Epilog

759 73 0
                                    

Sesampainya di rumah, Heejin bersih bersih dulu. Abis itu baru dia ngebersihin badannya sendiri. Rasanya seger banget abis mandi. Setelahnya Heejin skincare an. Biar tetep cantik dia harus rajin skincare an. Baru aja rebahan di kasur abis make skincare, tiba-tiba ada suara klakson mobil.

Heejin kaget. Hwall dateng. Padahal setengah jam lalu dia baru pulang. Buru buru dia samperin buat bukain pintu rumah.

"Ngapain?"

"Nemenin."

"Siapa?"

"Hwall."

"Maksudnya nemenin siapa?"

"Heejin."

Heejin nyuruh Hwall masuk.

"Lo mau nginep Hwall?" Tanya Heejin waktu mereka berdua udah duduk di sofa.

Hwall dandanan nya udah beda. Maksudnya pakaiannya. Kalau sebelumnya agak rapih sekarang lebih santai.

"Emangnya ga boleh?"

"Y-ya biasanya kan bertiga sama bang Jungkook."

"Besok kan sekolah tapinya."

"Bawa seragam kok di mobil."

"Tapi kan-"

"Ya udah, gue pulang aja."

Hwall berdiri tapi gak jadi langsung Heejin tarik buat duduk lagi.

"Ya udah, lo pake aja kamar tamu kaya biasa."





Sekarang Heejin udah siap tidur. Udah jam setengah dua belas juga. Tapi Heejin mau nyamperin Hwall dulu buat nyuruh tidur karna dari tadi Hwall lagi nonton tv.

"Hwall, tidur."

"Sini dulu."

Hwall nepuk sofa di sampingnya. Heejin nyamperin.

"Ngapain?"

"Main TruthOrDare."

"Ngga mau."

"Oke, kamu pertama, truth or dare?"

"Gak mau!"

"Truth or dare?"

"Hhh, truth."

"Pernah gak lagi masak tiba tiba gosong?"

Heejin kira pertanyaannya yang berbahaya. Tapi kayanya ngga deh.

"Mmm, pernah waktu goreng ayam. Waktu itu ngga sengaja ditinggal kelamaan nonton tv."

Hwall ketawa. Heejin cemberut.

"Gantian! Truth or dare."

"Truth."

"Pasti pernah ikut balap!"

"Hehe." Dengan watados nya Hwall justru cengengesan. Sama Heejin di geplak lengannya.

"Tuh kan!"

"Sekali doang kok, udah ngga lagi."

"Diajak siapa kamu?"

"Eric waktu itu."

Dan berakhirlah sepuluh menit selanjutnya dengan omelan Heejin. Mulai dari jangan pernah ngikut balap lagi, bahayanya balap apa, konsekuensinya, dan berakhir dengan kekhawatiran Heejin yang disanggah Hwall dengan kata, "Sekarang aku gapapa kan? Aku ada di depan kamu kan? Jangan khawatir lagi ya."

Heejin ngangguk nurut.

"Hwall, sekarang udah malem."

"Udah tau kok."

"Tidur!"

"Ayo."

Hwall langsung narik tangan Heejin ke arah kamarnya, ralat, kamar yang ditempatin dia. Waktu nyampe depan pintu kamar, tangannya udah di lepas duluan sama Heejin.

"Ngapain Hwall?!!"

"Katanya tadi-"

"Ya di kamar masing-masing lah Hwall, tidurnya."

"Ya udah temenin aku dulu biar tidur. Lagi insomnia nih, butuh kamu."
























Insomia sih insomnia. Tapi olong banget ini Hwall tidurannya sambil meluk pinggang Heejin enak banget. Suruh lepas dong itu tangannya, Heejin nya senam jantung mulu soalnya dari tadi.

Kenapa yang dipeluk pinggangnya? Karena posisinya Heejin setengah duduk di papan sandaran tempat tidur sambil mainin rambut Hwall yang udah agak panjang. Rambut Hwall dari tadi dielus Heejin. Enak banget abisnya, halus.

"Hwall, tidur."

"Hmm..."

Lama-lama bukan Hwall yang tidur. Tapi malah Heejin yang matanya mulai merem.

"Heejin."

"Iya."

Hwall narik badan Heejin supaya jadi sejajar mukanya sama muka Hwall. Tapi malah posisinya Hwall lebih tinggi dari Heejin. Jadi Heejin harus dongak ke atas buat natap Hwall.

Hwall meluk Heejin. Sekarang gantian rambutnya Heejin yang dia elus.

"Heejin,"

"Hm."

"Heejin,"

"Kenapa Hwall?"

Hwall diam natap mata Heejin dalam. Mata abu-abu cantik Heejin. Hwall suka liat matanya. Heejin jadi salting.

Hwall senyum.

"Hwall sayang Heejin."

Mereka tatap tatapan. Tapi Heejin langsung meluk Hwall dan masuk kedekapannya, karna malu. Hwall bales peluk.

"Heejin juga sayang Hwall."

Dan terakhir sebelum mereka tidur. Hwall cium Heejin di keningnya.

"I love you."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
「✓」 Rusuh ; HwallTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang