“Loh, Sil?”
Aku melambaikan tanganku ke Devi. Dengan muka heran bercampur paniknya dia langsung berdiri dan menghampiriku, menggeretku hingga ke dekat pintu lift. Jelas jauh banget dari meja kerja kami dan ruangan Pak Sello.
“Kamu kok di sini??” Tanyanya agak berbisik.
“Disuruh Pak Sello kerja di sini lagi.”
“Ha? Buat jadi Sekretaris??”
“Jabatanku kemarin kan memang sekretarisnya Pak Sello, Dev.”
“Tapi, Sil.”
“Tapi apa?”
Devi tampak kebingungan, kemudian dia menangkup wajahku dengan kedua tangannya dan mengarahkan wajahku ke satu arah.
“Tuh, meja kamu udah ada yang ngisi.”
Aku memincing, mencoba memperjelas pandanganku.
Eh... Iya ya... Kok ada yang duduk di mejaku?
“Tadi Pak Brili yang bawa dia ke sini. Kalau gak salah namanya Lusi. Dia yang bakalan gantiin posisi kamu.”
Ha?
Gimana?
Mohon maaf, ini telingaku lagi gak dalam kondisi budeg mendadak kan ya?
Lusi?
Lusi siapa?
Lusinta Luna pacarnya Pak Brili?
“Denger-denger nih, si Lusi itu pacarnya Pak Brili.”
Ah, kampretun kamu Dev.
Ini terus aku disuruh ke sini tuh buat apa kalau ujung-ujungnya posisiku udah diambil sama pacarnya Pak Brili ini??
Tau gini mending aku ngebo aja di rumah sampai siang. Gak perlu bangun pagi-pagi. Tau gitu juga semalam aku nginep aja di rumah Angga. Bodo amat mau ngapain kek, ngegame sampai pagi kek, mabok kek.
Sumpah, aku kesel banget sekarang ini.
Aku singkirin tangan Devi dari wajahku, lalu buru-buru berbalik menekan tombol lift di belakangku. Namun, belum sempat itu tombol aku sentuh, suara dentingan yang lumayan sering aku dengar itu terdengar beberapa detik sebelum dua pintu besi di depanku ini terbuka.
Dan sosok yang buat aku datang kembali ke tempat ini menjadi pemandangan pertama yang tertangkap oleh netraku setelah si pintu lift terbuka.
“Si—”
Aku tanpa pikir panjang selonong masuk ke dalam lift, masa bodo dengan Pak Sello yang baru keluar dari sana. Segera tanganku terjulur menekan tombol lantai lobby. Ya, aku mau pulang. Mau ngapain juga di sini?
“Sil!” Seru Pak Sello sambil menahan si pintu, orangnya masuk lagi ke dalam lift.
“Kamu mau ke mana??” Tanyanya, berdiri pas di depanku, buat mukaku langsung bertemu langsung dengan kerah kemejanya.
Aku refleks mundur ke belakang dong, agak mendongakan kepala. “Pulang.” Jawabku.
“Kok pulang? Oh iya, tadi saya ke rumah Bunda kamu. Katanya kamu udah gak tinggal di sana lagi. Terus Bunda kamu juga bilang gak tau alamat rumah baru kamu di mana. Kenapa sih kamu gak bilang ke saya kalau kamu udah kontrak rumah sendiri? Pusing saya dari tadi nyari rumah kamu. Taunya kamu udah ada di sini.”
Aku membasahi bibirku. Memutus kontak mata dengan Pak Sello. Gak sopan kan ya ngasih tatapan marah ke bos sendiri?
“Kan saya udah bilang gak usah jemput.”
“Iya, maaf, saya egois. Terus sekarang kamu mau ke mana? Kenapa malah turun ke lobby?”
Aku makin melangkah ke belakang, menyandarkan punggung pada dinding lift. “Pulang.” Jawabku, melipat kedua tangan di bawah dada.
“Kok pulang?”
Aku menyandarkan kepalaku, menatap lurus pria berkemeja di depanku sekarang. Tumbenan cuma pakai kemeja.
“Pak, sebelumnya saya mau minta maaf ya. Bapak ini bodoh atau pura-pura bodoh sih? Atau memang sengaja mau ngerjain saya?” Aku menelengkan kepala, agak melotot menahan emosi. “Pak Brili udah nemuin pengganti saya, kan? Udah ada yang ngisi bagian sekretaris Bapak, kan? Buat apa saya ke sini?”
“Maksud kamu Lusi?”
“Tuh, sampiyan tau.” (kamu)
“Dia memang sudah ngisi bagian sekretaris. Tapi kamu juga tetap jadi Sekretaris saya, dan tugas kamu bukan di sini.”
“He?”
“Tugas kamu di rumah saya.”
“Ha?”
“Saya udah masukin Dovan ke TK, tugas kamu jagain dia selama saya di kantor.”
Aku memandang tak percaya Pak Sello dengan mulut setengah menganga.
“Bapak mau saya jadi babysitter-nya Dovan?!”
──
Sunday // October 20, 2019
NOTE:
Mulai part 24 kita udah masuk ke season kedua cerita ini ya. Nanti bakalan ada emoji yang nadain di depan.
Akan kah di season kedua nanti Silvi akan tetap barbar atau berubah jadi Bundadari?
Ewh, Bundadari matamu. —Silvia anaknya Pak Bima.
KAMU SEDANG MEMBACA
AKAL BULUS - Pindah Ke Joylada ✓
Fanfiction──ft. Seungwoo, Han ❝Heran, Bapak sama anak kok kaya pinang dibelah dua. Sama-sama suka bikin darah tinggi.❞ started: Sunday, August 4 2019 end : Tuesday, October 6, 2020 Copyright © shilaviox 2019