NARS 3

13 0 0
                                    

Mentari pagi menyapa saat aku berada dalam angkutan umum jurusan Cimahi-Garut  , perjalanan menuju sekolah kali ini terasa lebih lama karena perbaikan jalan yang sedang di lakukan .
Boring , kesel , sedih , dan takut terlambat bercampur jadi satu , tapi entah kenapa semua rasa itu tiba tiba hilang begitu saja saat mobil yang ku tumpangi mendadak berhenti di sebuah warung sederhana itu , TIA , ya ... Tia ternyata satu jalur dengan ku hari itu . Semua rasa kesal , sebal , muak , hilang begitu saja saat aku melihatnya naik mobil usang ini .. "eh sudra ? Ternyata kita satu jurusan ya " ucapnya penuh senyum " eh iya ternyata ... Hehe rumah kamu disini rupanya ? " Jawabku penuh asa .
Aku dan Tia pun berbincang ria selama perjalanan menuju sekolah , tibanya di sekolah ternyata kami terlambat 30 menit , guru piket pun terpaksa menghukum kami karena telat datang , yang saat itu hanya berdua . Kami pun di suruh untuk berkeliling lapangan sebanyak 10x , yang awalnya aku paling tidak suka dihukum , malah ingin sering sering di hukum dengan catatan di hukum nya sama Tia hehe..
Saat sedang berlari mengitari lapangan sambil ditemani oleh pantulan cahaya Surya pagi , kami saling tatap , saling usil , dan saling tertawa "aku bakal telat terus ah kalo kaya gini mah " " eh ko kaya gitu ? Jangan dong !" " Ga apa apa , asal ntar kamu temenin aku telat , biar kita bisa olahraga bareng kaya gini " '' ah dasar gombal " ..
Setelah selesai dihukum , kami pun masuk kelas sambil berkucur keringat kesenangan . "SAATNYA JAM KETIGA DIMULAI" bel suara berbunyi kencang kali ini , saatnya pelajaran seni budaya di mulai , kami pun berkumpul seperti waktu itu . "Eh gimana nih ? Cerita yg kemarin jadi ?" Saut beberapa anggota " jadi lah .. tinggal kita bikin kostumnya ,trus akting deh" jawab ku "Halah ngomong aja gampang ,ntar pas tampil malah grosir eh grogi " jawab mereka " ngga lah .. kan latihan dulu Bambang" .. kami pun mulai menyusun siapa saja yang menjadi siapa .
Setelah kami menentukan siapa yang akan berperan , kami pun mulai menyusun naskah dan latihan kecil untuk pemanasan . "Wahai adinda , maukah kau jadi permaisuri ku?" Celotehan ku pada Tia sambil posisi seperti orang yang sedang melamar , " ih apaan kan belum mulai" jawabnya sambil tersipu malu" "huuuh dasar bucin kau" jawab anggota lain .. "heh dengerin ya ? Orang yang bilang gua bucin , itu sebenernya pengen ngebucin tapi gak punya objek !" " Halah bad attitude control of tongue" "hah apaan tuh ?" " B.A.C.O.T !!! " Serentak mereka mengejek ku .
Setelah menghapalkan naskahnya , kami pun mulai beradu akting satu sama lain, canggung , bahagia, seneng , dan gembira bercampur jadi satu , karena aku jadi Bandung Bondowoso dan Tia jadi Roro Jonggrang  , yang notabene kami akan jadi pasangan dalam cerita ini ( yang aku berharap juga bakal jadi kenyataan ) ..
"Roro , kiranya engkau mau jadi permaisuri ku?"
"Iya Bandung , aku mau "
" Serius? Yes makasih Tia "
" Ih apaan , kan cuman di cerita ini kan "
-JLEEB , Seolah ada panah dengan kecepatan cahaya menembus dada ini ..
"Iya tau kan cuman di cerita ini , siapa tau udah cerita ini juga bisa jadi kan ?"
" Jadi apa ? "
" Jadi pasangan lah Tia ''
" Idih ngarep " ..
.
Lalu akupun mulai memberikan gombalan khas ku pada Tia
"Tia , kamu kenal Iwan ga ?"
" Iwan ? Iwan mana ? "
" Iwan to be your boyfriend :v"
.
"Lah lah .. kalo kamu kenal Asep ga?" Sahut Tia
" Asep ? Siapa?"
"Asepted "
Sejenak aku terdiam mencerna kalimat itu , baru ngeh kalo asepted itu plesetan acepted

.
Kami pun saling tertawa , tersenyum , tersipu malu ..

.
Bersambung

NARSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang