chapter 8

17K 447 15
                                    

"Kalo gitu bimbingan aku sampai aku berpengalaman."

____

Rifai menyemburkan minumannya dan mengenai wajah Elisa yang sedang berbaring di pahanya. Elisa segera bangun dan mengelap wajahnya yang basah. "Jorok kamu Fai. " Kesal nya.

Rifai membantu membersihkan air yang menempel di rambut Elisa.
"Pertanyaan kamu bikin aku kaget, bodoh." Rifai menoyor kepala Elisa.

"Kok kamu ngatain aku bodoh. Kan kamu bilang kalo mau pacaran harus berpengalaman dulu. Nah aku mau berguru sama kamu biar aku pengalaman." Elisa polos atau bodoh sama sekali tidak bisa di bedakan.

Rifai memijat kepalanya yang terasa berdenyut akibat ulah sahabat. Bukan apa-apa, Rifai tidak mau terjadi yang iya-iya antara dirinya dengan sahabatnya. Cukup sekali Rifai hilang kendali saat melihat Elisa yang tak berdaya akibat alkohol.

Bukan gampang melupakan bibir ranum Elisa dan kulit halus miliknya. Dan yang paling membuat Rifai tidak bisa melupakan adalah gundukan padat milik Elisa yang sangat pas di tangannya. Memikirkan nya saja pun membuat darah Rifai mendidih.

"Gini ya Elisa Kusumah. Belajar hm.. Seks itu bukan ke sembarang orang." Rifai masih berusaha agar Elisa mengerti maksudnya.

Tapi nyatanya Elisa malah bertanya lebih jauh, dan sukses membuat Rifai syok. "Yang aku tau, seks itu tentang dia kelamin menyatu kan?" Tanya nya polos.

Ingin sekali Rifai berteriak kepada Elisa untuk jangan memancing harimau yang sedang tidur. "Aku mau ke kamarku." Rifai memilih untuk keluar. Tapi Elisa menarik tangan Rifai sampai ia kembali terduduk kembali.

"Kamu mau kemana, aku kan belum selesai sesi tanya-tanya nya." Kesal Elisa karena Rifai memilih meninggalkannya.

"Pertanyaan kamu ngga ada faedahnya tau ga." Rifai benar-benar dibuat frustasi oleh Elisa. Sesuatu dari dalam dirinya meminta dikeluarkan meski hanya sekedar bicara tanpa melakukan hal apapun.

"Bilang aja kamu ngga tau. Sana pergi, dasar ngga guna kamu." Elisa menendang bokong Rifai untuk pergi dari kamar yang akan ditempati Elisa.

Merasa tertantang Rifai tidak beranjak dari tempat duduknya.
"Oke aku bakal ngajarin kamu apa itu seks. Anggap saja sebagai seks education. Puas?"

Mata Elisa berbinar mendengarnya. Anggap saja ia memang bodoh. Sebenarnya ia tahu betul apa itu seks. Elisa bukan anak kecil yang tidak tahu tentang apa-apa. Seks education juga sudah ia dapat dari sekolahnya. Dia memang sengaja memancing Rifai, ingin tahu apa yang akan Rifai lakukan. Dan tentang pacaran, jujur saja Elisa tidak tertarik.

"Baik, apa yang ingin kamu ketahui?dan apa yang kamu ketahui tentang seks?" Rifai berbalik menghadap Elisa. Mereka kini berhadapan.

Tangan Elisa ia taruh di dagu, berpura-pura sedang berfikir.
"Hm.. Aku cuma tau, seks itu dua kelamin saling menyatu." Jawabnya.

"Ya kamu benar. Tapi sebelum itu harus ada forplay lebih dulu. Em.. Kalau dalam olahraga itu, seperti pemanasan." Kepala Rifai berdenyut akibat perbincangan mereka yang menurutnya sangat tidak baik untuk dibicarakan dengan lawan jenis. Apalagi mereka dalam satu kamar yang sama.

"Seperti menggoyangkan tangan?" Tanya Elisa bersikap polos. Sekali lagi ditekankan, Elisa bukanlah gadis se polos itu. Ia tahu apa itu seks dan juga forplay. Elisa juga beberapa kali menonton blue film yang di kirim via chat di grub temannya dikampus.

"Betul. Seperti itu. Tapi forplay dalam seks berbeda dengan pemanasan di dalam olahraga. Dia seperti--" Rifai menimbang kembali ucapannya. Otaknya benar-benar sedang berusaha keras untuk tidak membayangkan yang iya-iya pada Elisa. Bagaimanapun juga, Rifai pria normal yang akan bereaksi akan pembicaraan sensitif.

PASSIONATE PARTNERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang