Malam ini aku pulang sendiri. biasanya aku pulang bersama sahabatku kim jennie karena dia tidak masuk kuliah karena ada urusan keluarga yang tidak bisa di tinggalkan.
Namaku lalisa manoban aku berasal dari swiss dan menempuh pendidikanku di universitas seoul . orang tuaku bercerai sejak aku dibangku menengah pertama aku anak tunggal, ibuku berasal dari Thailand dan Ayahku orang swiss. Mereka menjalani kehidupan masing-masing setelah bercerai .
Ibuku memutuskan pulang kenegaranya dan menikah dengan orang sana. Aku ikut dengan ayah di swiss, ayahku adalah seorang koki dia adalah ayah yang hebat meskipun jadwalnya sangat sibuk tetapi dia masih bisa meluangkan waktunya untukku entah itu sarapan bersama mengajakku jalan-jalan atau berlatih memasak meskipun aku payah dalam hal namanya memasak, aku sangat menyayangi ayahku dia adalah ayah sekaligus ibu bagiku.
Pernah berpikir kenapa ibu meninggalkan laki-laki baik seperti ayahku bahkan aku pernah menaruh benci pada ibuku. Tapi seiring dengan waktu, aku mengerti mungkin ibuku tidak bahagia bersama ayahku, karena itu ayahku melepaskan ibuku aku tau ayahku masih mencintai ibuku tapi ayahku berusaha menerima meskipun berat. Ibu yang mengerti akhirnya menyerahkan hak asuhku sepenuhnya kepada ayahku, karena agar ayahku tidak sakit terlalu dalam.
Aku mengerti ibuku juga berat meninggalkanku apalagi dia yang melahirkanku, tapi ibuku tidak ingin egois, kadang dia dua bulan sekali menjengukku untuk melihat keadaanku.Setelah enam tahun, aku pergi ke negara gingseng untuk menempuh pendidikanku karena mulai kecil aku ingin sekali menempuh pendidikan dikorea dan akhirnya Tuhan mewujudkannya, aku diterima di universitas bergengsi di korea universitas shoul dan masuk jurusan yang aku cita-citakan yaitu kedokteran. Berat sebenarnya meninggalkan ayahku sendiri terlebih dia sendiri siapa yang akan menemaninya. Tapi dia menegaskan bahwa dia tidak papa dia akan bermain ke rumah alexander temannya jika dia merasa kesepian dan menyuruhku untuk tidak perlu khuwatir dan fokus pada masa depanku, aku tahu kalau ayahku berbohong padaku, aku tahu dia sedih tetapi dia berusaha menutupinya dengan senyuman. Aku sangan merindukan ayahku. Kembali ke topik, aku berjalan dari kampus ke Apartemenku jaraknya tidak jauh hanya menempuh waktu 20 menit berjalan kaki, biasanya aku bersama jennie naik mobil tapi karena yang punya mobil ada urusan jadi aku pulang sendiri. Aku mengeratkan switerku karena angin malam yang berhembus membuatku menggigil kedinginan,membayangkan hangatnya selimut dan embuknya kasurku membuatku ingin cepat-cepat sampai ke Apartemen dan tidur. Ketika aku masih membayangkan hangatnya selimutku aku merasa ada orang yang mengikutiku aku berusaha mempercepat langkahku dan orang itu juga mempercepat langkahnya aku merasakan ketakutan yang amat sangat aku menoleh dan benar saja ada seseorang yang memakai setelan berwarna hitam dan topi hitam yang mencurigakan tengah berlari mengejarku aku berlari sekuat tenaga dengan terisak karena takut yang teramat sangat bagaimana kalau dia mau membunuhku karena akhir-akhir ini ada kasus pembunuhan berantai yang masih berkeliaran memenuhi otakku tidak-tidak aku belum ingin mati. Ketika melewati tikungan aku melihat ada tong sampah besar segera aku sembunyi dibalik tong sampah aku menutup mulutku agar tidak terdengar suara nafasku badanku begetar mataku tidak berhenti mengeluarkan luquid bening. Aku mendengar suara kaki jantungku seperti mau keluar kala langkah kaki itu semakin dekat ke arahku berusaha tidak mengeluarkan suara sama sekali kalau saja aku ingin menangis sejadi-jadinya karena ke takutan aku bedoa semoga dia segera pergi aku merapalkan doa di dalam hati, suara langkah kaki itu akhirnya menjauh dan tak terdengar lagi, aku lega. aku mengintip dan tidak melihat siapa-siapa disana. Aku sangat lega sekali beruntung karena Apartemenku tidak jauh dari tempatku bersembunyi, ketika aku mau berdiri tiba-tiba aku merasakan ada orang menarik tubuhku aku sangat terkejut dan berusaha melepaskan tangannya yang mencekram tanganku dengan kuat tetapi tenaga orang itu lebih kuat dan akhirnya merapatkanku ketembok dengan menempelkan dadanya ketubuhku. Aku panik dan berusaha melepas diri meskipun mustahil. Aku merasakan benda dingin tengan menempel di pipiku aku membelalakkan mataku ketika aku melihat yang di pipiku adalah pisau kaki bergetar aku terisak memohon untuk dilepaskan. Tepat di depan wajahku aku melihat wajah seorang laki-laki yang sangat tampan bahkan malah melihatku dengan mata yang tajam aku tidak salah lihat kan didepanku sekarang adalah kakak tingkatku Taehyung yang baik dengan senyum manisnya tengan menodongkan pisau kepadaku. Dia biasanya yang selalu tersenyum dengan senyum kotaknya itu berubah dengan wajah datar dengan mata memicing tajam, aku mengenalnya karena dia adalah asisten dosenku yang biasanya mengajar kelasku menggantikan dosen yang sibuk. Tapi kenapa dia melakukan ini kepadaku aku merasa tidak pernah melakukan kesalahan padanya. Aku selalu rajin mendatangi mata kuliahnya tidak pernah bolos dan mengerjakan tugasku dengan baik, tapi kenapa dia mau membunuhku. Aku menangis sesegukan lidahku kelu bibirku kaku sampai aku tidak bisa berteriak sangking takutnya. Tuhan tolong aku kumohon.
Dia mendekatkan wajahnya ke wajahku nafasnya menerpa kulit wajahku dia berbisik.
" aku menemukanmu sayang " dia menyeringai. Tiba-tiba kesadaranku menipis dan aku jatuh pinsan kepelukannya. Samar-samar aku mendengar dia bergumam.
'lisa sayang kali ini aku tidak akan melepaskanmu' sampai kesadaranku hilang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Run
FanfictionLalisa terjebak bersama Taehyung, psikopat gila yang terobsesi padanya. Akankah lalisa bisa lari dari taehyung? Atau dia akan terjerumus lebih jauh bersama taehyung dan tidak mendapatkan celah untuk lari? 'Kau ini milikku lalisa. Jadi jangan pern...