- 07 -

110 22 1
                                    

***

"Dasar wanita murahan!!"

Sejak tadi hanya kalimat itu yang terniang ditelinga Yuri. Hatinya merasa sakit setiap kali membayangkan dengan mudahnya dia direndahkan akibat perbuatan yang sama sekali tidak dia lakukan.

Yuri duduk disebuah kursi kayu yang waktu itu pernah dia duduki bersama Young Kwang. Gadis itu mengingat bagaimana Young Kwang menggenggam tangannya dan mengatakan hal yang mampu membuat hatinya menghangat.

Seketika air mata Yuri jatuh, bukan hanya sakit saat mengingat ucapan gadis yang memakinya namun juga sakit saat mengingat jika bahkan untuk dicintaipun Yuri tidak ada hak.

"Aku memang bersalah, tetapi apa aku harus dihukum seberat ini?"

Isakan Yuri semakin menjadi kala bayangan masa lalu kembali menghantuinya, gadis itu tersakiti. Entah dimasa lalu ataupun saat ini.

***

Choi Sooyoung menatap pantulan dirinya dikaca. Rambut pendek serta wajah putihnya terlihat menambah kecantikan gadis itu, jemari itu meraih tas kecil berwarna biru gelap dan dengan segera berjalan keluar dari kamarnya.

Choi Sooyoung melirik Young Kwang yang ada diruang tengah, dengan sedikit berlari gadis itu mendekat.

"Kau tidak ke kantor?"

"Apa kau itu anak-anak?"

Gadis itu cemberut saat jawaban Young Kwang tak seperti harapannya.

"Ini masih pagi dan kau berlari seperti anak kecil, sadarlah kau akan segera menikah Noona."

Sooyoung yang awalnya kesal dengan segera tersenyun sambil duduk disebelah laki-laki berjas hitam itu.

"Apa yang baru saja kau katakan? apa aku tidak salah dengar? kau memanggilku Noona, benarkan?"

Young Kwang dengan segera merapikan beberapa dokumen yang tadi dia periksa dan dengan segera berdiri dari duduknya.

"Itu tidak penting."

Sooyoung dengan segera kembali berdiri dan mengikuti langkah Young Kwang menuju pintu keluar.

"Tentu saja penting, ini sejarah dalam hidupku, sejak orang tua kita menikah kau memutuskan untuk berhenti berteman denganku kau ingat?"

"Itu karena aku tidak bisa menganggapmu saudaraku."

"Kau naif sekali."

Keduanya masih melangkah, hingga sampai didepan sebuah mobil hitam milik Young Kwang. Laki-laki itu berbalik menatap Sooyoung.

"Apa kau bisa menganggapku adikmu setelah lebih dari 10 tahun kita bersahabat?"

"Ayolah, bukankah lebih baik kita menjadi saudara, hal itu akan menutup kemungkinan kau menyukaiku bukan?" Sooyoung tertawa pelan melihat wajah Young Kwang yang berubah kesal.
"Sekarang sebaiknya aku ikut kau ke kantor."

Gadis itu dengan segera melangkah memutar menuju pintu berlawanan.

"Kau bisa naik mobilmu, aku ingin sendirian pagi ini."

ONE ( Hiatus )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang