ALMOST

57 7 0
                                    

    Jimin melangkah ke arah kamar mandi mewahnya itu dan membasuh wajahnya. Lalu ia menikmati air hangat untuk beberapa saat. Setelah ia selesai, ia mengenakan bajunya dan berjalan keluar dari kamarnya menuju ruang makan. Jiyong dan Jihyun sudah menunggunya disana.

    "Dari mana?" tanya Jiyong.

    Jimin mengambil beberapa sayuran dan kemudian duduk lagi, "Hanya mencari udara segar," ujar Jimin.

    "Kau tidak melakukan hal bodoh kan?"

    Jimin memutarkan bola matanya, "Kau pikir aku akan melakukan apa?"

    "Sudah, cukup. Mari kita nikmati makanan ini," sela Jihyun.

    Jimin berhenti menatap Jiyong dan mulai menyantap makanannya. Tadi ketika ia hampir pingsan, ia berhasil mengendalikan dirinya walaupun secara tidak sengaja Jungkook menemukan dirinya sedang dalam keadaan lemah. Walaupun begitu, ia berpura-pura baik-baik saja dan pulang dengan segera.

    "Sebentar lagi persiapannya selesai," ujar Jiyong tiba-tiba di tengah-tengah keheningan ruang makan itu.

    Tangan Jimin terhenti. "Kau bilang masih 2 tahun," ujar Jimin.

    Jiyong menggeleng, "Perkembangan teknologi yang pesat membantu hal ini bisa di percepat,"

    "Tapi aku belum benar-benar siap, dan lagi apa yang sebenarnya kau rencanakan?" tanya Jimin.

     Jiyong mendengus kesal, "Oh come on, aku kan sudah mengatakan ini ratusan kali, Park Jimin." Ujar Jiyong.

    Jimin menggenggam erat sendoknya, "Dengan membunuh banyak manusia?"

    "Tidak ada kehormatan tanpa pengorbanan," Ujar Jiyong. Jimin menatap Jiyong dingin.

    Jihyun menaruh sendoknya kasar dan mendorong kursinya, "Aku sudah tidak nafsu makan. Kalian lanjutkanlah," Ujar Jihyun yang langsung melangkah pergi dari ruang makan dan menutup pintu kamarnya dengan kasar.

    "Apa yang kau rencanakan terhadap Jihyun?" tanya Jimin

    "Kenapa? Adik kecilku kan-"

    "Adikku," potong Jimin.

    "Kau dan dia, kalian sama-sama adikku secara hukum," ujar Jiyong sembari tersenyum ke arah Jimin.

    Jimin mengepalkan tangannya erat. Sementara Jiyong tetap melanjutkan makannya. Jimin memeguk minumannya dan langsung pergi dari sana. Jiyong menatap kepergian Jimin sembari tersenyum penuh arti.

    Jimin masuk ke dalam kamarnya dan langsung merebahkan dirinya di atas kasur. Tapi tak lama ia langsung terlelap.

***

    Aku tidak ingat kapan terakhir kali aku langsung terlelap setelah menyentuh kasur. Aku yakin dengan pasti Jiyong menaruh obat di dalam minuman atau makananku. Salah satunya adalah karena aku tidak bermimpi. Aku tidak bisa menggerakkan tubuhku

    Ketika aku bisa membuka mataku, aku menemukan diriku bukan berada di kamarku. Aku menatap sekeliling dan aku sedang berada di dalam laboratorium Jiyong dengan sebuah infus menempel di tanganku. Tubuhku masih terasa lemah.

Aku hanya dapat membuka mataku dan menatap sekeliling. Pintu terbuka dan aku menoleh ke arah pintu. Disana Jiyong berjalan ke arahku.

    "Oh! Adikku sudah bangun! Selamat pagi!" ujarnya dengan riang.

Apa yang ia lakukan sialan?!

    "Tenang saja, kau hanya perlu beristirahat," ujarnya. Ia hanya berdiri di sampingku dan menatapku dengan tatapan senangnya.

blackbutterfly [BTS FANFICTION]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang