Kala Hujan: Prolog

1K 125 11
                                    

Lelaki dengan balutan kaos hitam polos dan celana jeans tampak berlari terburu-buru untuk mencari tempat yang teduh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lelaki dengan balutan kaos hitam polos dan celana jeans tampak berlari terburu-buru untuk mencari tempat yang teduh.

Hari ini, pagi ini, diawali dengan hujan.

Jeno mendecih setelah berteduh, melihat kaos hitamnya yang sedikit basah. Pagi ini seharusnya ia bertemu dengan seseorang di sebuah kedai pinggir jalan, tetapi harus tertunda karena hujan tiba-tiba saja turun.

Jeno melihat arlojinya, lalu mendongak melihat langit yang tampak masih ingin mengeluarkan air. Sialnya, Jeno juga tidak membawa payung. Jeno pikir, pagi ini akan cerah.

Sembilan lebih empat puluh lima menit.

Jeno menatap arlojinya dengan khawatir. Jika ia terlambat bisa-bisa akan terjadi bencana. Hanya pertemuan biasa, tetapi jika batal akan membuat Jeno kehilangan pekerjaannya.

Pundak Jeno ditepuk oleh seseorang yang berada di belakangnya, "lagi buru-buru banget ya?" kata orang itu yang merupakan seorang perempuan. Jeno menyerngit bingung karena perkataan perempuan di depannya.

Perempuan dengan rambut hitam legam menyodorkan Jeno sebuah payung lipat berwarna hitam. "Pake ini aja kalau buru-buru."

"Ini dipinjemin?" Jeno menunjuk payung hitam yang disodorkan perempuan itu. Jeno memastikan bahwa perempuan itu benar-benar menyodorkan payung untuk pinjamkan kepadanya.

Perempuan itu mengangguk sebagai balasan. "Kamu bisa pake, kembaliin kalau pas ketemu lagi. Aku bawa dua payung soalnya." Perempuan itu menarik pergelangan Jeno dan menaruh payung lipat itu di genggaman Jeno, memaksa rupanya.

"Makasih, ya. Gue balikin nanti," ucap Jeno seraya membuka payung dengan tergesa-gesa. "Gue harus balikin kemana? Rumah lo dimana?" Sebelum Jeno benar-benar pergi, ia bertanya kepada perempuan yang berada di hadapannya sekarang.

"Pakai aja dulu, urusan ngembaliin nanti aja." Perempuan itu tersenyum dan mulai membuka payung lipat berwarna putih yang ia bawa sebelum meningalkan Jeno yang terdiam beberapa saat.

Jeno jadi penasaran siapa perempuan yang memiliki senyum semanis itu.

Jeno jadi penasaran siapa perempuan yang memiliki senyum semanis itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kala HujanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang