Akal bulus: 4

4.6K 940 55
                                    

Pertama, aku seneng dong ya setelah sekian lama gak ketemu sama Jinan jadi bisa ketemu lagi gara-gara Pak Sello yang seenak jidatnya nurunin aku di pinggir jalan.

Kedua, aku juga seneng karena bisa tukeran nomor sama Jinan. Hehe. Hehehehe.

Ketiga, tapi semua kebahagiaan itu hancur lebur karena kelakuan anak Pak Sello alias Arian Dovan Wibowo yang entah secara sengaja atau enggak masukin ponselku ke dalam mug kopi yang memang biasa aku taruh di atas meja kerja dekat keyboard.

Kejadiannya bener-bener pas tempat di depan mataku sendiri. Aku beneran lihat dia, bocah nyebelin itu dengan santainya celupin ponsel aku ke dalam mug kopi setengah penuh itu sesantai dia celupin oreo ke dalam gelas susu.

ANAKNYA SIAPA SIH INI YA TUHAAAAAN?!!!

“Gak mau tau, Pak! Pokoknya Bapak harus ganti!”

“Masa anak Jenderal gak bisa beli handphone baru sendiri?” Cuek Pak Sello.

“Mantan Pak! Mantan!”

“Iya iya, mantan Jenderal.”

“Sekarang yang jadi masalah itu bukan saya anak mantan Jenderal terus gak mampu buat beli handphone baru. Tapi, ini masalahnya adalah anak Bapak yang udah bikin rusak handphone saya! Bapak harus tanggung jawab!”

“Bukti?”

Mataku mendelik, kedua tanganku terkepal ingin sesegera mungkin melayangkan tinju ke muka songong duda beranak satu di balik meja ini.

“Bapak lihat aja CCTV! Devi juga lihat kok gimana anak Bapak mikirnya handphone saya itu oreo versi baru.”

“Emang hape kamu android?”

“Iya! Udahlah, Pak buruan tanggung jawab!”

“Tanggung jawab apa?”

Bukan, itu bukan suara Pak Sello.

Yang satu ini suara perempuan. Kedengeran kaget dan sumbernya dari belakangku.

Aku belum balik badan sih, tapi Pak Sello matanya sudah mendelik sendiri melihat ke belakangku.

Wah, sial... Siapa nih?! Jangan-jangan mantan istrinya Pak Sello? Siapa namanya? Bu Maya? Bukan Maya Estianty, kan ya? Bukan Luna Maya juga, kan ya? Kalau iya ya apa kabar nasib hamba Ya Tuhaaaan???

“Tanggung jawab apa maksudnya?” Suaranya bersamaan dengan suara ketukan heels yang beradu dengan lantai ubin yang makin lama makin mendekat dan...

Tap.

Berhenti pas di sampingku.

Jujur, aku takut buat noleh.

“Ansello, kamu apain karyawan kamu hah?”

“A-An.. Salah paham, Mbak. Bukan— itu..”

Mbak? Pak Sello kenapa malah manggil orang ini kaya gitu?

“Salah paham gimana? Jelas-jelas dia tadi teriak minta tanggung jawab ke kamu. Kalau kamu memang gak betah sendiri, kenapa gak nikah lagi aja? Gak perlu bikin hamil anak orang.”

Mataku mendelik, kepalaku refleks menoleh, dan mataku makin ingin keluar dari tempatnya karena wajah yang aku lihat sekarang.

“Pak Sello pakai wig?” Tanyaku menceplos, memandang wanita di sebelahku ini dengan takjub namun juga bingung.

“Heh! Saya di sini kenapa kamu katain pakai wig heh?!”

Aku menoleh ke meja, dan ya, Pak Sello masih ada di sana, terus yang ini siapa? Mukanya mirip banget sama Pak Sello.

Wanita itu menoleh, menatapku dengan datar. “Saya Sahila, kakaknya Ansello. Kamu dihamilin sama dia?”

Mataku mendelik lagi. Emang tampangku kelihatan kaya orang yang sekali diajak "main" langsung hayuk gitu???

Hellooooooooowwwww...!!

Aku gak semurahan itu ya, TERIMA KASIH!!

“Mbak! Bukan gitu!”

“Hush! Mbak lagi ngomong sama perempuan ini! Kamu diem!”

“Mbak, tapi—”

“Diem!” Mbak Sahila mendelik ke Pak Sello, lalu kembali melihat ke aku.

Wah, gila sih..

Gak kakak gak adik kenapa gennya bagus banget gini sih?

“Sudah berapa bulan?”

Aku melirik ke Pak Sello, mukanya yang putih itu makin pucat pasi gara-gara takut sama kakaknya. Kocak abis.

“Eung..... Baru... Sepuluh menit yang lalu sih.. Mbak?” Jawabku, takut-takut.

“Sepuluh menit?!” Gantian Mbak Sahila yang melotot. “Yang bener aja kamu?!”

“Sil! Jangan makin dibikin mumet!” Seru Pak Sello.

Aku menoleh. “Y-ya kan emang baru sepuluh menit yang lalu!!” Protesku.

“Kalian baru ngelakuin sepuluh menit yang lalu?!”

WOAH, beneran mumet ini sih.

“Sil! Jelasin!”

“Kenapa gak Bapak aja?!”

“Ya kamu dong!”

“Kok saya?!”

“Ya iya!”

Lalu muncul Dovan dari balik pintu, setia dengan kotak rubiknya, dengan wajah sumringah menceletuk. “Pa, Dopan mau adek kaya Upin Ipin.”

INI APAAN SIH?! DOVAN DIRACUNIN APA LAGI SIH SAMA SI DEVIIII?!!

──

Wednesday // August 21, 2019

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Wednesday // August 21, 2019

NOTE:

Oke, mau ucapin terima kasih banyak buat kalian yang baca cerita ini! Hehe.

Sahila Sella Wibowo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sahila Sella Wibowo

AKAL BULUS - Pindah Ke Joylada ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang