SALAH, AKHIRI SAJA (Pt. I)

2.5K 195 10
                                    

BANGCHAN X HYUNJIN








.
.
.
.
.
.















Deru nafas saling beradu. Bersahutan dengan desahan sang submissive saat titik surganya mendapatkan sentuhan dari milik sang dominan. Membuatnya ingin lagi dan lebih.








Tubuhnya indah mengkilat karena keringat. Bibir tebal merahnya yang selalu mengundang untuk dilumat. Leher putih jenjangnya yang penuh dengan tanda sayang dari sang dominan.








Pasrah dan mendesah, saat tubuhnya benar-benar dimanjakan. Pria diatasnya yang kini sedang mengejar kenikmatan berikutnya untuk mereka berdua, benar-benar ahli membuatnya melayang. Ciuman, sentuhan, pijatan dan tusukan.








Matanya sayu, bibir terbuka, nafas terengah. Terkulai lemah, sexy dan menggoda. Rambut-rambutnya berantakan, menempel acak di dahinya karena keringat. Tubuhnya bergetar, tanda dia telah mengalami pelepasan nikmat berulang.









Setelah beberapa kali mengalami pelepasan, tubuh kekar itu ambruk di atas tubuh langsing yang kini terengah-engah. Lelah, tapi nikmat. Membiarkan bagian bawah mereka tetap menyatu.









"Chris...kamu berat, bisakah menyingkir ? Dan tolong....keluarkan milik-mu, rasanya ngilu,"










Sang dominan terkekeh, mencabut miliknya. Membaringkan tubuhnya di samping kekasihnya. Menarik tubuh yang terlihat lelah itu ke dalam rengkuhan hangatnya.









"Jinnie mengantuk ?"








Yang ditanya menggeleng lemah, "Tidak. Aku hanya lelah. Permainanmu semakin lama semakin liar. Aku nyaris tidak mampu mengimbangimu, Chris,"








"Bukankah kamu menyukainya ?"








"Tentu saja," Hyunjin mendongak dengan bibirnya melengkung ke bawah,"Tapi saat sudah selesai, rasanya remuk Chris...sakit...pegel...aku jadi susah jalan,"









"Jadi...tidak usah berhenti ?"








"Mau mati ???!!!!"










"Hahahaha....." kecupan jail Chris mendarat di bibir Hyunjin yang masih cemberut.
"Salahkan tubuhmu yang begitu indah itu. Melihatmu selalu membuatku menggila,"









"Ck...Chris hanya menyukai tubuhku saja,"










"Siapa bilang ? Hei, liat aku..." Hyunjin menatap lekat kedua manik milik Chris."Aku sangat mencintaimu Jinnie. Sangat. Kamu itu kekasihku, mana mungkin aku tidak mencintaimu,"










"Tapi aku hanya kekasih gelapmu Chris. Ah, tidak. Aku.....selingkuhanmu,"









Chris memijit pangkal hidungnya,"Jinnie...cukup percaya bahwa kamu yang paling aku cintai. Hanya itu yang harus kamu ingat dan kamu tahu,"








"Tapi ini salah, Chris. Aku merasa bersalah pada istrimu yang begitu baik padaku. Aku tidak tega,"








"Tapi aku tidak mencintainya, aku hanya mencintaimu. Kami menikah tanpa ada cinta, kita dijodohkan,"









"Tapi tiap aku bertemu istrimu, dia nampak begitu menyayangimu Chris. Terlihat dari sorot matanya saat menatapmu,"









"Jinnie...apa kamu menyanyangiku ?"








"Tentu,"










"Lalu apa kau mencintaiku ?"










"Sangat,"










"Lalu apa lagi, aku mencintaimu dan kamu juga mencintaiku. Bukankah itu cukup ?"










"Tapi tetap saja ini salah,"









"Jinnie...bisakah kita tidak berdebat ? Kita baru saja selesai mendesah, apakah pantas jika kita berargumen seperti ini ?"









Hyunjin memilih diam tidak menjawab. Mencintai Chris itu menyakitkan untuknya. Merasa bersalah karena terus menggenggamnya, merasa berat untuk melepaskannya.








"Babe, cukup pikirkan soal kita berdua. Yang lainnya biar aku yang memikirkan. Aku akan mencari jalan keluarnya. Kamu cukup bertahan di sampingku. Jangan pernah pergi," Chris mengecup bibir Hyunjin lama, melumatnya beberapa saat. Hingga tiba-tiba ponselnya berdering.









"Hallo,"








"Chan...t-tolong...perutku s-sakit....hiks...sakit sekali....ada darah mengalir ke pahaku...t-tolong..."








"Apa ?! Bagaimana bisa ?"









"A-aku j-jatuh...cepaatt Chan..s-sakit...hiks,"










"Aku pulang sekarang. Tahan ya," Chris beranjak mengambil pakaiannya. Memakainya dengan cepat.











Hyunjin hanya diam memandangi. Dia tidak ingin bertanya. Dia tahu yang menelfon tadi adalah istri dari kekasihnya.










Setelah selesai berpakaian, Chris mendekati Hyunjin dan mengecupkan keningnya, "Sorry, i have to go Babe...Jangan pikir macam-macam, istirahatlah. Aku mencintaimu,"









"Chris," Tangan Chris yang hendak membuka pintu kamar milik Hyunjin, terhenti.










"Ini salah, kita akhiri saja,"









Ucapan Hyunjin membuat tubuh Chris menegang. Pegangan tangannya pada knop pintu melemas. Dia tidak sanggup berbalik untuk menatap Hyunjin.









Hyunjin tidak mengatakan apapun lagi setelahnya. Dia hanya menunggu respon Chris yang terdiam di depan pintu kamar. Setelah beberapa saat, senyum kecut terlukis, saat akhirnya Chris memilih membuka pintu dan keluar tanpa mengucapkan apapun.









"Ya, kau melakukan hal yang benar Hyunjin. Ini sudah berakhir," gumam Hyunjin, beriringan dengan kristal bening mengalir dari sudut matanya.

EVERYONE LOVES HYUNJINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang