2. Freya

47 9 0
                                        

Jangan lupa vote dan komentarnya 😘

Pukul 23.45 hanya aku dan Nadin perempuan yang masih terjaga, yang lainnya sudah kembali ke tenda masing-masing.

"Gara-gara ngopi nih gue sama lo jadi gak ngantuk-ngantuk."

"Elo sih gue pesen kopi susu malah di bikinin kopi gajah, ya melek sampe pagi inimah." Balasku sambil tertawa mengingat kebodohan Nadin yang pesan kopi hitam merk lain yang dibikin malah kopi hitam cap gajah.

"Ya, sambil nunguin ngantuk mending nyayi, gue yang main gitarnya lo yang nanyi." Ares menghampiriku yang sedang asyik mengobrol dengan Nadin.

Ada Bagas temennya Ares, Raka, Abram si ketua OSIS yang kebagian giliran jaga untuk malam ini.

Ares itu jago main alat musik salah satunya  gitar, tampan, populer dan playboy, dia punya band yang eksis disekolah jadi gak heran kalau banyak cewek yang selalu nempel padanya, dan dia tidak pernah menyia-nyiakan itu.

Setelah selesai dengan satu lagu Love Story dari Taylor Swift, ia menatapku seperti biasa.

"Satu lagu lagi, Kenapa sih Ya lo gak mau gabung sama band gue."

"Gue gak mau Ares, udah berapa kali gue bilang."

"Padahal kita bakal jadi kolaborasi yang sempurna, sayang banget Ya."

"Ya sayang banget, dan gue gak bakal tergiur hanya dengan lo pasang muka so imut kaya gitu, gak ngaruh buat gue."

"Ck, cuma lo deh yang gak tersipu-sipu sama tatapan gue."

"Udah muak gue liat muka lo."

Ares selalu berakhir dengan mengacak rambutku gemas setiap kali kami berdebat dan dia kalah eh atau mengalah ya.

Dering ponselnya mengentikan keributan kecil kami, dan tanpa aku sadari ada yang dari tadi menatap dengan cemburu.

"Halo."

"....."

"Lo dimana?"

"......"

"Langsung aja kesini, gue tunggu."

"Siapa?" Tanyaku begitu Ares menutup teleponnya.

"New friend."

"Siapa?"

"Nanti juga lo tau, anaknya mau kesini."

Tak lama orang yang disebut Ares sebagai teman barunya datang, dan ternyata oh ternyata dia adalah orang yang sama dengan yang ku tabrak dikoridor tadi, aku mecoba berkomunikasi dengan Ares melalui tatapan mata mencoba bertanya 'sejak kapan Ares berteman sama dia.'

"Jun sini, kenalin temen-temen gue."

"Res, bukannya dia anak baru, kok lo bisa kenal?" Aku berbisik pada Ares.

"Iya, tapi bukan anak baru kelas sepuluh, dia seangkatan dengan kita."

"Murid pindahan?"

"Iya."

"Kalian ngapain sih bisik-bisik gitu, kaya dunia milik berdua aja." Sewot Raka.

"Kenapa sih Ka, sensi mulu dari tadi." Balasku tersenyum pada Raka yang bisa kutebak moodnya sudah buruk sejak tadi siang hanya karena aku mendapatkan banyak surat daru junior cowok sebagai kakak kelas favorit.

Namun Ares yang sudah mengetahui betapa cemburuannya Raka malah sengaja menantang. "Iri? Bilang Boss!!"

"Res jangan mulai." Aku menyikutnya supaya jangan memanasi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 04, 2024 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Aku Vs Si Anak BaruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang