Siyeon memasukkan ponsel, earphone, buku catatan dan payung lipat ke dalam totebag berwarna putih miliknya.
Matahari hampir bersembunyi sepenuhnya dari langit hari ini dan coffee shop juga sudah tutup. Siyeon orang terakhir yang pulang hari ini karena harus memastikan semua telah selesai sebelum di tutup.
"Saya pulang dulu," ujar salah satu pegawai sebelum meninggal coffee shop yang hampir gelap. Hari ini jadwal coffee shop untuk tutup lebih awal.
Siyeon hanya menanggapi dengan senyuman dan mulai beranjak dari posisi duduknya untuk keluar dari coffee shop dan mengunci toko miliknya.
Di usia yang terbilang masih muda, Siyeon sudah memiliki coffee shop yang tidak sepi dari pengunjung. Dengan dibantu tantenya, Siyeon memulai coffee shop setelah ia lulus dari sekolah menengah atas. Dengan kuliah sastra bahasa yang dibilang tidak mudah, Siyeon dapat mengatur semuanya.
Siyeon mulai berjalan di trotoar untuk ke ujung jalan membeli sebuah roti, di ujung jalan terdapat toko roti yang sering dikunjungi oleh Siyeon.
Suara bel yang berdenting kala Siyeon mendorong pintu toko roti tersebut. Aroma roti yang baru saja diambil dari panggangan dan aroma cokelat yang menyapa Siyeon.
Siyeon mengambil nampan dan piring lalu mengitari jejeran roti yang dapat diambil sendiri. Pertama, diambilnya sepotong cheescake. Kemudian ia berjalan lagi ke sisi yang lainnya untuk mengambil beberapa croissant yang baru saja keluar dari pemanggang. Sebenarnya roti ini lebih enak jika dimakan untuk sarapan, tapi tidak ada salahnya untuk camilan malam.
Siyeon berjalan ke arah pojok ruangan untuk menempati bangku yang kosong disana. Dengan ditemani secangkir coklat panas, Siyeon mulai melahap roti pilihannya. Musik klasik menemani Siyeon selama disana.
Gadis itu mengeluarkan ponselnya dari dalam totebag karena ada panggilan yang masuk.
Satu potongan croissant telah habis dilahap Siyeon. Menghilang beberapa remahan yang ada di tangannya dengan jari-jarinya. Lalu Siyeon mulai menjawab panggilan dari ponselnya, "halo?"
"Sudah selesai belum berkasnya, editor kesayangan?"
"Udah, aku kirim malam ini pakai email. Aku lagi di luar, nggak bisa ngirim sekarang," ujar Siyeon seraya melahap cheescake.
"Gue tunggu malam ini ya."
Panggilan diputuskan secara sepihak oleh penelepon.
Siyeon memutuskan untuk membuka aplikasi yang sudah lama tidak ia buka, sosial media. Siyeon akan bermain ponsel jika dibutuhkan saja, akhir-akhir ini ia juga sibuk jadi hanya sempat bermain ponsel saat sedang beristirahat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kala Hujan
FanfictionKala hujan, Kami bertemu ft. Lee Jeno and Park Siyeon ©Tissata, 2019