'oh kenapa dia turun?' aku mengernyit bingung
'nugu?' tanya jihye bingung
'sang mempelai namja' jawabku masih memandang ke arah kim myungsoo
'ani mempelai namja sudah siap di altar' aku menoleh cepat ke arah jihye di sampingku
'ne, kau lihat kan? Soohyun-ssi disana' aku menolehkan kembali ke arah altar pernikahan
'jadi maksudmu...' aku menarik nafas sebelum menoleh pada jihye lagi
'pengantin namja adalah...kim soohyun?' jihye mengangguk
'bukan kim myungsoo?' jihye menaikkan kedua alisnya
'kim myungsoo? Maksudmu, yang sering datang mencarimu itu?' aku mengangguk mengiyakan
'aniyaaaa...dia kan adiknya kim soohyun-ssi, kau ini aneh sekali' jihye menggelengkan kepala
'lagipula mana mungkin dia terus mencarimu kalau sudah mau menikah' jihye menyandarkan tubuhnya santai.
Otakku masih terus mencerna apa yang terjadi. Bukankah kim myungsoo yang bilang kemarin adalah pesta bujangnya? Bahwa kami tidak akan bisa bertemu karena dia akan segera menikah? Lalu, apa ini? Apa yang terjadi? Lamunanku terhenti saat musik mulai mengalun. Bae sooji berjalan perlahan digandeng oleh tuan bae, appanya. Aku dan jihye otomatis berdiri bersama tamu yang lainnya. Lalu otakku menjadi kosong setelahnya.
'hei, kau mau makan?' mataku mengrjap, para tamu mulai bubar dan berbaur bersama yang lain
'jiyeon-ah' jihye melambaikan tangan di depan wajahku
'kau baik? Wajahmu pucat' dia menatapku khawatir
'mau kuambilkan makanan? Atau minuman?' aku menggeleng, aku memegang lengannya erat
'aku mau pulang saja, tolong sampaikan permintaan maafku pada nona bae ya' jihye mengangguk ragu
'perlu kuantar?' aku menggeleng
'aku akan naik taksi' aku menepuk lengannya beberapa kali lalu berjalan menerobos kerumunan. Aku butuh udara segar. Begitu keluar dari gedung pernikahan aku cepat-cepat menarik nafas panjang. Aku berlutut, menopang kepala ke lututku.
'kau baik-baik saja?' suara itu sangat kukenal
'jiyeon-ah' aku menarik nafas panjang lalu perlahan membuka mataku. Kim myungsoo di sana, berjongkok di depanku dengan wajah khawatir
'bikyeo' suaraku datar, tanpa aba-aba aku berdiri dan melangkah pergi dari sana
'hei, kau kenapa?' dia mengejarku
'kau masih marah padaku?' dia memegang tanganku sambil mwmgikuti langkah cepatku
'bicaralah, jangan hanya diam' aku berhenti melangkah
'bikyeo' gumamku lagi tanpa memandangnya. Kuhempaskan tangannya lalu kembali melangkah lebar menuju jalan besar
'aku tau aku bersalah' teriakannya membuat langkahku kembali berhenti
'mianhae' suaranya bergetar
'awalnya aku hanya ingin bercanda, tapi...' kalimatnya terhenti saat aku berbalik menatapnya tajam
'bercanda? Kau pikir ini lucu?' aku berteriak marah, rasanya sudah tak bisa menahan lagi
'aku tau, aku minta maaf. Aku bersalah jadi...' langkah kim myungsoo berhenti saat aku mengangkat tanganku
'jangan mendekat padaku' geramku kesal
'wae? Kenapa kau lakukan itu? Karena kau pikir aku mudah? Kau pikir aku gampang ditipu? Lucu sebagai bahan candaan? Kau tau apa yang aku rasakan?' dia tidak menjawab hanya menatapku sendu

KAMU SEDANG MEMBACA
Wedding Dress
FanfictionKetika masa lalu itu hadir di depanmu, dengan segala kebahagian yang dimilikinya