season 2: calon mantu

2.5K 472 104
                                    

line!
line!
liㅡline!
line!

gue terbangun karena notifikasi line yang engga kunjung berhenti itu, kemudian sambil masih setengah sadar gue melirik kearah jam dinding.

jam 5:50.

line!

gue merabah kasur mencari ponsel gue, kemudian segera mengintip dari notifikasi, siapa sih orang yang ngechat gue pagi buta begini.

jisung:
juy bangun
jisung:
p
p
p
p
jisung:
bangunnnn setannnn

gue berdecak, mematikan ponsel kemudian kembali memejamkan mata, mau balik tidur.

sebelum akhirnya lagi-lagi ponsel gue berbunyi.

INCOMING CALL FROM JISUNG.

"halㅡ"

"ANJING!" seru gue tepat setelah mengangkat panggilan tersebut, bahkan sebelum jisung menyelesaikan omongannya.

"b-buset..." ujar jisung.

"gue ngantuuuk, lo ngapain sih nelfonin mulu," keluh gue dengan suara serak khas bangun tidur.

"gue depan rumah lo."

"ngapain?" tanya gue.

"mau ngajak lo lari pagi."

"gamau ah, ngantuk." keluh gue, kemudian kembali memejamkan mata.

"ngantuk-ngantuk, mana yang kemaren ngeluh berat badannya naik selama liburan."

gue tidak menyahuti jisung dan kembali merebahkan badan, kemudian memejamkan mata.

"ckck, malah balik tidur. gak sadar apa kalo lo itu gendut."

dan gue, langsung bangun. duduk. tegak.

TRIGGERED!!!

pada akhirnya gue keluar rumah, masih pake baju tidur dan setengah ngantuk.

begitu buka pintu, jisung yang udah siap pake training dan sepatu larinya didepan pager rumah gue dadah-dadah.
















setelah kurang lebih sepuluh menit jalan kaki, kita sampe di taman yang lumayan deket sama rumah gue.

gue belok, duduk di ayunan soalnya emang gampang kecapean.

"yaela baru 5 menit," keluh jisung, tapi ikut duduk di ayunan sebelah.

"13 menit ya, anjing," seru gue memperlihatkan jam di ponsel gue.

"nyenyenye," ledek jisung.

gue gak hirauin dan buka malah buka TikTok, scroll fyp sebelum akhirnya ada notif whatsapp dari mami.

mami:
kamu kemana?

gue segera membalas, ‘lagi lari pagi.’

mami:
halah

juya:
lah beneran
juya:
diajak jisung

mami:
ooh
mami:
titip bubur 5 dong buat orang dirumah
mami:
sekalian beli buat jisung

juya:
gabawa money

mami:
mami isiin dana

juya:
ckck tukang bubur mana yang bisa bayar pake dana

mami:
emg gaada ya..
mami:
depan alfam*** emang engga bisa pake dana?

gue yang udah males chat sama mami itupun menoleh kearah jisung,

"sung, bawa cash gak lo?"

pria itu mengangguk. "mau sarapan ya lo? ayo dah cari tukang nasi uduk atau bubur gitu,"

"kagaaa," seru gue segera menggelengkan kepala. "ini, nyokap gua nitip bubur buat orang rumah, ntar diganti,"

"ooh.."

"cukup gak duit yang lo bawa?"

"cukup-cukup aja si, kuy lah~" sahutnya kemudian segera beranjak bangkit dari ayunan.






















"ooh, tapi nanti mama nyusul ke indonesia gak?" tanya nyokap gue sembari merapikan meja makan.

"gatau tante, mama kayaknya mau nikah sama orang korea,"

"ooh mau nikah lagi?" tanya nyokap gue yang bikin gue memicingkan mataㅡkarna engga enak.

"kayaknya..." sahut jisung.

nyokap menganggukan kepala mengerti sementara gue lanjut makan bubur sembari baca webtoon.

"oh ya, tadi buburnya habis berapa?" tanya nyokap, merogoh kantung daster nya untuk mengembalikan uang jisung.

"ah, gausah tante," kata jisung.

"heee, kok ga usah?" keluh gue, kemudian menyahut ke nyokap. "tadi abis 72 ribu mah,"

nyokap menyodorkan uang seratus ribuan ke jisung, tapi lagi-lagi cowok itu menolak sembari menggelengkan kepalanya.

"gausah tante beneran deh,"

"kenapa?" tanya nyokap gue, masih nyodorin uang di hadapan jisung.

"hehe, kan aku calon mantu~" sahut jisung yang bikin gue segera mengangkat sendok tinggi tinggi untuk memukul kepala pria itu.

entah dari mana tiba tiba di kepala gue terputar backsound,

pipipipip calon mantu~








iseng banget. next ga?

ex./park jisung ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang