chapter 7

17K 434 13
                                    

Happy reading ❤

ELISA KUSUMAH POV

Sudah lima hari aku berada di lombok, ternyata yang aku kira akan mudah, malah masakah datang silih berganti.

"HAH..." aku membuang nafas kasar.

"Kangen rifai..... Kangen nyebelin nya.... Kangen otak gesreknya......" ucap ku sedih.

Tapi tunggu, ngapain juga aku kangenin tuh orang, yang dikangenin aja ngga ngangenin, palingan sekarang lagi asik sama pacar barunya, buktinya aja selama aki disini dia ngga pernah nelpon aku sekalipun.

"Arggghhhh... Ibu.... Bunda......" teriakku tidak jelas di dalam kamar hotel, untung saja kedap suara, kalau tidak mungkin aku sudah di usir dari sini.

"Sudah jam sembilan, aku ada pertemuan penting, julian pasti udah nunggu di bawah, ngapain juga mikirin rifai, cihh cowo ngga peka gitu dipasar juga banyak." ucapku sok tegar.

Sebelum turun kebawah aku melihat diriku di cermin. Hari ini aku memakai kemeja berwarna putih dengan celana jeans berwarna sama, tidak lupa aku memakai kacamata berwarna hitam, dan ku gerai rambut hitamku, siapa tau ada turis nempel satu gitu.

Aku dan julian janji bertemu di caffe sebelah hotel tempat kami, disitu juga tempat kita mengadakan pertemuan penting.

"Selamat pagi bos." kataku penuh semangat.

"Semangat banget, kaya abis dapet bonus gaji."

"Harus semangat dong, kan tar dapet bonus dari bos." candaku.

"Haha... Boleh nanti dapet bonus kencan juga dari bos kamu."

"Maunya kamu itu mah."

"Mau dong.... Kan kamu juga masih single, ayuk ahh sarapan dulu nanti telat." ajak julian menarik tangan elis yang masih mencerna ucapan julian.

Aku memakan makananya dengan khitmad, tanpa ada yang berbicara, berbeda saat dengan keluarga erlangga, rifai yang selalu melucon, serta bunda rifai yang cerwet. Ahhhh aku rindu dengan mereka.

"Mungkin perjaan kita ada di percepat di sini."

"Benarkah?" tanyaku.

"Iya, itu berkat kerja kamu yang sangat cekatan." puji julian.

"Bisa aja tuan."

"Hey aku berkata yang sebenarnya, kamu ini sudah pandai dan menarik." rayu julian, tapi yang dirayu sedang tidak fokus, elis melihat di seberang ada pria yang sedang menyebrang, sosoknya sangat elis kenali.

"Rifai." lirih elis.

"Apa?." tanya julian bingung.

"Ah... Ngga bukan apa-apa." elak elis, dalam hatinya, tidak mungkin dia melihat rifai disini. Mungkin ia berhalusinasi saking rindunya sama cowo petakilan itu.

"Yuk kita selesaikan pekerjaan kita." ajak julian setelah selesai sarapan.

*

"Ah...... Akhirnya merdeka juga, dua hari lebih cepat dari perkiraan." ucapku senang.

"Kalau begitu, kamu bisa ambil bonus kamu." kata julian.

"Yeahhh..... Lumayan bonus buat anak di kampung." candaku.

"Ada satu lagi bonusnya, nanti malam dinner sama atasan kamu yang tampan." ucapnya percaya diri.

"Hu... Pede." ledekku.

"Nanti malam, aku tunggu di Taman belakang, bonus kamu ada disana."

"Emang bonus apa si di sana?" tanyaku penasaran.

PASSIONATE PARTNERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang