17 years later...
Sunrise Dandelion Carlote atau yang biasa dipanggil Sun oleh penghuni istana kerajaan dan biasa dipanggil Dandelion oleh teman-temannya, berjalan dengan anggun mendekati Ratu Senja yang duduk di kursi favoritnya sambil merajut.
Gaun peach panjang Dandelion menyapu lantai yang ia pijak.
Dandelion mengangkat gaunnya sampai setinggi betis, bukan karena takut kotor melainkan karena mengganggu kakinya saat berjalan.
Kakinya sering sekali menginjak gaunnya sendiri sehingga ia hampir tersandung.
"Yang Mulia Ratu," sapa Dandelion menunduk hormat.
Ratu Senja tersenyum teduh, "Kau tak perlu memanggilku begitu, sayang. Kau adalah anakku, tak perlu bersikap formal seperti itu," Ucap Ratu Senja.
Dandelion mengangguk patuh, kemudian ikut tersenyum.
"Baik Bunda,"
"Ada apa, Sun?" Ratu Senja bertanya.
"Bolehkah aku pergi ke festival kerajaan? Aku janji hanya sebentar." Dandelion memohon pada Ratu Senja.
"Dengan siapa?" Tanya Ratu Senja.
"Dengan Starla dan Fuego," jawab Dandelion.
Ratu Senja mengangguk, "Baiklah, Bunda mengijinkanmu,"
Dandelion tersenyum senang, "Terima kasih, Bunda,"
"Tapi ingat, hanya di festival kerajaan." Peringat Ratu Senja
Dandelion berterima kasih kembali, setelah itu ia segera pergi terbang menuju pintu utama kerajaan dan para pengawal langsung membukakan pintunya.
Fuego menunduk hormat. Fuego Ardiente adalah seekor burung phoenix peliharaan Dandelion yang ia rawat dari kecil.
Dandelion dan Fuego memang sudah ditakdirkan untuk bersama, karena element api yang dimiliki Dandelion.
Dandelion mendarat, sayap goldnya menekuk. Ia mengusap kepala Fuego dengan lembut.
"Menunggu lama?" Tanya Dandelion lembut.
"Tidak sama sekali," jawab Fuego.
Dandelion mengangguk, "Baiklah, ayo kita pergi. Tapi di mana Starla?" Tanya Dandelion.
"Starla ada di kolam belakang," ucap Fuego.
"Naiklah,"
Fuego terbang, kemudian bertengger di tangan kanan Dandelion.
Dandelion mengepakan sayap goldnya menuju ke kolam belakang, tempat Starla biasa bermain dengan Agua Azul, atau yang biasa dipanggil Azul.
Azul adalah seekor hiu megalodon betina yang sangat ganas. Azul bisa berubah menjadi kecil karena kekuatan yang dimilikinya, dan ia juga bisa berubah menjadi besar kembali.
Azul juga bisa hidup di air tawar. Sama halnya dengan Dandelion dan Fuego, Starla dan Azul juga ditakdirkan untuk hidup bersama.
Dandelion menemukan Starla sedang bermain air dengan Azul.
"Star, ayo kita pergi. Bunda sudah mengijinkanku."
Mata biru Starla berbinar, "Benarkah? Kalau begitu ayo kita pergi!" Ucap Starla bersemangat.
"Baiklah, tapi bagaimana dengan Azul?" Tanya Dandelion.
"Ah, tenang saja, Azul bisa berubah menjadi kecil dan dia juga bisa berenang di gelembung air buatanku. Ayo Az, kita harus pergi segera, kita akan pergi ke festival bersama sahabat kita, Putri Sunrise." Kata Starla pada Azul.
"Yang benar saja? Bagaimana jika aku terkena api dari si merah Fuego." Ucap Azul ketus.
"Siapa juga yang mau menyemburkan api padamu, yang ada aku yang terciprat oleh airmu, dasar biru." Balas Fuego tak kalah ketus.
"Hei! Bukannya apimu tak akan padam jika terkena airku?! Malah airku yang akan menguap karna apimu, Ferguso!" Kata Azul mulai kesal.
"Fuego, Fuego Ardiente! Bukan Ferguso! Dan ya, ternyata kau masih ingat kejadian itu, dimana airmu mendidih kemudian menguap. Tapi apakah kau pikir bahwa apiku tak akan padam? Apakah kau ingat saat kau memadamkan apiku?!" Tanya Fuego sedikit menaikan nada suaranya.
Azul tersenyum sinis, "Heh! Kejadian itu terjadi karena kekuatanmu sedang melemah bodoh!" Balas Azul.
Tubuh Fuego semakin merah dan semakin panas, api mulai muncul di kepala Fuego. Udara di sekitar mereka pun jadi ikut panas.
"Kau bilang aku apa?" Tanya Fuego.
"Kau bodoh!" Jawab Azul tenang.
Udara semakin panas, Starla mengelap keringat yang menetes di pelipisnya, sementara Dandelion hanya memperhatikan saja, ia sudah biasa dengan pertengkaran ini.
Wajar saja, api dan air tidak akan pernah bisa bersatu, jadi apabila Fuego dipertemukan dengan Azul, mereka akan bertengkar secara terus menerus.
Fuego terbang dari tangan kanan Dandelion menuju ke pinggir kolam. Sayapnya mulai mengeluarkan api.
"Kau ingin aku mendidihkan kolammu?" Tanya Fuego.
Gigi tajam Azul mulai muncul, tubuhnya juga mulai membesar, namun tidak bisa sebesar wujud aslinya. Fuego juga, Fuego sebenarnya burung phoenix yang sangat besar dan memiliki sayap yang lebar.
"Aku yang akan memadamkan apimu terlebih dahulu!" Jawab Azul.
Starla berjalan mendekati Dandelion.
"Dan, sepertinya mereka akan bertengkar kembali, bagaimana ini?" Tanya Starla gelisah.
"Biarkan saja," jawab Dandelion.
Mata Starla terbelalak, "Hah?! Biarkan saja?! Kau ini bagaimana?!"
"Sebentar lagi akan ada penengah," kata Dandelion tenang.
"Siapa?" Tanya Starla
"Tunggu saja."
Kembali pada pertarungan antara api dan air.
"Apakah kau yakin bisa memadamkan apiku?" Tanya Fuego sombong.
"1000% yakin!" Jawab Azul mantab.
"Baiklah, sekarang padamkan ini!" Api mulai muncul diseluruh tubuh Fuego. Setiap Fuego mengepakkan sayapnya, udara akan semakin panas.
Saat Azul mulai membuat pusaran air, tiba-tiba udara yang awalnya panas berubah menjadi sedikit sejuk, salju pun mulai turun dengan sendirinya.
TBC
Chapter 1, done!Jangan lupa voment..
Vuur Meisje.
KAMU SEDANG MEMBACA
SUNMOON
Fantasy"Semoga semesta mengijinkan kita bersatu." ¤¤¤¤ Sunrise Dandelion Carlote, calon pewaris tahta kerajaan Nature yang memiliki element api jatuh cinta pada Moonlight Andrew Prime, pangeran dari kerajaan Icy yang berelement es. Lika-liku hubungan mener...