip itu tidak selalu benar, "

David terdengar mengumpat, "Yang mana dari rumor itu yang menurut mu tidak benar? Apa kau berusaha untuk menipu Papa-ku? Tch, ternyata kau lebih picik dari yang kukira, kau benar-benar cari mati, "

Gulp!

Setiap lirihan David terdengar seperti sebuah ancaman, membuat Leonardo frustrasi alih-alih bergidik.

"Dengar bung! Kau sangat tidak dan takkan pernah bisa bersanding dengan Wilona, camkan itu! "

Dan lagi, bisikkan David barusan benar-benar telah mematahkan rasa percaya dirinya. Ia tampak seperti custody yang menunggu putusan hakim sekarang. Ini mengerikan sekaligus memalukan. Seumur hidupnya, seorang lord berandal seperti Leonardo Ain Ainsley hampir tidak pernah mempermalukan dirinya di depan orang lain.

Earl of Leven ( HAI Project) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang