❝ When you gotta run
Just hear my voice in you
Shutting me out of you
Doing so great, You...❞Siang ini saluran 21 menayangkan serial drama mandarin baru, lantaran serial yang sebelumnya sudah mencapai episode terakhirnya—tamat tepat pada tempo hari. Di drama kali ini, protagonisnya punya paras seperti bidadari, sepasang kaki jenjang, dan permukaan kulit putih mengkilap bak porselen—penampilan yang mustahil dimiliki oleh seorang miskin.
Tetapi herannya, di sanalah wanita itu berperan, cantik dan dihimpit kemiskinan—selagi seorang kaya yang tampan dan sedikit angkuh tampaknya bakal dipasangkan untuk jadi masa depannya yang penuh dengan adegan komedi romantis. Aku iri.
"Lepaskan aku."
Potongan demi potongan terus berjalan lambat untuk keduanya dapat saling bertemu, lalu ada banyak sekali dialog-dialog pemeran pendukung yang membuang waktu. Aku membunuh detik demi detik itu dengan mengusap-usap bekas luka pada pergelangan kakiku dan sesekali mengelupas kulit matinya yang menjijikkan.
"Hei, aku mau kita bekerja sama."
Semakin membosankan. Padahal aku ingin segera menyaksikan pertemuan ajaib dengan kelopak bunga berjatuhan dan akhir yang bahagia. Tapi butuh setidaknya 15 hingga 39 episode untuk bisa melihat akhir dari dramanya, sedangkan aku tidak yakin punya waktu semelimpah itu.
Aku merengkuh kaki yang kutekuk rapat dengan dagu yang bertopang bosan ke atas lutut. "Kalau pemeran utamanya jelek seperti aku, apa cowok ganteng dan kaya itu tetap mau?"
Mendadak aku melemparkan pertanyaan pada Namjoon yang tengah terbaring di atas tempat tidur dengan sepasang tangan yang terbelit rantai panjang ke teralis jendela—seperti singa jantan yang digunduli rambutnya, seperti badak kehilangan cula, seperti meriam tanpa mesiunya—pernah berbahaya.
Aku menipunya semalam dan aku sempat berpikir ia bakal berhasil membuat teralis itu lepas dari jendela oleh amarah dan tenaganya yang menyeramkan.
"Hei! lepaskan aku, maka kau juga kulepaskan dari rumah ini. Aku janji."
Aku tertegun. Ia hendak melepasku dari sini? Begitu saja? "Enam hari sebelumnya kau merantaiku di tempat yang sama, kau juga harus tahu bagaimana rasanya." jawabku tegas.
Wajah manis Namjoon tertekuk turun, sejak tadi pagi tidak sedetikpun kedua lesung pipitnya menyembul naik, yang ia tunjukkan hanya wajah cemas yang tumpah dari sorot matanya.
"Kau tahu 'kan, kalau aku tidak sekejam Namjoon yang kau temui di dalam gelap itu? Aku sering mengobati lukamu, menyiapkan sarapan, bekal makan siang, bahkan makan malam untukmu."
"Lalu?"
"Lalu percayalah, sekarang pun aku bisa membawamu pergi jauh-jauh dari tempat gila ini."
Kupalingkan wajahku, kembali melanjutkan drama yang terjeda. Aku benci Namjoon yang 'ini', membingungkan dan sedikit aneh. Mengapa semudah itu aku dilepaskan jika sebelumnya Namjoon 'yang lain' dengan susah payah memperangkapku di sini?
KAMU SEDANG MEMBACA
Slow Dancing in The Dark | Kim Namjoon
Fanfiction"... tapi jikalau kau terus-terusan ingin mati saja, itu kenangan pahit." 🔺A short story / FICLET 🔺You X Kim Namjoon BTS 🔺Tracklist : Slow Dancing in The Dark - Joji Written in June 17th | Cover by peach-nuc