part 4

8 1 0
                                    

*flashback
"Kenapa sih harus kayak gini. Loe brengssek tau nggak".
.
.
Entah apa yang dipikirkan Mino, sampai sampai dia mempunyai rasa pada seseorang yang salah. Aku tidak ada niat sama sekali untuk membuat Mino menaruh hati padaku.
Pada saat itu aku pun langsung meninggalkan Mino tanpa memedulikan bagaimana keadaan Mino.
.
.
~22.05
Tuttt~Tutt.
'Hallo, ini dah malam unna ngapain loe telpon gue?'
'Al, gua butuh loe. Hikss' suaraku yang sudah bercampur dengan rintisan air mata dan senggukan itu pun membuat aletha kebingungan.
'Oke gua otw kerumah loe, loe diem gua mau ngambil kunci dulu'.
Aletha keluar malem? Aletha tinggal sendirian di surabaya jadi dia sedikit bebas dalam keluar rumah.
Dan kalian tau dimana kakakku saat aku seperti ini? Dia hanya berkata 'Dasar bucin, kebanyakan nangis sih loe'
.
.
Tin~tin.
Tak lama aku menunggu Aletha diluar rumah akhirnya motor aletha datang.
"Loe kenapa sih?" tanpa pikir panjang aletha langsung meletakkan helm dan menghampiri aku.
Aku menceritakan apa yang terjadi saat aku dengan Mino tadi.
.
.
20 menuite latter
         "Loe tau Al, gua gamau ngerusak hubungan sahabat gua sama Mino jika kita mempunyai hubungan yang lebih Al".

         "Gini deh na, loe besok coba ngomong baik2 sama Mino. Keluarin apa yang ada dipikiran loe, omongin semua sama Mino. Biar Mino pun juga paham tentang keadaan loe. dah sekarang yuk tidur gua ngantuk"
.
.
.
07.00
Tit.. Titt.. Titt. (Suara jam beker berbunyi)
Dan ada sepasang mata berusaha untuk membuka mata dan menggerakkan tangannya menuju suara jam beker tersebut.
.
.
Sesudah mematikan jam beker pintu kamar mandi terbuka dan kelurlah seorang bidadari yang berbalut handuk dan rambut yang berantakan seperti singa.
.
"Tumben udah mandi lo, biasanya masih molor" ejek aletha
.
"Yee, ya lo kali yang masih molor"
"Didalem kamar mandi masih ada handuk tuh mandi sana"
.
"Iyyeee baweeell" kata aletha sambil bergerak menuju kamar mandi dan tak lupa tangan jahilnya mencubit pipiku.
.
.
(Ruang makan)
"Hayy alethaa ini sarapan dulu, tumben nginep?" tanya mama sambil menyodorkan sepotong roti pada aletha

"Iyya tante kemaren malem unna nelfon saya katanya dia lagi patah hati hehehe" ejek aletha yang membuatku melotokan sepasang bola mataku padanya.
.
"Bucin itu ma si unna" ejek tambahan dari ana yng tiba2 muncul dari kamarnya.
.
"Apaan sih an, ngikut aja"
.
"Sudah2 sarapan dulu, maaf ya aletha mereka berdua memang sering debat kek anak kecil gitu"
.
"Iyya tante gapapa"
Akhirnya kita pun menyelesaikan makan dan pergi berangkat ke kampus.
.
.
.
.
.
.
14.30
Tap tap tap *suara sepatu menghampiri unna yang sedang duduk di koridor sekolah yang sudah sepi.
.
"Unna, maafin Mino yaa. Mino hanya ingin mengungkapkan semua yang Mino pendam selama ini sama Unna."
.
"Iyya Mino, Unna ngerti kok tapi lebih baik kita gausah punya hubungan lebih. Sahabat sudah cukup untung kita berdua Mino percayalah hubungan ini akan teramat lebih erat jika kita sahabat bukan pacar"
*Mino hanya menjawab dengan anggukan pasrah saja
"Eh yuk pulang dah mau sore"-Mino
.
.
Tuk tuk tuk, cklekkkkkk *suara pintu kamar Unna
"Unna, eh ku kira dah tidur kamu"-Mama
.
"Belum ma"-kata Unna sambil melepas handset yang ia pakai
.
"eh katanya kamu lagi patah hati, masak anak mama yang tomboi bisa patah hati, yang sering patah hati kan kakakmu itu"-Ucap mama dengan tertawa
.
"Apaan sih ma"-Unna dengan mengeliatkan badannya
.
"Unna, pertahankan hubungan sahabatmu sayang jangan sampek pecah gara gara ada salah satu yang punya perasaan"
.
"Kok mama tu sih"-Unna sambil duduk dan menatap mamanya
.
Mama Unna pun menasihati anaknya dengan penuh kesabaran.

"hubungan yang teramat lama adalah hubungan yang tidak ada kata pisah"-Mama🧡

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 23, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang