Bab 4

70 4 1
                                    

Mata Vio mengerjap, perempuan itu menutup mulut dengan tangan ketika menguap.

"Hah?" Mata Vio terbelalak ketika menatap jam yang melingkar di pergelangan tangannnya, jam 4 sore itu berarti sekolah sudah bubar. Vio bergegas turun dari ranjang, sejenak ia memegangi kepalanya yang terasa pusing.

"Lo tidur apa mati?"

Suara itu sukses membuat Vio cemberut. Ia menatap sebal cowok berjambul yang sedang duduk di sofa yang tersedia di UKS.

Ardi, cowok tampan itu berdiri dari duduknya. "Cepetan keluar, gue mau balik!"

"Ngapain lo di sini?" tanya Vio. Ia tidak mengenal cowok di hadapannya ini.

"Gara-gara petugas UKS ada urusan akhirnya gue di suruh Jagain lo sama Ibu Lida," jelas Ardi.

"Kenapa nggak di bangunin aja tadi."

"Pengennya gue bangunin tapi sama Bagas di larang." kata Ardi ketika mereka sudah keluar dari UKS.

"Bagas siapa?" kening Vio berkerut.

"Cowok yang selalu pake masker."

Kening Vio semakin berkerut, ia mengedikkan bahu pertanda tidak tahu.

"Udah ah nggak usah di bahas, gue duluan." Ardi berjalan lebih dulu meninggalkan Vio.

"Makasih ya!" Vio sedikit berteriak karena Ardi telah berlalu, dari kejauhan cowok itu mengangkat jempol tangannya.

"Nggak pernah liat cowok yang selalu pakai masker deh." gumam Vio. "Kenapa dia nggak ngebolehin cowok tadi bangunin gue?" Vio menggaruk kepalanya, bingung sendiri. Tidak ingin ambil pusing Vio menuju kelasnya untuk mengambil tas setalah itu ia menuju parkiran. Di tempat parkir hanya ada mobil miliknya juga bebarapa mobil guru yang masih belum pulang.

Sore ini Vio tidak langsung pulang, tiba-tiba saja ia teringat dengan Aura. Jadi Vio memutuskan untuk mampir sebentar ke makam kakaknya itu. Sesampainya di pemakanan Vio berjalan menyusuri setiap gundukan tanah yang di atasnya di tumbuhi nisan. Sebelum menemukan makam Aura, Vio berhenti sejenak matanya menangkap sosok lelaki yang sedang berjongkok di depan makan Aura.

"Kak Kevan," gumam Vio. Perempuan itu membalik badan ketika lelaki yang dilihatnya itu berdiri ingin meninggalkan makam.

"Kak Kevan ngapain?" tanya Vio ketika cowok itu melewatinya.

Cowok itu menaikkan sebelah alis, hanya itu setelahnya berlalu pergi tanpa menjawab pertanyaan Vio.

"Kecurigaan ini semakin mendasar." Vio berjalan ke arah makam Aura lalu berjongkok di sana. Mengelus nisan yang terukir nama kakaknya itu dengan lembut.

"Dia siapa Kak?"

"Ngapain dia ke sini?"

"Apa orang itu penyebab Kakak pergi?".

Vio terus melontarkan berbagai macam pertanyaan walaupun ia tahu tidak akan pernah mendapat jawaban.

____

Samperin ke kelas X11 IPS 2, sekarang. Sendirian!

"Sya, lo tau nggak siapa yang ngasih surat ini?" tanya Vio setelah membaca surat yang terletak di atas mejanya.

Syabil mengedikkan bahu. "Tulisannya apaan emang?"

Vio menunjukkan surat itu pada Syabil.

"Dari Kakak kelas berarti Vi."

"Iya, gue tahu. Tapi ngapain gue di suruh ke sana?"

"Kalau lo pengen tahu, samperin aja ke sana."

Teka-Teki RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang