6. GAME OVER [end]

1K 192 98
                                    

Give me reasons we should be complete

You should be with him, I can't compete.

Kau pilih mana, seumur hidupmu disakiti atau seumur hidupmu kesepian?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kau pilih mana, seumur hidupmu disakiti atau seumur hidupmu kesepian?

Aku lebih memilih seumur hidupku dirundung kesepian.


Aku berusaha keras mengabaikan segala jenis pergantian waktu. Memusingkan jika mengingatnya seorang diri lantaran di tempatku tinggal, tidak ada yang membahas hari, bulan, maupun tahun—seakan itu bukan hal penting—lalu aku juga bersikap demikian. Tetapi sejauh ini, para pengawas mengganti kalender di ruang tunggu sebanyak tiga kali. Jadi kutebak aku melewatkan hari-hari tanpa Namjoon selama tiga tahun. 

Akhir-akhir ini aku memikirkan bajingan itu. Bagaimana kenangan mengerikan yang ia buat melintas begitu saja, terlalu mendadak. Aku pun tidak siap.

Pepatah bilang kau tak bisa menggenggam erat air, begitu juga dengan ingatanku tentang Namjoon. Sedikit saja, aku mungkin melupakan wajah Namjoon tapi tidak dengan apa yang dilakukannya. Seakan ia telah memadamkan secercah cahaya yang ada padaku dan berhasil mengobarkan apinya yang menyala-nyala. Aku terbakar habis dan yang tersisa hanya amarah bercampur rinduku yang pendar padanya.

Rindu bukan bagian dari logika, jadi kau bisa saja jatuh rindu pada orang jahat sekalipun selama kenangan tentangnya betah menempel pada ingatanmu, seperti kenangan yang buram dan lengket.

Tapi bagaimana tepatnya cara membedakan antara kenangan yang buram atau mimpi buruk yang terus berulang

Jemari kakiku terbenam di antara pasir-pasir pantai yang basah. Ombak tipis berayun menyentuh permukaan kulit dan membasahi ujung gaunku yang asing di ingatan. Aku lupa jika sebelumnya tengah mengenakan terusan katun biru kedodoran yang aneh. Entahlah, aku tiba-tiba melupakan banyak hal pada titik ini.

Gemuruh ombak berdesir bersama dengan nama Namjoon yang kuulang-ulang melalui benakku. Sambil memandangi kedua ujung langit dan laut yang menyatu, aku mengeja namanya yang manis. 

'Aku ingin mengingat wajah Namjoon... Aku ingin melihat dia lagi, Kim Namjoon.'

Di kala namanya berulang kali berdengung, wajah dan sosok Namjoon seketika melintas di benak—wajah yang nyaris kulupakan.

Pusing, pandanganku berputar cepat seperti langit yang menjulang tinggi bergerak jatuh menimpaku. Aku tersungkur dengan tangan gemetar dan gumpalan ombak menyapu basah tubuhku.

Kudekap kedua kakiku erat, berupaya menghadang terpaan angin yang meniup tubuhku ke laut, seakan hendak mendorongku pergi melenyapkan diri. Aku tidak tahu mesti melakukan apa selain memeluk tubuhku yang membeku sendirian dan membiarkan air laut yang lengket merembesi gaunku.

Slow Dancing in The Dark | Kim NamjoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang