SUNMOON ||Bab 4||

50 16 6
                                    

"Ini, gak bagus," gumam Dandelion.

"Apa yang harus kita lakukan sekarang, Sun?" Tanya Snowy yang berada di pelukan Dandelion.

Dandelion terdiam. Otaknya sedang berpikir keras, memikirkan sebuah strategi agar mereka bisa lolos dari kepungan musuh.

Keringat dingin mengalir dari pelipis Dandelion saat merasakan sebuah aura negatif mulai berputar-putar di sekeliling mereka.

Musuh sudah melancarkan serangan pertama, sedangkan otak Dandelion belum menemukan satupun ide.

'Tenang Dandelion, tenang. Kamu harus bisa memikirkan ide agar bisa lolos dari mereka.' Batin Dandelion.

Dandelion menutup mata, masih mencoba untuk tenang. Sementara Snowy berusaha membuat badai salju agar aura negatif itu cepat menyingkir dari sekeliling mereka.

"Ayo, pergilah! Jangan buat aku takut..." ucap Snowy.

Salju yang ia buat sedang bertarung dengan sang aura negatif, membuat ledakan-ledakan kecil.

"Ayolah, jangan terus menerus berputar di sana," Snowy kembali mengeluarkan kekuatannya.

"Kalau hanya salju sekecil ini kita bisa langsung membunuh kalian," ucap sebuah suara yang entah berasal dari mana.

Dandelion membuka matanya karena terkejut. Lagi-lagi ketenangannya terusik.

"Sun..." panggil Snowy lirih.

Tubuh Snowy bergetar karena ketakutan. Salju miliknya mulai menipis.

"Kalian takut?" Tanya suara itu.

Dandelion memberanikan diri untuk bertanya. Di dalam hatinya ia sedang membacakan beberapa mantra pelindung dan penyerang.

"Siapa kalian? Apa urusan kalian dengan kami?!" Tanya Dandelion.

Suara tawa milik sesorang menggema, "Urusan kami bukan dengan kalian, tapi hanya dengan Anda, Sunrise Dandelion Carlote," jawab suara itu diselingi oleh kekehan.

"Aku bahkan tidak kenal dengan kalian! Apa yang kalian inginkan dariku?!" Tanya Dandelion.

Percikan api hasil kekuatannya mulai keluar dari jari telunjuknya, ia masih mengumpulkan kekuatan apinya agar bisa sekali serang. Dandelion tidak tau, apakah cara ini akan berhasil atau tidak.

"Tahtamu," jawab suara itu singkat.

Namun hal itu membuat wajah Dandelion pucat dan berkeringat dingin.

Mereka jelas musuh yang berat. Mereka pasti musuh kerajaan, kalau tau akan terjadi kejadian seperti ini, Dandelion akan ikut dengan Andrew dan Galaxy saja.

"Ledakan api!" Teriak Dandelion mengarahkan kekuatannya pada salah satu titik yang menurutnya adalah sumber dari aura negatif itu.

Ledakan itu terjadi, terlihat seseorang berjubah hitam mencoba untuk berdiri. Jelas saja dia terkena ledakkan besar dari kekuatan Dandelion.

Dandelion tersenyum kecil, dalam hati ia bersyukur karena instingnya tidak salah. Namun sekarang Dandelion bisa melihat 7 orang berjubah hitam yang kini menjadi musuhnya.

"Ternyata keterdiaman Anda sedari tadi tengah memikirkan strategi ya? Bagus juga," ucap orang berjubah hitam yang membawa tongkat dengan permata berwarna coklat.

Permata itu mengingatkan Dandelion pada sesuatu. Ah, element tanah.

'Tunggu, element tanah?! Black fairy?! Para pengikhianat?!' Batin Dandelion berteriak saat sudah mengetahui bahwa yang sedang mengepung mereka adalah black fairy.

Sekilas info tentang black fairy. Black fairy dulunya adalah peri biasa, mereka menjalankan tugas sebagaimana para peri menjalankan tugas mereka. Namun, ada salah satu komunitas yang ingin menentang kebijakkan Raja dan ingin merebut tahta kerajaan.

Mereka sempat hilang, namun kini mereka kembali dengan menyerang secara terang-terangan. Mungkin hilangnya mereka dikarenakan mereka sedang merencanakan sesuatu secara matang.

"Ada apa ini? Kenapa ribut sekali?" Tanya Fuego yang baru terbangun dari tidurnya.

"Fuego!" Pekik Dandelion dan Snowy secara bersamaan.

"Apa?" Tanya Fuego, kemudian tubuhnya merasakan aura negatif yang sangat kental.

Fuego menatap para black fairy dengan tatapan datar.

"Mereka mengacau ya?" Tanya Fuego sambil terbang ke pundak Dandelion.

"Jadi, sudah sejauh mana mereka menyerangmu? Apa ada yang terluka?" Fuego memberondongi Dandelion dengan pertanyaan.

Dandelion masih terdiam, Fuego yang menyadari kalau Dandelion sedang fokus dengan kekuatannya pun beralih pada Snowy.

"Mau membantuku, Snow?" Tanya Fuego.

Snowy mengangguk.

"Apa rencanamu?" Giliran Snowy yang bertanya.

"Serang dengan es, bukan salju. Bekukan mereka yang berada di dekatmu, sementara aku akan terbang di udara untuk membakar mereka yang sedang bersembunyi," Fuego mulai mengepakkan sayapnya.

"Serang sekarang, Snow!" Fuego melesat dengan kecepatan tinggi.

Snowy turun dari pangkuan Dandelion dan mulai menyerang para black fairy itu.

"Diserang oleh para hewan peliharaan? Cih," ucap salah satu black fairy berdecih, ia menangkis serangan es Snowy.

Api mulai muncul setiap Fuego mengepakkan sayapnya yang lebar, para black fairy yang tidak menyadari kehadiran Fuego pun terkena api Fuego.

Fuego dan Snowy sudah hampir menang, tiba-tiba ada guyuran air besar yang memadamkan api Fuego dan mencairkan es Snowy.

Dandelion membuka matanya, ia menemukan Starla yang tengah menatapnya dengan tajam.

"Dandelion! Apa yang kamu lakukan?! Kenapa kamu membiarkan Fuego dan Snowy mengacau!" Pekik Starla.

Dandelion hanya menatap Starla dengan tatapan datar.

"Harusnya kami yang bertanya padamu, Star. Apa yang kau lakukan dengan memadamkan apiku?" Tanya Fuego.

"Apa yang aku lakukan?!! Aku berusaha menyelamatkan mereka dari apimu!" Jawab Starla.

Snowy membelalakan matanya.

"Kamu menyelamatkan para black fairy itu?" Tanya Snowy sembari mengeringkan tubuhnya yang terkena guyuran air Starla.

"Kau pengkhianat, Starla! Pantas saja kau berpencar sendirian, ternyata kau sedang merencanakan penyerangan dengan para black fairy itu!" Tuduh Fuego.

Tubuh Starla menegang.

TBC

Senin, 4 Mei 2020

Vuur Meisje.

SUNMOONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang