Bunga sakura berguguran dengan elegan dan menyentuh tanah. (Name) mengulurkan tangannya, membiarkan tangannya menyentuh sakura yang berjatuhan. Karena terlalu terpukau dengan bunga, dia lupa kalau ada pertemuan dengan Knights. Dia berlari ke studio dengan cepat dan membuka pintu studio yang berhasil menimbulkan suara yang sangat keras.
"Ma-maaf aku terlambat..!" Ucap (Name) sambil membungkukkan badannya.
"Kau tak perlu minta maaf, (Name)-chan. Lagipula kita hari ini tidak ada latihan." Balas Arashi membuat (Name) diam mematung di depan pintu.
"Eh~?!" Arashi menarik (Name) masuk dan menyuruhnya duduk.
(Name) duduk sambil menatap kosong ke sekitanya. Dia duduk sangat tegak saking canggungnya pada situasi. Ini bukan pertama kalinya dia di ruangan bersama laki - lakinya dan dia perempuan sendiri, sama sekali bukan. Hanya saja... Leo menyandarkan punggungnya sambil menyusun lagu, tidak memedulikan (Name) yang menahan beban yang diberikan Leo.
"Leader. Berhenti bersandar ke punggungnya Onee-sama. Apa kau tidak bisa melihat kalau Onee-sama keberatan menahanmu?" Tegur Tsukasa.
"Eh? Tapi (Name) terlihat tidak keberatan kok. Lagipula disini nyaman!" Balas Leo sambil mencari posisi yang nyaman.
Yang dijadikan tempat sandaran secara tiba - tiba hanya bisa pasrah dan menulis sesuatu di kertas yang dia bawa. Menulis puisi sudah menjadi hobinya sejak kecil, dia suka merangkai sebuah kata - kata menjadi irama, menyusun perasaannya menjadi sebuah kalimat yang indah.
(Name) menghembuskan napas panjang dan menatap ke dinding langit.
"(Name)-chan terima kasih atas puisi yang kau buat, isinya begitu menyentuh hatiku. Apa kau mendapatnya juga, Izumi-chan?"
"Puisi itu? Ya, aku mendapatnya. Puisi itu mengingatkanku pada lirik lagu buatan Ou-sama." Komentar Izumi membuat (Name) mengalihkan pandangannya dan tertawa gugup.
"Apa kalian membicarakan puisi yang dibuat (Nickname)? Isinya begitu memukau. Terima kasih sudah membuatkannya untukku," sambar Ritsu yag dibalas anggukan kecil dari (Name).
"Aku juga berpikir seperti itu. Puisi buatan Onee-sama sangat marvelous." Puji Tsukasa.
Terukir senyuman hangat di wajahnya (Name).
"Apa kau mendapat puisi dari (Name), Leo-kun?" Tanya Izumi membuat Leo yang asik menyusun lagu menoleh ke sumber suara.
"Eh.. puisi dari (Name)? Oh! Jadi, kalian mendapatnya juga? Wahaha, (Name) sudah mulai terbuka dengan orang lain!" Seru Leo, meguap keluar dari mulutnya. Dia langsung menidurkan kepalanya diatas pangkuannya (Name). Semua orang di ruangan terkejut melihat tindakan sang Raja yang sangat berani kepada sang Ratu.
"Aku sudah mendapat sekitar Um.. berapa ya..? Oh! 64 puisi buatan (Name). Dua hari yang lalu, dia memberikan aku 2 lembar puisi, jadi sekarang ada 66 kertas." Lanjut Leo sambil melanjutkan menyusun lagunya.
"Sebenarnya ada 132 lembar lagi di kamarku untuk Leo-nii." Batin (Name) yang asik mencoret kertasnya. "Tapi dia tidak perlu tahu itu."
Leo meletakkan kertas dan pulpennya di lantai dan menatap lurus ke manik biru langit tersebut. Sang pemilik bola mata tersebut tersenyum saat menyadari kalau ada seseorang yang melihat kearahnya.
"Apa kau membuat lagu disaat aku tidur? Sebaiknya kau tidak memaksakan dirimu kalau kau benar - benar mengantuk." Kata (Name) dengan khawatir.
Semua orang di ruangan melihat adegan kedekatan (Name) dengan Leo. Sebagian dari mereka tahu kalau kedua remaja tersebut dalam sebuah hubungan, kecuali Tsukasa.
![](https://img.wattpad.com/cover/187333162-288-k328872.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Inspiration (Leo Tsukinaga x Reader)
Fanfic(Name)(Surname) adalah gadis yang sangat berbakat. Dia juga murid yang sangat populer. Dia juga berteman baik dengan murid lain dan murid sekolah lain. Tapi, dunianya seketika berubah 180°. Dia juga harus pindah sekolah dan menjadi produser. Inilah...