Jeno baru saja menyelesaikan lukisannya, dan siap dikirim ke tempat pameran hari ini. Pagi ini sudah menunjukkan pukul tujuh. Matahari sudah benar-benar menampakkan wujudnya dan seorang Lee Jeno belum memejamkan matanya.
Matanya berat, tentu saja. Hampir semalam Jeno tidak tidur. Kantung matanya yang terlihat sangat jelas, kebiasaan Jeno adalah begadang.
Bahkan pakaian yang ia kenakan banyak sekali noda cat untuk melukis tadi, Jeno terlalu lelah untuk mengganti pakaian.
Sembari merasakan aroma teh yang baru saja dibuatnya dengan kepala yang diletakkan di meja dan tangan sebagai bantalannya. Jeno memejamkan matanya sebentar. Setidaknya memejamkan mata sebentar walaupun tidak berpengaruh besar.
Juga ada makanan siap saji yang terletak di sebelah Jeno yang baru saja datang karena pemuda itu memesan dari ponsel. Tidak tahu juga, makanan siap saji itu akan berakhir dimakan Jeno atau hanya dibiarkan mendingin.
Jeno benar-benar terpaksa harus membuka matanya saat ponselnya berdering dan menampilkan nama Haechan. Dengan berat hati Jeno harus menerima panggilan telepon dari Haechan.
"Mana lukisannya?" Suara Haechan terdengar dari ponsel Jeno saat pemuda itu menyalakan loudspeaker dan kemudian terdengar teriakan yang sangat nyaring dari sana. "Jaemin, berisik banget dah."
Jeno masih memejamkan matanya, tidak berniat untuk menjawab pertanyaan Haechan. Lebih baik ia tidur daripada berbicara dengan Haechan.
"Woi, Jen!" Jeno tersentak saat Haechan tiba-tiba berteriak dari balik telepon.
"Udah jadi, lo ambil sendiri ke sini. Gue mau tidur dulu." Jeno mematikan panggilan secara sepihak dan mulai tidur dengan posisi yang sebelumnya.
Jeno meletakkan ponselnya dengan sembarangan, dan kemudian ada getaran kecil yang berasal dari ponselnya. Masih dengan kepala yang berada di atas meja, Jeno membuka matanya untuk melihat sesuatu dari layar ponsel.
pukul sepuluh pertemuan di restoran dengan klien
Jeno meletakkan ponselnya dengan kasar dan mengacak rambutnya frustasi. Mulai duduk dengan benar dan menyesap secangkir tehnya. Setidaknya secangkir teh yang hampir mendingin dapat menenangkan Jeno.
Pemuda itu memutuskan untuk membersihkan diri dan bersiap untuk pertemuan pukul sepuluh nanti. Sebenarnya jam sepuluh nanti bukan pertemuan penting, hanya pertemuan persetujuan sana dan berbincang sedikit.
Bersiap selama tiga puluh menit membuat Jeno lebih segar dan sedikit tidak mengantuk.
Melahap sarapan makanan sajinya di depan televisi yang sedang menampilkan kartun. Hanya burger dan soft drink yang Jeno buat untuk sarapan, selebihnya ia taruh di meja.
Setelah tandas semua sarapannya, Jeno beralih untuk memainkan ponselnya untuk mengisi waktu yang ada. Memainkan sebuah permainan yang berada di ponselnya, Jeno sangat tampak serius dan sesekali menghela napas saat tidak berhasil memenangkan permainan.
Benar-benar menyita waktu, Jeno bermain ponselnya hampir satu jam. Bahkan jarum jam sudah menunjukkan pukul sembilan lebih lima menit. Membuat Jeno harus keluar dari permainan dan bergegas untuk pergi karena sebuah pekerjaan.
Jeno segera melesat mengambil kunci mobilnya dan keluar dari apartemen. Dengan senandung kecil yang keluar dari mulutnya, Jeno mulai berjalan ke arah mobilnya.
Mulai menyalakan mesin dan menjalankannya ke jalan raya. Lagu yang terputar dari radio mendampingi Jeno menuju ke tempat tujuannya.
•kala hujan•
Pukul sepuluh kurang lima belas menit, Jeno menginjakan kaki di restoran dengan makanan Italia yang terkenal enak. Menuju lantai dua, dimana Jeno memesan tempat pertemuan kerjanya yang terbilang santai.
Jeno duduk di meja dengan empat kursi dan seorang pramusaji menuangkan anggur merah dalam gelas milik Jeno.
"Boleh minta air mineral?" pinta Jeno pada pramusaji dan mendapatkan sebuah respon anggukan. Jeno butuh air mineral untuk menghilangkan kartunya yang tiba-tiba datang lagi.
Jeno menunduk dan mulai membuka ponselnya untuk mengetahui berita apa saja yang ada dihari ini. Jeno baru saja membaca berita pertama tetapi ada seseorang yang memanggilnya namanya dan membuat pemuda itu terkejut bukan main.
"Jeno?"
✒
beneran kaget sama respon kalian di bagian sebelumnya
pokoknya, terimakasih banyakkalau kata Jeno:
KAMU SEDANG MEMBACA
Kala Hujan
FanficKala hujan, Kami bertemu ft. Lee Jeno and Park Siyeon ©Tissata, 2019